Ep. 34 - 🌲

514 86 6
                                    

Hari ini hari terakhir liburan sebelum besok para anak sekolah kembali bergelut dengan buku pelajaran dan lembar soal, dan di kesempatan kali ini tentu tak mau di lewatkan begitu saja dengan layar televisi maupun kasur empuk bagi Lami dan Guanlin. Berkat ide jenius sang abang, Lami dengan segala rengekannya meminta Jennie dan Shownu mengantarkannya membeli peralatan sekolah, padahal kalau boleh ditelisik lebih jauh hampir semua peralatan sekolah Lami tak ada satupun yang rusak atau harus diganti. Ini semua tak lebih dari usahanya dan sang abang untuk mengais keajaiban milik Tuhan, mungkin saja hari ini ada sedikit keberuntungan yang bisa membuat eksistensi keberadaan keluarganya yang sudah dipisahkan oleh ketuk palu pengadilan bisa kembali membaik.

Jadilah hari minggu ini Shownu dan Guanlin akhirnya memacu mobil hitamnya menuju apartemen Jennie dan menjemput wanita itu dengan anak perempuannya untuk bersama-sama pergi ke salah satu pusat perbelanjaan.

Selama perjalanan Lami dan Guanlin mencoba mencairkan suasana, mereka bercerita panjang lebar tentang semuanya, termasuk nelangsa mereka yang harus menonton film favorit yang kembali di putar di layar televisi kali ini di tempat yang berbeda.

"bu-yah, gimana nanti nonton ant-man sekalian?"

"tumbenan dek, kamu kan nggak suka film gituan" sanggah Jennie sambil menengokkan kepalanya ke kursi penumpang dan menemukan wajah excited Lami.

"ya nggak apa-apa, kan abang suka. Abang belom nontonkan?"

Guanlin mengangguk bersemangat sambil memasang senyum lebarnya.

Sejujurnya pasca kejadian perceraian kedua orang tuanya hubungan Guanlin dan Lami semakin membaik, mereka kembali dekat seolah dulu tak pernah terjadi kejadian apapun yang sempat membuat hubungan mereka menjadi renggang. Adik kecilnya itupun sudah kembali mau berceloteh ceria kepadanya, dan Guanlij bersyukur untuk itu. Begitu juga kedua orang tuanya yang memilih menyerah dan menyetujui ajakan Lami demi melihat kembalinya hubungan baik kedua anaknya tersebut.

Disepanjang siang itu Lami tak ada henti-hentinya membuat Jennie dan Shownu terjebak pada satu keadaan yang sedikit sulit bagi mereka. Selain mengajak mereka berdua untuk menemaninya membeli tas sekolah dan sepatu untuk abangnya, sekarang Lami menjebak kedua orang tuanya untuk bernostalgia makan bersama disebuah restoran yang menyandang tittle sebagai restoran favorit keluarga mereka sambil menunggu jadwal film mereka.

Dan sekali lagi, Shownu dan Jennie tak bisa menolak ajakan peri kecilnya itu.

"jadi gimana kantor?" tanya Jennie basa-basi di tengah keheningan mereka berdua yang di tinggal Lami dan Guanlin ke kamar kecil.

"baik-baik aja, mungkin dua bulan lagi bakal peresmian cabang baru di luar Jawa"

"kamu yang bertanggung jawab?"

"belum tau, baru besok bakal di rapatin" jelas Shownu sambil memasukan sepotong daging ke dalam mulutnya sampai keheningan kembali memenuhi meja itu, sampai nada suara dari ponsel Jennie yang diletakkan diatas meja mengintrupsi.

Dengan satu kedipan mata yang tak disengaja Shownu bisa melihat nama siapa yang tertera sebagai pengirim pesan singay itu, nama seorang laki-laki yang sudah tidak asing bagi Shownu. Laki-laki yang beberapa minggu lalu saat sidang putusan hakim dijatuhkan datang untuk menjemput Jennie.

Senyum tipis namun getir sempat terpasang diwajah Shownu tapi buru-buru di rubahnya saat Guanlin kembali dan memposisikan duduk dihadapan mereka.

"Lami lama banget, coba ibu liat dulu deh"

"nggak usah bu, bentar lagi juga balik" cegah Guanlin.

Setelah makan siang yang menyenangkan bagi Guanlin dan Lami namun tidak terlalu bagi kedua orang tuanya, mereka berempat memutuskan untuk segera pergi ke bioskop dan menunggu disana. Lami masih dengan semangatnya berceloteh riang tentang rasa tidak sabarnya besok kembali ke sekolah. Sedikit berbeda dengan sang abang yang cuma akan menceritakan tentang rencananya di hari pertama besok saat di tanya.

MondramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang