Bagian 24

19 3 0
                                    



Kata orang cinta sepihak itu menyakitkan

Semua itu benar adanya

(Takdir Tak Memilihku)

o'Happy readings'o

" Ehh kamu melamun ya"

Rey mengarahkan spion motornya untuk melihat Ayme yang tengah dibonceng dibelakangnya.

" Aku engga melamun kok"

Sahut Ayme sambil tersenyum, tapi senyum itu tidak terlihat ditutupi masker penutup wajah yang dikenakannya. Rey kembali fokus dengan kemudinya sedangkan Ayme terdiam lagi, fikirannya kembali mengembara. Kau tahu Rey apa yang dilamunkan Ayme? Ia memikirkan tentang dirinya yang sangat takut kehilanganmu, tapi ia tak ingin menunjukkannya. Meskipun sesungguhnya sangat ingin ia lakukan, tapi ia selalu menahan. Bukan karena apa-apa, tapi syariat tak membenarkannya. Ya sebenarnya boleh-boleh saja jika perempuan yang mengutarakan tujuannya, tapi dengan catatan untuk membangun mahligai rumah tangga bukan hanya sekedar pernyataan cinta saja. Sedangkan saat ini Ayme belum siap untuk melakukan hal itu, karena dalam waktu dekat ini ia ingin melanjutkan jenjang akademiknya terlebih dahulu.

Belum lagi, ia melamunkan tentang hubungan kalian ini, lagi-lagi Ayme tak mampu menolak saat diajak olehmu untuk bertemu. Meskipun pertemuan yang kalian lakukan itu biasa saja menurutku, hanya diskusi dan mengobrol saja. Tetapi bagi Ayme yang notabene nya gadis yang cukup tahu tentang agama, ia menganggap ini suatu hal yang berlebihan. Sesungguhnya ini bagian dari polemik dalam kehidupan Ayme.

"Akan seperti apakah cerita ku ini?"

Saat tiba didepan kosannya ia hanya turun dari motor dan tak mengucapkan apa-apa, ya Ayme asyik dengan lamunannya .

" Hey, thank you very much, assalamualaikum"

Ucapan Rey menyadarkan langkah kakinya. Ayme pun berbalik setengah badan.

" Ya, terimakasih kak, waalaikumsalam"

---o0o---

"Aku tahu, perasaan adalah bagian dari ketentuan-Nya untuk itu aku tidak punya kekuatan untuk menolaknya"

Jarinya terhenti diatas keyboard yang sejak tadi ia ketak-ketok. Mata Ayme tertuju dilayar komputernya tapi tidak dengan pikirannya.

" Beberapa orang tidak beruntung dalam cinta mungkinkah aku adalah salah satunya?"

Pertanyaan itu menggelayuti pikiran Ayme.

" Aku tidak tahu apakah Allah juga menitipkan padamu perasaan yang sama denganku?

Pertanyaan kedua yang menggelayuti pikiran Ayme. Matanya masih menatap layar yang sama tidak bergeser sedikitpun.

" Aku takut terluka sendiri yang pada akhirnya membuatku membencimu"

Kini matanya bergeser ketembok dihadapannya.

" Rasanya akan sangat tidak adil membenci orang sebaik kakak, yang mau membantuku dalam penulisan"

Ayme menundukkan kepalanya.

" Baiklah, jika suatu saat kau pergi aku akan ikhlas menerimanya sama seperti saat kau datang"

Ia mendongakkan kepalanya. Ayme pun menarik nafas dan melanjutkan tugas yang diberikan Rey. Ya tugas akhir milik Rey, saat itu banyak hal yang harus dikerjakan Rey, untuk itu ia meminta bantuan Ayme untuk menyelesaikannya. Bagi Ayme sesama pejuang akademik memang harus saling membantu. Wah Ayme kau baik sekali. Saat Ayme membolak-balikkan kertas tugas dari Rey, ia kembali melihat halaman persembahan itu, nama Tolawasisca masih ada disana. Seketika Ayme merobek kertas itu matanya tidak bisa berbohong dengan kecemburuan didadanya, maka air matapun menjadi jawabannya.

" Kata orang cinta sepihak itu menyakitkan, itu benar adanya"

Ayme semakin yakin kalau perasaannya adalah perasaan sendiri. Entah lah kedepannya akankah itu hanya sekedar prasangka Ayme saja ataukah memang itu suatu kebenaran yang nyata.

~***~

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang