Ep. 40

397 90 7
                                    

Siang ini posisinya Yeri dan Rena udah duduk manis di salah satu sofa sebuah kafe deket kampus mereka. Siang ini akan ada sebuah konfrensi besar dengan topik yang bersumber dari Yeri. Rena sendiri udah kelewat penasaran sampai-sampai ngebujuk Yeri dengan berbagai hal sampai menawarkan alat catokan Rena yang baru beli bulan lalu supaya Yeri mau bercerita bulan lalu. Sayangnya Yeri menolak, Yeri bersikukuh menunggu dua anggota lain yang sampai saat ini belum datang, masalahnya Yeri malas kalau harus mengulangi cerita hebohnya sampai dua kali. Dan itulah yang membuat Rena makin penasaran, masalahnya kemarin malam kehebohan Yeri yang sesumbar punya gosip paling panas selama tahun 2018 sudah seperti dia baru saja memenangkan sebuah mobil Ferrari lengkap dengan Sebastian Vettel sebagai supirnya.

"Yer, buruan ih ceritain teteh dulu. Keburu teteh ada kelas nanti jam 2" mohon Rena untuk yang ke sembilan kalinya, tapi sayang Yeri menggeleng cepat tanpa mengalihkan perhatian dari layar telfon genggamnya.

"Nunggu si cunguk Haechan sama Eunbin dulu ah teh. Bentar lagi juga nyampe"

"elah, kemana juga tuh dua bocah. Kayaknya dari tadi dah ngabarin otwnya" gerutu Rena sambil mengaduk-aduk greentea lattenya.

Untung saja tak berselang lama dua oknum berseragam putih abu-abu yang di nantikan terlihat menyembulkan kepala dari pintu depan kafe. Dengan langkah terburu Haechan dan Eunbin langsung menghampiri dua orang yang sudah memasang tampang kesal.

"lama!" gerutu Yeri saat Eunbin sudah membantingkan tubuhnya ke sofa disebelahnya.

"Haechan naik motor udah kayak Kusir keluarga Kraton Jogja aja, pelan banget gue juga gregetan" balas Eunbin sambil merebut minuman Rena. "panas teh" ucapnya setelah mendapat lirikan tajam sang kakak.

"ya gimana gue nggak pelan-pelan, itu kaki lo baru beberapa bulan yang lalu lepas Pen. Gue takut kenapa-kenapa. Lagian jantung gue juga nggak berhenti degdegan takut-takut ntar Jinyoung tau gue njemput elo tanpa ijin. Bisa nyeremin loh tuh anak kalau udah ngamuk" balas Haechan tak mau terima.

"lagi teteh nggak mau rugi banget ngajak ketemuannya di deket kampus, padahalkan ini jauh dari sekolah aku, apalagi Haechan. Mana macet sama panas lagi!"

"kebanyakan alasan lo berdua" tuduh Rena cepat "buruan cerita deh Yer udah lengkap ini!" ujar Rena membuat Yeri langsung menegakkan posisi duduknya. Sekarang kondisinya Yeri memang duduk di sebuah sofa single sementara kedua saudara dan sahabatnya duduk di sofa panjang tepat dihadapannya lengkap dengan fokus hanya tertuju padanya.

"kalian nggak bakal percaya sama apa yang bakal gue ceritain!" seru Yeri bersemangat membuat Rena berdecak sebal karena kata-kata barusan sudah didengarnya berulang kali sejak kemarin malam.

"yaudah buruan cerita!"

"dengerin ya, gue nggak mau ada intrupsi apapun, apalagi dari elo Chan! Gue mau cerita sampai selesai dulu baru nanti kalian boleh komentar" tegas Yeri membuat ketiga orang dihadapannya mengganggu patuh.

Setelahnya Yeri pun memulai ceritanya mulai dari awal saat sang abah menyuruhnya untuk mencari Lucy yang ijin pergi es krim tapi tak kunjung kembali saat langit sudah menunjukan niatan untuk menurunkan air matanya. Malam itu dengan gerutu dan kekesalan yang memuncah Yeri tak bisa menemukan Lucy di toko yang dimaksud, awalnya Yeri sudah berniat putar balik dan justru melaporkan sang adik yang berbohong pada sang abah, sayangnya saat melewati taman komplek manik mata Yeri bisa menangkap siluet sang adik yang masuk ke lapangan basket. Yeri sudah siap berteriak memanggil Lucy kalau saja tidak sadar ada orang lain di sana, Guanlin.

Dengan rasa penasaran yang mendadak terpantik, Yeri dengan langkah perlahan mencoba mendekat berlindung di balik dinding lapangan. Dan saat detik pertama Guanlin berujar dia merindukan Lucy saat itulah Yeri membulatkan tekat untuk menguping pembicaraan mereka, semuanya. Dari awal sampai akhir tak ada satupun bagian yang dilewatkan Yeri. Membuat gadis itu masih setiak berjongkok disana bahkan setelah Guanlin menyampaikan harapan suapaya Lucy menemukan seseorang yang lebih baik darinya. Yeri mematung. Otak di kepalanya mendadak tidak bisa diperintahkan untuk melakukan apapun berkat terlalu banyaknya informasi yang didapatkannya, apalagi semua hal yang di sampaikan Guanlin adalah hal-hal yang tidak bisa di percayai gadis itu.

MondramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang