Bagian 5

107 74 21
                                    


(Nilai Bukan Tolak Ukur Berkahnya Suatu Ilmu)

Takdir Tak Memilihku

Setiap tugas yang diberikan Rey, Ayme coba membantu sebisanya, meskipun ia sadar sesungguhnya ia tak banyak membantu justeru mengacau kan tugas penulisan Rey hehe.

Ya, sebenarnya Reypun tahu bahwa adanya Ayme tak banyak membantunya justeru merepotkannya karena Ayme menulis belumlah lihai, selihai dirinyaa. Tapi Rey tetap memberikan tugas itu pada Ayme. Ya Rey mempercayakan pada Ayme untuk memback up hasil wawancaranya menjadi tulisan. Sekali lagi kutegasakan walaupun yang sesungguhnya justeru mengacaukan dan merepotkan Rey wkwk. Namun dengan kebijaksanaannya, Rey bermaksud memberikan pengalaman kepenulisan kepada Ayme sekaligus mengajarinya.

Ayme, selalu mencoba tepat waktu dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan semua penugasan yang diberikan oleh Rey. Meskipun sejujurnya ia sangat lelah karena banyak pekerjaan yang menantinya, agenda harian sebagai tenaga pengajar salah satu tempat bimbel dari pagi sampai jam sore belum lagi orderan skripsi teman-teman kampusnya. Ya bagi kita yang hanya tahu ceritanya, mungkin terdengar ringan-ringan saja tak ada yang berat disana. Tapi bagi Ayme itu cukup menguras energinya.

Untuk bagian orderan skripsi jangan ditiru kawan-kawan sebenarnya ini kejahatan akademik hehe. Tapi, mau bagaimana lagi, Ayme butuh money untuk menambah tabungannya, iapun tak pernah menekan teman-temannya untuk membayar mahal jasanya, harga untuk satu skripsi sangat dibawah standar joki-joki pada umumnya, bagi Ayme itung-itung bantu teman ia membayangkan kalau dirinya lah yang berada diposisi yang sulit itu.

Alasan itu lah yang membuatnya sering tidak tega. Ayme- Ayme kau ada- ada saja harusnya kalau tidak tega, cukup bantu ajari mereka tentang bagian yang tidak dimengerti, bukan kau yang mengerjakan semuanya. Haha aku tak mengerti jalan pikirannya, ya mungkin uanglah jawabannya. Ya sudahlah readers biarkan ini menjadi urusan Ayme saja aku tak mau ikut campur untuk bagian ini. Tapi sekali lagi jangan ditiru untuk hal yang satu ini. hehe

Kapan waktu Ayme mengerjakan tugas dari Rey dan orderan skripsi? Pertanyaan bagus!. Ya disela-sela waktu tidak ada murid bimbel ia mengerjakan tugas dari Rey, untuk urusan orderan skripsi harus memaksa Ayme mengurangi jam tidurnya, dan bangun tengah malam untuk mengurusinya. Hehe Ayme strong woment yah. Ia mencoba memanaje waktu sebaik mungkin agar semua pekerjaan tidak keteteran dan bisa selesai. Untuk persoalan membagi waktu kurasa Ayme cukup expert dibidang ini, karena memang sejak usianya kanak-kanak ayahnya cukup keras terkait dengan disiplin waktu, jadi wajarlah ya Ayme selalu mendapatkan juara kelas sewaktu sekolah dulu. Gemblengan Ayahnya kurasa sangat berpengaruh besar terhadap karakter dan prestasinya. Meskpin saat menginjak bangku SMA ia hanya memasuki 10 besar saja, tapi Ayme termasuk salah satu murid yang memiliki kepandaian. Toh Nilai Bukan Tolak Ukur Berkahnya Suatu Ilmu.

" Kok Ayme engga dapat peringkat..."

Begitu protes Ayah Ayme setiap kali pembagian raport semester waktu SMA. Meskipun putrinya masuk 10 besar, tetap saja bagi Ayah Ayme itu bukan prestasi, karena sejak SD sampai SMP ayahnya selalu menerima laporan bahwa putrinya sang juara kelas. Jadi wajar ketika tahu Ayme hanya masuk dideretan 10 besar itu bukan prestasi, padahal untuk memasuki deretan itu sangat sulit, mengingat saingan Ayme terbilang cukup kuat. Maklum Ayme bersekolah di salah satu SMA yang berkualitas, belum lagi ia menjadi bagaian dari kelas anak-anak yang memiliki kemampuan yang tidak abal-abal.

" Persaingannya berat dan kuat-kuat yah.."

Bela Ayme setiap Ayah memprotesi hasil semesternya.

" Kamu ini, belajarnya harus lebih giat.."

Sahut Ayah Ayme, mendengar jawaban putrinya. Ya gadis ini hanya mengerucutkan mulutnya, saat mendengar perintah itu harus selalu didengarnya setiap hari. Tapi Ayme tidak keberatan sama sekali justeru ia semakin semangat terus belajar, mungkin memang belum rezekinya Ayme sampai hari kelulusan ia tak pernah menjuarai peringkat kelasnya. Hehe. Sabar ya Ayme aku mendukungmu wkwk.

Setelah Ayme lulus dari SMA iapun melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi swasta, disalah satu kabupaten pelajar. Seharusnya Ayme masuk kedalam perguruan tinggi negeri, tapi karena kejadian nyasar, akhirnya orangtua melarang melanjutkan pendidikan ditempat itu, dan memilih perguruan swasta yang terbilang cukup aman yang tidak akan membuat putri mereka nyasar lagi. Hehe. POLOS lah yang menjadi tersangka utama atas kejadian yang membuat Ayme nyasar dan temannya yang hampir kecopetan.

Padahal tujuan Ayme ingin memastikan seperti apa kampusnya itung-itung kenalan sama gedungnya kali ya hehe. Waktu itu sebenarnya ayah Ayme bisa saja mengantarkan putrinya melihat-lihat kampus itu, berlatih mandiri lah alasannya akhirnya ia membiarkan Ayme bersama temannya berangkat sendiri. Alhasil begitulah, mungkin takdir juga yang membuat Ayme mengalami kejadian itu.

Kalau saja, Ayme masuk ke institut negeri itu, mungkin sejak awal ia akan bertemu dengan Reynansa, sebab Rey ternyata salah satu mahasiswa disana. Dramatis yah. Hehe

# Bagian ini memang disetting banyak narasinya... maaf readers kalau membosankan.. tolong jangan nguapss okey hehe

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang