Bagian 19

22 9 3
                                    


Kabarnya jodoh itu sama tapi tak serupa

( Takdir Tak Memilihku)

" Terimakasih ya"

Ucap Rey mengantarkan Ayme sampai didepan kostnya.

" Emm"

Ayme menganggukkan kepalanya.

" Oa, yang rajin ya belajarnya"

" Kakak pamit, assalamualaikum"

Rey berpamitan dengan Ayme yang sudah turun dari kendaraannya.

" Iya, hat-hati"

" Waalaikumsalam"

Ayme bergegas masuk kedalam kostnya. Sementara Rey melanjutkan untuk pulang kerumahnya.

-------000-------

Ayme sibuk dengan pengerjaan artikel ilmiahnya sedangkan Rey sibuk dengan jadwal penelitian untuk bahan penulisannya. Menulis satu kata yang menjadi kesukaan keduanya. Membacapun menjadi hobi mereka juga, hanya Ayme tak punya banyak koleksi saja, berbeda dengan Rey yang sudah memiliki ribuan buku.

Kabarnya jodoh itu sama tapi tak serupa. Aku melihat kemiripan dari kalian berdua Ayme, ku harap nantinya kalian berjodoh saat di masa depan. Hehe itu bagian dari doaku untukmu dan Rey. Tapi kau harus semangat dalam perbaikan bukumu, bukankah Rey bersiap membantumu untuk menerbitkan karyamu. Jadi kau harus percaya diri dengan apa yang sudah kau tulis waktu itu, ayo bangkit dan jangan menyerah. Aku tahu kau sulit untuk mempercayai apakah tulisanmu akan diterima oleh para pembaca. Jangan khawatir aku pernah membaca salah satu artikel blog yang berbunyi setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya.

Jadi kau tak perlu khawatir tentang itu, seperti halnya rezeki yang tidak akan lari dari tuannya. Pelan-pelan pulihkan rasa percaya dirimu, aku tahu setiap hari kau berusaha keluar dari lilitan rasa takut itu.

" Hufttt, biar bagaimanapun ini adalah karyaku"

Ayme menarik nafas dan berusaha percaya pada dirinya. Tangannya mulai mengarahkan kursor untuk membuka file yang ia beri nama tulisan amatir. Tapi gadis ini lagi-lagi mengurungkan untuk membuka filenya, aku tidak paham apa yang kau takutkan? Ayolah keluarlah dari sarang yang menjerat kesuksesanmu! Bukankah kau sangat apik merangkai kata-kata motivasi untuk bagaimana memaknai sukses, cara menggapainya, andaikan gagal harus bersikap seperti apa, andaikan berhasil harus bersikap seperti apa, semuanya menjadi satu kesatuan didalam karyamu. Belum lagi banyak ayat Al Qur'an dan hadist yang kau kaitkan juga didalam tulisan yang bertema tentang kesuksesan itu.

Sebelum para pembaca yang sukses karena membaca bukumu, kau harus menaklukkan terlebih dahulu ketakutanmu itu, hingga kau sukses menerbitkan bukumu. Jangan khawatirkan jika nantinya kau dapat komentar yang tak mengenakkan, tenanglah bukankah hakikatnya hidup itu adalah ujian, kapanpun dan dimanapun manusia pasti menemuinya.

Sudah berbulan-bulan lamanya, Rey memintamu melakukan perbaikan bukumu, apakah kau ingin mengecewakan dan menghancurkan kepercayaannya kepadamu. Sudah sejauh ini ia tulus membantu mu Ayme. Ayolahhhh perbaiki! Menulis adalah dunia dan hobimu? Biarkan semua orang bisa memasuki duniamu lewat tulisan tangan itu!.

Beberapa kali gadis ini mengarahkan kursornya ke file itu, tapi selalu saja kembali diurungkannya, bukan hanya kali ini, tapi ini selalu berulang setiap gadis ini membuka laptop mininya. Rasanya akulah yang ingin mengarahkan tangan Ayme agar membuka file itu. Arrgggh Ayme, kau membuatku geram. Mungkin Reypun sama tapi tak di eksperesikannya didepanmu. Untung saja kau mempunyai mentor sesabar Rey, kalau aku yang menjadi mentormu jangan harap kepalamu lepas dari getokan tanganku.

" Haduhh kenapa sih aku selalu engga percaya sama diriku (sambil menggetok-getok kepalanya sendiri), tapi kurasa memang tulisanku tak patut untuk diterbitkan, lagian kalau aku menerbitkan bukuku lewat tangan kak Rey bukankah aku akan berhutang budi selama-lamanya, belum lagi aku harus membantunya mengembangkan komunitas penulisan itu, aku kan pendiam mana bisa berinteraksi dengan banyak orang"

Pikiran suudzon Ayme kambuh kembali, inilah yang melemahkan dirinya. Ia selalu ingin memperbaiki bukunya tapi selalu tidak jadi dikerjakannya.

" Walaupun menurut teman-teman ku aku pandai dalam berbicara didepan, tapi bagiku itu semua bukan aku saking jagonya, hal itu terjad karena aku memberani-beranikan diri saja, aku juga sama tak mahir dalam publik speaking, kalian saja tidak tahu kalau sebenarnya rasa percaya diriku ketika akan maju didepan kelas itu kumat-kumatan"

Ayme berbicara sendiri, sambil menatap layar monitor laptopnya, tampaknya wajahnya mulai mendung dan benar saja iapun mulai menyungkurkan wajahnya diatas meja dengan kedua tangan yang dilipat untuk memapahnya, dan pecahlah tangisannya.

Rasanya aku kasihan melihatnyanya, tapi disatu sisi gereget juga Aymeee berhentilah menangis, seperti halnya teman-temanmu aku percaya dengan kemampuanmu. Kau hanya memerlukan latihan-latihan saja agar kau terbiasa pandai berbicara didepan umum. Kau memiliki bakat, sangat sayang jika kau tidak mengasahnya. Ingatlah Rey itu Tuhan yang mengirimkan untuk membimbingmu. Jadi ikutilah semua saran-saran yang diberikannya.

" Aku percaya dengan kualitasmu"

Ayme teringat dengan kata-kata Rey, namun ia masih saja betah dengan isak tangisnya.

" Aku tahu kakak ngomong kaya gitu hanya untuk menyenangkan ku saja"

Yahhhhh Ayme memulai pikiran suudzonnya lagi. Gadis ini masih saja dalam posisi itu menangisi tentang ketakutan dan kekhawatiran yang ia ciptakan sendiri. Padahal belum tentu apa yang dikepalanya benar adanya. Kau tahu Rey inilah murid bimbinganmu, lihat saja ia terus menangis tak henti-hentinya! Jadi terus motivasi dirinya agar mampu keluar dari kesulitan mempercayai dirinya. Ok.

~***~

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang