Bagian 23

22 5 0
                                    


Seperti matahari kau mencintainya cahayanya

Tapi jangan pernah kau menatapnya

Sebab ku takut kau takkan sanggup menanggung silaunya

(Takdir Tak Memilihku)

o'Happy readings'o

Deg. Rindu berdesir.

Ayme menyadari perasaan ini menghantui dirinya. Rey lah pemicu desiran rindu berderu di rongga didada, ini bukan kali pertamanya. Kini rindu menjadi perkara dadakan yang sering menyesakkan seperti di hari ini.

" Aku takut jika suatu saat terpisah dari kak Rey"

Ayme bergumam didalam hati sambil memeluk kedua lututnya.

" Ya Allah, ini berlebihan, kak Rey bukanlah siapa-siapaku, kenapa aku takut kehilangannya"

Kini ia memegangi dadanya ada rasa sakit yang terasa disana setiap kali ia membayangkan sebentar lagi akan terpisah dengan Rey. Mungkin Ayme takkan merasa sesakit ini jika masa depan menjanjikan kalau mereka berdua bisa bersama-sama selamanya. Sayang sekali itu tidak mungkin karena masa dapan itu penuh rahasia didalamnya.

Belum lagi ia menyadari, kalau Rey sudah memiliki komitmen dengan kekasihnya. Itu semakin menambah rasa sakitnya saja, semakin sesaklah perasaannya. Tak ada cara untuk menenangkannya maka air mata dan doa jadi jalan yang dipilihnya.

" Ya Allah, tolong hambamu"

Ayme mengiba didalam hati. Jika ia selama ini tak percaya dengan film yang kerap disaksikannya, bahwa cinta bisa membuat pelakunya menumpahkan air mata, maka kali ini ia membenarkannya karena ia sendirilah yang mengalaminya. Mungkin bagi yang tidak mengalaminya pasti Ayme dianggap terlalu berlebihan, tapi bagi yang tengah atau pernah mengalami hal yang sama aku yakin kalian turut merasakannya.

" Aku takut tidak bisa menerima takdirmu Ya Rabb karena cinta telah mendahuluinya"

Ayme kembali mengiba tentang perasaanya. Ia terus sesegukan sambil duduk memeluk lututnya, sesekali ia menghapus air bening yang terus mengalir di pipinya. Setelah reda, ia mencoba untuk melakukan normalisasi perasaan agar tak mengalahkan logikanya. Sebab terlalu terbawa perasaan sangat tidak baik adanya. Ayme mencoba menarik nafas lalu menghembuskan kembali, ia lakukan berulang-ulang sampai perasaannya tenang.

" Ingat Ayme takdir tidak ada yang tahu, jikapun nanti kak Rey bukanlah jodohmu, yakin Tuhan akan menenangkan perasaan mu dengan tangan-Nya"

Ayme mencoba memberi pemantik untuk mengembalikan energinya.

" Tapi aku yakin, di masa depan saat kak Rey siap untuk memasuki jenjang rumah tangga, pasti Tolawasisca lah orang yang dipilihnya, sebab sebelum menjadi apa-apa ia memang lebih dulu menemaninya, sedangkan aku hanya pendatang yang muncul saat kak Rey sudah membuat suatu karya, bahkan aku menyusahkannya dan menambah kepusingannya"

Ayme kembali menggali tentang kemungkinan-kemungkinan dimasa depan yang belum tentu terjadi dan bisa saja berkebalikan dengan terkaannya.

" Yah, aku juga sebenarnya tidak mau jatuh cinta dengan kak Rey, tapi kan perasaan itu diluar kendali manusia, aku tidak bisa mengelak"

Wajah gadis itu kembali sendu untung tidak ada tetesan yang menyusul lagi disana.

" Pokoknya aku harus meluruskan kembali niatku, meskipun cinta ada didadaku, tapi tidak boleh mengotori niatanku untuk belajar tentang penulisan, sebab aku ingin setiap pertemuan itu jernih dan bernilai pahala kalau aku ikhlas dan tulus belajar, bukankah Allah Maha Melihat dengan niatan setiap hamba, kalau niatku dikotori dengan cinta aku takut Allah justru menghambat terwujudnya cita-citaku untuk berdakwah lewat pena"

Ia masih bergumam didalam hati. Aku setuju denganmu Ayme, sepertinya perasaan cinta adalah salah satu ujian dari-Nya, Tuhan ingin menguji seberapa sungguh-sungguhkah kamu mewujudkan cita-cita tanpa dikotori embel-embel cinta. Ingat tetap istiqomah dan tutupi perasaan mu dari Rey. Biarkan takdir saja yang menjawab perasaanmu oke. Aku yakin Rey menaruh perasaan yang tulus denganmu, hanya saja ia juga tidak mau mengotori hubungan belajar yang kalian telah bangun selama ini. Belum lagi Rey memang sudah memiliki komitmen dengan kekasihnya, meskipun Rey tidak mau membenarkannya karena ia menyadari dirinya seorang aktivis dakwah, ia hanya mengakui sudah mengikat janji tapi bukan berarti berpacaran. Tapi itu sama saja, pada intinya ia sudah memiliki kekasih.

Ingat Ayme perasaan yang kau alami saat ini seperti matahari, kau mencintainya cahayanya tapi jangan pernah kau menatapnya sebab ku takut kau takkan sanggup menanggung silaunya.

~***~

Takdir Tak Memilihku [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang