Bagian 7

74 50 5
                                    


Pukul 03.00 wib Ayme terbangun, seperti biasa ini adalah rutinitas hariannya. Sholat malam dan belajar itu kegiatannya yang selalu mengawali harinya. Meskipun tidak ada tugas kampuspun Ayme memang selalu bangun dijam yang sama terlebih kalau ada tugas yang harus dikerjakan terkadang ia bangun lebih awal daripada biasanya. Ia pun mulai membaca-baca buku-buku referensi yang diberikan Rey untuk mengerjakan skripsi milik Rey tersebut. Setelah ia menyelesaikan satu buku, Ayme mulai ketak-ketok keyboard nb nya. Tak banyak yang bisa dituliskan Ayme, wajar saja ia baru membolak-balikkan satu referensi buku. Tidak terasa Azan subuhpun terdengar, Ayme menyudahi dulu tugasnya. Ia bergegas kekamar mandi untuk berwudhu.

Ayme pun membawa skripsi dan beberapa buku referensi milik Rey kekantor tempat ia mengajar bimbel. Dengan mencuri-curi waktu luang Ayme segera mengerjakan kembali. Kurang lebih selama 2 hari Ayme menyelesaikan tambahan pembahasan untuk skripsi Rey.

" Assalamualaikum kak, ini sudah coba saya tambahkan, saya kirim filenya, coba dicek apa yang kurang, nanti saya benahi lagi.."

Send. Ayme pun mengirimkan chat sekaligus file skripsinya via Wa. Beberapa menit kemudian Rey membalasnya.

" Waalaikumsalam, iya sudah bagus, tapi coba ditambahkan lagi ya pembahasannya, sampai lima lembar saja.."

Begitu pinta Rey. Waktu itu Ayme hanya dapat menuliskan sebanyak 3 lembar saja. Sebelum chatnya di read Ayme. Rey menambahkan chat lagi.

" Oh ya.. kamu agak santai saja mengerjakannya, saya pulang akhir pekan ini jadi masih banyak waktu"

Pinta Rey, agar Ayme tidak terburu-buru untuk mengerjakannya. Ayme tak langsung membalasnya kebetulan waktu itu Ayme sedang diperjalanan naik motor.

" Oh iya kak, baik nanti saya usahakan untuk menambah lagi pembahasannya.."

Isi chat Ayme membalas Rey.

" Oke terimakasih banyak..."

" sama-sama ( emot tanda dua tangan sedang bersalaman)" balas Ayme.

Eakkkk apa maksudnya nih emot jabat tangan hix hix hix. Hayo Ayme apa maksudmu. Just kidding Ayme jangan menggeram, aku tahu maksudmu, makna emot itu adalah perjanjian mutualisme kau membantunya dan dia membantumu juga dalam mencari penerbit untuk menerbitkan bukumu. Iya kan??? iya aja deh hehe. Rey pun membalas dengan emot yang sama. Dilanjut dengan mengirimkan foto kakinya yang tengah mengapit tas yang didalamnya terdapat beberapa berkas dan buku dengan caption' kakak lagi dijalan nih'. Cie cie mulai nih. hehe.

Ayme pun membalas.

"Perasaan kakak suka banget motoin kaki deh.."

Ehemzz ehemzz bibit-bibit mulai terendus disini. Wkwk. Bibit padi unggul maksudnya, bukan bibit cintalah. Hehe gimana sih. Tapi memang Rey cukup sering memposting status dan itu gambar kakinya. Aneh juga. Tak heran kalau Ayme menanyakannya. Rey pun membalas dengan celotehan yang berfilosofi tentang kemengapaan ia suka memfoto kakinya sendiri. Wah wah... Rey memang hobi berfilsafat wajar ia pintar berfilosofi. Ayme pun tersenyum mesem-mesem membacanya. Hayoh tuhkann dugaanku sepertinya benar. Hehe. Untung rekan-rekan sesama tenaga pengajar tak menyadari tingkah Ayme, kalau iya, bisa cia cie lah mereka menggoda Ayme.

Ketika malam hari, Ayme mulai melanjutkan lagi untuk mengerjakan tambahan skripsi sesuai dengan permintaan Rey. Tapi sebelum itu, Ayme iseng bongkar-bongkar file skripsi yang lain, dan ia melihat file halaman persembahan, Ayme pun membuka dan penasaran dipersembahkan untuk siapa saja. Disana seperti biasa persembahan untuk orangtua, adik, dan sahabat-sahabatnya, dan yang paling mengejutkan diakhir ada kalimat yang berbunyi ' untuk kekasihku Tolawasisca yang selalu bertanya akan wisudaku'. Kalian jangan berpikir Ayme patah hati saat membacanya. Justeru ia berkomentar

" Oh ternyata orang ini normal juga.."

Haha Ayme Ayme kau pikir dia abnormal. Tapi wajar juga sih Ayme berpendapat demikian wajah Rey tidak menyiratkan kalau ia tertarik dengan cinta apalagi berurusan dengan wanita, yang tersirat diwajah Rey adalah cita-cita dan masa depan sudah itu saja.

Saat itu Ayme masih terlihat biasa saja, tapi sepertinya ada setitik rasa tak suka akan sebuah nama yang disebut Rey sebagai seorang kekasih. Ku rasa ada benih cinta hanya Ayme masih belum menyadarinya. Ayme pun ingat nama itu ada juga dihalaman persembahan novel pertama Rey, disana tertera untuk Tolawasisca sebagai inspirasinya. Untuk memastikan apakah ia salah ingat atau tidak, Ayme pun membuka novel Rey dan benar nama yang sama di halaman skripsi, hanya bedanya di novel tidak disebutkan kalau Tolawasisca adalah kekasihnya.

Aymepun coba bertanya, sambil sedikit bercanda via wa.

" Cie...cie... ternyata kakak punya pacar ya"

" Aduh.... kamu kenapa sampai buka-buka kesitu sih ( sambil menambahkan dengan emot monyet malu yang menutup matanya dan monyet memegangi kepalanya)"

Wuhaha gkgk....

" Itu bukan pacar, mana ada yang mau sama orang yang sibuk kaya kakak, nanti pacarnya kurang perhatian.."

Eleh eleh Rey tak mengakuinya dan mengelak sambil bercanda.

Belum masuk chat dari Rey, Ayme mematikan data selulernya karena ia merasakan kantuk jadi ya Ayme tidur. Tapi bukan hanya alasan kantuk saja yang membuat Ayme mematikan data selulernya ia takut chatnya tidak dibalas Rey, karena sudah coba-coba bercanda. Sedangkan yang Ayme tahu Rey serius orangnya. Jadi ceritanya Ayme menghilangkan diri dan bersembunyi dalam mimpi. Wkwwkwk .

# Oke readers nanti dilanjutkan dibagian-bagian berikutnya :D

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang