Ep. 35 - 🌲

386 82 16
                                    

Suara mesin mobil seolah jadi satu-satunya latar musik diantara Shownu dan Guanlin, tak ada dialog diantara mereka bahkan setelah 30 menit mereka berada di posisinya sekarang, masih diseberang rumah Wonho. Suasana diantara mereka bahkan rasanya lebih dingin dari AC dimobil itu. Guanlin yang tadi diberondong pertanyaan sekaligus pilihan dari Shownu masih keras kepala mengantupkan bibirnya. Anak laki-laki itu bahkan kini sudah mengalihkan pandangan ke kaca jendela disebelahnya, mengabaikan sang bapak yang masih menatapnya lurus-lurus mencoba mencari jawaban.

Shownu tau dari mana asal sifat anak sulungnya ini, sifat keras kepala dan tutup mulut, Jennie lah yang mewariskannya, tapi Shownu tak pernah membayangkan Guanlin akan sekeras kepala ini sampai-sampai akhirnya harus memaksa Shownu lebih memilih menyerah dan mengalah. Shownu membuang nafasnya berat lalu kembali menghidupkan mesin mobilnya.

"apa yang terjadi diantara Alin sama Lucy, bapak nggak usah khawatir. Alin bakal selesein semuanya sendiri, Alin udah gede" ucap Guanlin setelah sekitar 5meter Shownu menginjak pedal gasnya. Shownu diam, dia sedikit terpelatuk dengan kata-kata Guanlin, seolah dialah yang mencoba ingin ikut campur masalah orang lain, walaupun itu masalah anaknya sendiri. Tidak salah memang kalau sewajarnya orang tua kadang ikut campur masalah pribadi anaknya, tapi dari cara bagaimana Guanlin menyampaikan pendapatnya barusan seolah Shownu sudah melangkah terlalu jauh ke ranah pribadi Guanlin, apalagi masalah ini berhubungan sangat erat dengan hati.

"bapak juga nggak perlu takut kalau Alin bakal nyakitin Lucy" kalimat Guanlin membungkam Shownu. Tak ada sedikitpun stok kalimat yang mampu diucapkannya. Bagaimanapun Shownu semakin sadar bahwa anak sulungnya ini memang lebih mewarisi sifat dari sang ibu. Seperti Jennie, apapun yang coba Shownu katakan pasti akan percuma, Guanlin tak akan memperdulikannya, jadi pilihan yang paling tepat memang hanya membiarkan anak itu berpegang teguh pada pendirian dan keinginannya.

Bahkan sesampainya di rumah kedua manusia itu masih memilih bungkam, Guanlin dengan langkah panjangnya langsung memilik memasuki ruang pribadinya tanpa membasuh tubuh lebuh dulu, meninggalkan sang bapak yang sekali lagi hanya bisa membuang nafas berat sampai akhirnya mengikuti hal yang dilakukan anaknya.

Shownu membanting keras tubuhnya diatas kasur. Harusnya apa yang hari ini berhasil dilewatinya akan membuat tidurnya malam ini terasa nyeyak, sayangnya kegiatannya bersama sang mantan istri dan kedua anaknya harus ditutup dengan perdebatan kecil yang membuat sekujur tubuh Shownu hanya bisa merasakan penat dan lelah.

Ditengah dingin kamar yang gelap gulita, karena Shownu sengaja tak menghidupkan lampunya, Shownu tiba-tiba mengambil sebuah piringan hitam kenangan yang dia susun rapi di brankas ingatannya, dengan hati yang mendadak teriris kenangan belasan tahun lalu diputarnya dalam hening.

Flashback

"Shownu!" teriakan itu sukses membuat langkah Shownu terhenti seketika, dibalikannya tubuh itu pada sumber suara yang tengah berlari kecil kearahnya. Alis Shownu terangkat sebelah menyadari wajah asam macam apa yang terpasang di wajah ayu seorang gadis bersurai panjang yang kino sudah mensejajarkan tubuhnya dengan milik Shownu.

"kenapa?" tanya Shownu lembut sambil merapikan poni di kening gadis itu yang sempat berantakan karena berlari.

"temen kamu nyebelin!" gerutu gadis itu sambil dengan sepontan melingkarkan lengannya di lengan Shownu, menggiringnta melangkah entah kemana.

"siapa?" tanya Shownu bingung sambil mengamati lamat-lamat bagaimana bibir gadis itu mengerucut beberapa senti karena sebal.

"siapa lagi kalo bukan Wonho" Shownu terkekeh singkat menanggapi, atau lebih tepatnya menanggapi bagaimana muka merajuk gadis disebelahnya kini yang membuat kedua pipinya sedikit mengembung.

MondramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang