Bagian 25

20 4 1
                                    


Kamu tahu masa depan itu tidak pasti, begitupun dengan hati, jika saat ini kamu condong dengan salah satu manusia belum tentu besok atau lusa tetap dalam posisi yang sama

(Takdir Tak Memilihku)

o'Happy readings'o

"Sejak kapan kamu punya perasaan sama kakak?"

Sekembalinya Ayme dari dapur untuk menyuguhkan segelas air, tiba-tiba ia langsung diserang dengan pertanyaan itu, tidak biar ku revisi itu bukan pertanyaan lebih tepatnya nuklir yang diledakkan secara dadakan, membuat Ayme ingin mengubur diri dibumi saja. Jangan tanyakan ekspresinya, kelewat malu ataukah takut yang jelas Ayme hanya menunduk ia merasa ingin kabur saja dari tempat itu.

"Sejak kapan?"

Rey mengulanginya lagi.

" Aku tidak tahu"

Hanya itu jawaban yang terlintas dikepala Ayme. Suasana itupun mendadak kaku, tak berapa lama Rey angkat bicara lagi.

" Lalu?"

Rey menggantungkan ucapannya. Membuat Ayme hanya diam tidak bisa mencerna apa maksudnya.

"Kakak belum bisa menjanjikan apa-apa"

Rey melanjutkan ucapannya, sementara Ayme tetap dalam posisi yang sama. Ia masih diam dan bingung harus menjawab apa, yang ia rasakan hanya ingin memukul-mukul kepalanya karena tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang membuat Rey akhirnya peka.

" Kamu tahu masa depan itu tidak pasti, begitupun dengan hati, jika saat ini kamu condong dengan salah satu manusia belum tentu besok atau lusa tetap dalam posisi yang sama"

Mendengar itu, Ayme hanya mengangguk pertanda memahami apa maksudnya. Entah bagaimana awalnya Rey bisa mengetahui tentang perasaan Ayme, mungkinkah ada yang memberitahukannya, tidak mungkin malaikat yang membisikkan tentang perasaan Ayme pada Rey. Itu tidak mungkin? Ataukah Setan mencuri doa-doa Ayme lalu menyampaikan pada Rey? ini seperti sebuah misteri yang harus segera dicarikan jawabannya.

"Emm, tapi aku engga punya perasaan itu kok, kakak pasti cuman nebak-nebak engga jelas"

Jawab Ayme terdengar pelan antara takut dan malu bercampur menjadi satu.

" Dek, perasaan dengan lawan jenis itu fitrah, kakak tahu itu dari buku catatanmu"

Oh NO rupanya ini jawaban mengapa Rey bisa tahu akan perasaan Ayme. Bagaimana bisa gadis ini teledor, sampai buku catatannya terbaca oleh Rey.

Mendengar hal itu mata Ayme terbelalak hanya saja dalam keadaan menunduk, jawaban yang meluncur dari mulut Rey sukses membungkam dan mengunci rapat pita suara gadis ini. Ia tak punya kekuatan untuk memberikan jawaban lagi.

" Oh ya udah lah engga usah kita bahas, hal-hal yang harus kamu tambahkan untuk hasil tulisanmu sudah kakak catatkan dibuku tulismu ini"

Rey menggeser buku tulis itu kehadapan Ayme.

" Haduhh, kacau, kenapa aku engga inget kalau didalam buku tulis itu, ada curhatan perasaan dengan kak Rey"

Ayme ingin mengamuk dengan keteledoran dirinya.

" Kak Rey pasti membacanya saat ku tinggalkan kebelakang tadi, aduh kacau dunia"

Ayme membatin sendiri. Sementara Rey juga bingung melihat Tingkah Ayme yang bungkam seribu bahasa. Rey terdengar menghela nafas pelan.

" Dek, kamu engga kenapa-kenapa kan?"

Rey membuyarkan pikiran Ayme.

" Oh ya kak"

Ucapannya terhenti, Ayme menatap Rey sekilas dan segera mengalihkannya lagi.

" Aku bisa minta bantuan kan?"

Ayme melanjutkan ucapannya. Rey mengangguk mendengarnya.

" Kak tolong jangan menggiringku menuju perasaan itu lagi"

Suara Ayme terdengar takut tapi berusaha diberanikannya.

" Jodoh itu rahasia kuasa-Nya, kita tidak tahu berujung dengan siapa"

Jawaban itu terdengar tidak sinkron dengan ucapan Ayme, tapi nyatanya itulah yang meluncur dari mulut Rey.

" Iya kakak bener"

Ayme menyahut pelan. Tiba-tiba azan zuhur berkumandang.

" Oh ya, kakak mau permisi dulu, kamu engga usah dipikirin tentang kakak yang tahu tentang perasaanmu, jangan dibawa beban ya"

Rey berucap dengan bijak. Ayme hanya mengangguk.

~***~

# voment nya ditunggu sahabat wattys :D

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang