Bagian 9

50 38 4
                                    


Seminggu kemudian

Rey mengabari Ayme untuk mengambil buku-buku referensinya. Pada awalnya Rey meminta Ayme untuk mengirimkan via pos saja, tapi Rey mengurungkan perintahnya. Ya ialah Rey Ayme kan gadis sederhana belum lagi dia anak kost yang hidup dengan ala kadarnya. Untung kau mengurungkan. Kalaupun tidak kau urungkan pasti Ayme menurut saja, tidak peduli apakah ia memiliki uang atau tidak, baginya berkorban untuk guru yang mengajarinya tentang menulis yang menjadi hobinya, bukan lah masalah baginya jika harus keluar biaya. Meskipun biaya yang digunakan tidaklah seberapa, tapi bagi anak kost seribu saja itu sesuatu yang berharga. Wkwk gimana anak kost bener engga? Hehe.

Via Wa, Rey bertanya kapan kira-kira Ayme bisa ditemui.

" Rencananya hari ini saya mau ambil buku-buku, kira-kira kamu bisa ditemui jam berapa ya?"

Tanya Rey sedikit formal.

" Jam setengah 6 sore, kekosan saja, saya sudah pulang dari mengajar"

" Oh.. oke, nanti saya kabarkan lagi.."

Ayme hanya meread balasan chat dari Rey. Sepulangnya dari tempat mengajar bimbel, Rey tidak juga mengabarinya untuk datang, mungkin tidak jadi begitu pikir Ayme. Ketika malam hari Rey baru mengabari kalau ia tidak bisa datang.

" Dek, kayanya kakak engga bisa dateng buat ambil buku, badannya kelelahan hari ini"

Cie dipanggil adek lagi.wkwk emang yah kadang-kadang kedua orang ini bercakap-cakap formal kadang tidak juga. Ya sudahlah ya lagian itu urusan mereka berdua.

" Oh iya kak, ya udah.."

Ett dah simpel banget jawabannya.

" kakak punya banyak buku..."

Rey membalas chat Ayme. Tapi aneh juga ya apa maksud Rey memberi tahu Ayme tentang ia yang memiliki banyak buku.

" Wahhh serius, ada berapa banyak"

Ayme antusias saat mendengar kata buku.

" Ada seribu buku..."

Sambil mengirimkan susunan beberapa buku di rak dan dimeja kamarnya.

" Wahhh.... Boleh aku pinjam?"

Yahh Ayme kalau sudah dengar buku, bawaaan nya mau minjem aja. Maklum gadis yang hobi membaca tapi belum mampu memiliki koleksi buku-buku hanya beberapa saja buku yang dia punya maklum ia tak memiliki banyak uang, kalaupun ada itu pas-pasan sekali. Saat memiliki uang yang benar-benar lebih barulah ia berani untuk membeli buku bacaan. Jadi kerjaannya minjam sana sini terlebih diperpus kampusnya, pelanggan setia adalah dirinya. Haha.

Tapi Rey sepertinya sedang modus juga ya, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba memberi tahu kalau dirinya banyak buku. Apa mungkin ia memancing Ayme agar meminjamnya, dan berhasil umpan dimakan. Hehe lo kira ikan disungai.

" Boleh tapi nanti harus balikin ya"

" Oke, pasti"

" Mau pinjam yang mana? ( sambil mengirimkan beberapa foto judul buku)"

" Aku pinjam yang ini dan yang ini..."

Begitu jawab Ayme sambil menunjuk pada dua foto judul buku. Rey menyetujuinya.

" Oke besok pagi kakak kekosan ya, kamu berangkat mengajar jam berapa?"

" Sebelum jam 8 ya kak, kalau lebih dari jam itu aku engga bisa udah berangkat?"

" Oh oke kakak usahakan sepagi mungkin sebelum kamu berangkat"

Ketika pagi hari, kira-kira ba'da Subuh Rey mengabari Ayme kembali.

" Kakak otw kira-kira jam setengah 6 ya.."

" Iya ditunggu"

Ayme pun segera mempersiapkan buku-buku milik Rey yang masih berada ditumpukkan buku-buku Ayme yang lain. Ia tak mau saat Rey tiba, harus menunggu dulu hanya gara-gara bukunya yang masih disana-sini. Meskipun buku Rey memang tidaklah tercerai berai melainkan tersimpan rapih bersama susunan buku yang lain, tapi untuk mencarinya bukankah butuh waktu juga. Ya jadi Ayme harus memisahkannya. Jadi saat Rey sampai, buku bisa langsung diserahkan. Ohhh... Ayme kau benar-benar gadis pandai untuk hal kecil saja penuh persiapan.

Saat Rey sudah tiba didepan kosan, Ayme pun segera keluar. Pertemuan pagi itu terasa sangat kaku dan berlangsung tanpa banyak basa-basi, hanya acara serah terima buku saja. Bahkan Rey pun tak menatap wajah Ayme saat bicara. Oh Tuhan apa yang terjadi dengan mereka berdua. Jangan-jangan kalian berdua sebenarnya saling memendam rasa.

" Ini bukunya.."

Dengan sedikit kikuk Ayme menyerahkan buku ketangan Rey, kebetulan Rey tidak turun dari motor.

" Oh iya terimakasih ya..."

Rey menjawab dengan tak menatap wajah Ayme lawan bicaranya, ia hanya mengambil buku dari tangan Ayme dan langsung memasukkan kedalam tasnya.

" Iya... udah kan kak"

Sahut Ayme, iapun ingin melangkah masuk kembali kedalam rumah kostnya.

" Eh tunggu... bukunya.. mau pinjamkan?"

Rey mengingatkan tentang buku bacaan yang mau dipinjam Ayme semalam. Hehe rupanya Ayme tak ingat kalau semalam di chat ia ingin meminjam buku bacaan dari Rey. Deg-deg berlebih nih si Ayme sampai lupa.

" Oh iya.."

Ayme membalikkan badannya lagi.

" Tapi nanti balikin lagi ya.."

Ucap Rey sambil merogoh-rogoh tasnya untuk mengambil buku yang ingin dipinjam Ayme.

" Ini.."

Rey menyerahkan bukunya.

" Jangan lupa balikin kalau udah selesai"

Rey mengulanginya lagi, haha Rey-Rey takut banget Ayme bawa kabur bukunya.

" Oh pasti.."

Jawab Ayme meyakinkan. Sementara Rey masih menunduk dan sibuk membenarkan buku-buku yang lain yang ada ditasnya.

" Udah kan kak?"

Ayme menanyakan.

" Iya..."

Jawab Rey.Gadis itupun langsung masuk kedalam, dan tidak mengucapkan sepatah katapun lagi. Ya ampun, tidakkah Ayme berbasa-basi dulu meminta Rey mampir sebentar, ya namanya Ayme kebiasaan to the point orangnya. Bagaimana Rey, ku harap kau memaklumi sikapnya.

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang