Bagian 27

24 2 0
                                    


Ini hanya ujian

Jangan terbawa perasaan nanti setan mudah masuk dan meniup-niupkan kesedihan

(Takdir Tak Memilihku)

" Terkadang kita ingin protes sama Allah, kalau memang jodohnya masih jauh kok dibiarkan jatuh cinta? Padahalkan belum waktunya"

Ayme menggerutu menatap langit malam itu. Saat itu kebetulan ada acara kecil-kecilan berupa syukuran atas wisudanya. Lebih tepatnya seminggu yang lalu toga pertama Ayme memang berhasil rilis juga.

" Ayme, kenapa kamu malah melipir sendirian begitu, ini acara syukuran untuk kamu loh?"

Ibu Ayme menegur putrinya yang terlihat melipir dari keramaian dan memilih sendirian.

" Emm"

Ayme menoleh kearah ibunya, tapi ia tak bergerak sedikitpun dari tempat duduk itu.

" Healah, bocah, yukk gerak, disana ada bibi, paman, rame orang mau ngasih ucapan selamat kamu malah disini"

Ini perintah sekaligus protes ibu Ayme. Ayme bangkit dari tempat duduk dengan malas dan mengikuti langkah ibunya dari belakang. Sesampainya diperkumpulan keluarga, salah satu pamannya menanyakan tentang ekspresinya.

" Kok cemberut?"

" Tahu ini bocah, tadi juga melipir sendirian"

Jawab ibu Ayme mendengar komentar itu, sementara itu Ayme tidak menjawab apa-apa ia hanya mengubah ekspresinya menjadi senyum ala kadarnya.

" Ngomong-ngomong selamat ya, semoga ilmunya berkah untuk masa depan mu dan masa depan setiap orang"

Ucap paman Ayme.

" Iya, makasih"

Ayme menjawab sambil tersenyum simpul. Ia pun melanjutkan langkahnya dibelakang punggung ibu.

" Bu, aku mau duduk aja ya"

Ayme menarik sedikit baju belakang ibunya.

" Kamu ini, coba sosialisasi sama orang-orang dulu, nanti didunia kerja kamu harus terbiasa berkomunikasi dengan keramaian loh"

Ibu Ayme memprotes kembali putrinya.

" Oke-oke"

Ayme memutar kedua bola matanya dengan ekspresi wajah malas dan terpaksa. Kurang lebih selama 2 jam acara berlangsung mulai dari doa sampai makan-makan hingga ucapan selamat yang diberikan sanak saudara kepada dirinya. Bahkan tak jarang dari mereka yang ikut bertanya kapan menikah? Sudah punya calon belum? Ya maklumlah umumnya dikampung-kampung setelah selesai wisuda biasanya menikah. Jika pertanyaan itu dialamat kepadanya Ayme hanya menjawab dengan jujur, belum siap menikah dan juga belum punya calonnya. Dalam hatinya ia ingin melanjutkan pendidikan dulu. Setelah acara selesai Ayme tidak ikut cuci-cuci piring dan beres-beres, ia langsung masuk kamar dengan alasan mengantuk, jika alasannya seperti itu tentu ibunya mengizinkan. Padahal ia belum mengantuk tapi ia sedang terbawa perasaannya sendiri.

" La illlaha illallahlah"

Sesekali ia mengusap-ngusapkan kedua tangannya diwajah. Ia tiba-tiba merindukan Rey lagi.

" Ya Allah, sebentar lagi aku akan terpisah dari kak Rey, jika memang ia tidak ditakdirkan untuk hamba, berikanlah ketenangan dihati ini untuk menerima ketentuan-Mu"

Ayme berkeluh kesah dengan pencipta-Nya. Ya tidak ada yang salah kok dari keluh kesahmu Ayme, memang apa-apa yang kau rasakan sudah sepatutnya diadukan kepada Dia Yang Berkuasa atas segala-segalanya, sebab Dia adalah Pemberi Solusi atas semua masalah hamba-Nya. Walaupun Rey bilang ia akan stay juga di ibu kota, karena per dua bulan sekali ia ada proyek diluar negeri, tetap saja Ayme tak yakin kalau mereka akan bertemu lagi.

" Bagaimana jika kedepannya aku tidak bisa melihatnya lagi?"

Ayme menunduk dan bergumam dalam hati, wajahnya kusut.

" Ya Allah kenapa harus dia yang Kau pilih untuk menguji hatiku"

Ayme berucap lirih dan pelan. Iapun kembali mengucek-ngucekkan wajahnya untuk segera menyadarkan tentang perasaannya.

" Ingat, Ayme perasaan ini hanya ujian, jangan terbawa perasaan nanti setan mudah masuk dan meniup-niupkan kesedihan"

Ayme menarik dan menghembuskan nafas diikuti dengan gerakan tangan keatas dan kebawah.

Iapun merebahkan diri untuk berisitirahat dan berdoa sebelum memejamkan matanya.

Beberapa menit berlalu gadis ini membolak balikkan tubuhnya kekiri kekanan sepertinya ia susah tidur. Benar saja ia kembali duduk, sepertinya ia masih berpikir tentang Rey.

" Ya Allah"

Ia berucap dengan lirih lagi. Ayme kembali merebahkan diri, matanya menatap langit-langit kamarnya sambil sesekali diarahkan ketembok kamar. Ia masih berpikir tentang Rey lagi dan lagi. 

# Insha allah 2 cerita lagi akan end ya readers..

# Butuh support dari kalian?

# tinggalkan jejak dengan vote dan koment ya :) :)

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang