Bagian 26

18 2 0
                                    



Jangan membantuku melambungkan harapan

Saat nanti jatuh aku tak yakin kau akan membangunkan

(Takdir Tak Memilihku)

o'Happy readings'o

Meskipun sudah satu Tahun Ayme akrab dengan Rey, tetap saja ekspresi kikuk tatkala bertemu Rey tidak bisa dihilangkan oleh Ayme. Yah memang tabiat dasar Ayme begitu, ditambah lagi baru seumur-umur ini Ayme mau berteman lama dan cukup intens dengan salah satu makhluk yang berlawanan jenis dengan dirinya dan satu tambahan lagi Rey tahu akan perasaan Ayme.

" Kamu masih kikuk aja, kamu masih kepikiran tentang yang kemarin?"

Rey meyakinkan apakah dugaannya benar.

" Engga"

Ayme mengelak dengan singkat.

" Hahh, kakak tahu kok, udah engga usah dipikirin anggep aja engga tahu apa-apa,oke"

Rey, aneh-aneh saja, mengembalikan sesuatu yang sudah terlihat itu tidak semudah ucapanmu, Ayme menanggung beban malu saat kau tahu tentang perasaannya.

" Oh ya, jangan-jangan kamu baik sama kakak selama ini karena kamu ada perasaan ya?"

Belum sempat Ayne menjawab ucapan sebelumnya, Rey sudah melanjutkan celotehannya lagi. Sepertinya Rey justru mencandai Ayme.

" Apaan biasa aja"

Ayme menanggapinya dengan wajah jutek.

" Katanya ada tugas penulisan buat aku?"

Ayme menyergap dengan pertanyaan kedua sebelum Rey melanjutkan celotehannya lagi.

" Oh iya oke, jadi cuman sedikit sih, untuk bagian yang harus kamu rubah udah kakak garis pakai stabilo ini"

Rey menunjukkan beberapa lembaran yang dimaksud.

" Emm oke"

Ayme mengangguk sambil mengambil setumpuk kertas yang diserahkan Rey.

" Ya paham kan, nanti kalau misalkan ada yang kurang jelas bisa tanyakan lebih lanjut via Wa oke"

Ujar Rey sambil sesekali menatap wajah gadis yang ada dihadapannya yang sejak tadi tidak ingin menatapnya.

" Oke, sekarang kakak mau lanjut kemana"

Ya ampun Ayme mengusir Rey.

" Oh iya, ada kegiatan lain sih, ya udah kakak pamit ya assalamualaikum"

Rey langsung peka dan langsung berpamitan akhirnya.

" Iya waalaikumsalam"

Ayme langsung menutup pintu, padahal Rey belum memutar kontak motornya.

" Mungkin kakak juga pernah baca kalimat yang berbunyi dalam berteman perlakukanlah ia dengan baik maka kau akan diperlakukan seperti raja. Itulah alasanku"

Ayme bergumam dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Ayme-Ayme kau tak berani mengucapkan hal itu ya, saat Rey bertanya kenapa kau selalu bertindak baik terhadap dirinya. Selalu saja seperti ini kau menyembunyikan sesuatu yang sesungguhnya didalam hatimu.

" Mba Ayme ada yang nyari tuh."

Panggil salah satu teman kostnya, padahal baru saja Ayme diambang pintu kamar.

" O iya"

Ayme kembali keruang depan.

" Kak Rey?"

Ayme terperanjat melihat siapa yang mencarinya kembali.

" Oh ya aku cuman mau bilang, bukan bermaksud apa-apa, hatinya jangan pernah berubah"

Ucap Rey, dan ia langsung pergi lagi. Sementara Ayme memasang wajah bingung mendengar hal itu.

"Jangan membantuku melambungkan harapan, saat nanti jatuh aku tak yakin kau akan membangunkannya"

Ayme bergumam sendirian.

~***~

# Ditunggu vomentnya readers :) :)


Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang