Coli euy

5K 9 0
                                    

Saya dulu punya perasaan minder yang luar biasa. Perasaan yang membuat saya jadi orang pendiam. Namun biar pun pendiam, nafsu birahi tidak bisa disembunyikan atau ditiadakan. Memang nafsu ini kan tidak bisa dihapus biar pun orangnya pendiam kan? Parahnya nafsu ini seakan ingin terus dipuaskan alias disalurkan. Apalagi setelah mengenal yang namanya coli, saya jadi rajin menghabiskan simpanan cairan ini di kantong 'semar' tempat menyimpannya. Kali ini ceritanya rada-rada. Jadi yang belum 17 tahun mohon jangan membacanya ya. Kalau sampai membaca, tanggung sendiri akibatnya. Please only for 17 years and above. Setiap cowo punya cara perkenalan yang berbeda terhadap yang namanya coli. Boleh dibilang 97% cowo yang melakukannya. Jadi hanya ada 3% yang tidak melakukannya. Kalau penduduk dunia separuhnya cowo, maka terdapat sekurangnya 3% x 50% x 5 miliar alias 75 juta cowo saja yang tidak pernah melakukannya. Itu sih perkiraan saya saja. Artinya kalau kita bertemu dengan 100 orang cowo, hanya 3 orang yang tidak pernah melakukan coli. Itu sih tebakan saja, karena saya tidak pernah benar-benar melakukan survei. Selama kuliah saya memiliki 3 orang teman yang menurut pengakuannya tidak pernah coli, jadi saya ambil saja mereka jadi patokan. So.... jangan percaya angka ini. Itu hanya gambaran buram saja.Saya sendiri mengenal coli tanpa ada yang memberitahukan. Seingat saya waktu itu hari Minggu, jadi saya masih bisa bangun terlambat. Karena malas bangun, jadi melamun saja di kamar. Tiba-tiba bagian rahasia saya terasa agak gatal. Maklum sebagai cowo keturunan Tionghoa, saya tidak disunat. Dan tidak ada yang memberitahu saya bahwa bagian kulup itu harus dibersihkan. Kemungkinan gara-gara itu bagian tersebut terasa gatal. Karena gatal, maka untuk mengatasinya saya pun menggaruk-garuknya. Herannya semakin digaruk semakin gatal. Wah runyam juga nih. Rasanya kesal juga.

Anehnya selain gatal timbul rasa lain gara-gara digaruk. Jadi rasanya gado-gado alias nano-nano. Gatal-gatal enak gitu lho. Jadi karena perasaan itulah, maka aksi menggaruk-garuk bagian rahasia itu terus dilanjutkan. Semakin lama perasaan enak itu semakin banyak. Rasa itu membuat seluruh tubuh dialiri oleh getaran yang membuat gelombang nikmat di seluruh permukaan kulit. Bahkan ada keanehan lain. Rasanya ukuran senjata saya mengalami perkembangan. Sepertinya ukurannya membesar. Aduh ada apa nih? Aneh bukan? Perasaan apa yang melanda saya? Mengapa begitu nikmat? Tangan saya pun semakin intens menggaruk. Sampai suatu saat terasa ada cairan yang mengalir keluar menerobos dari lubang uretra. Cairan ini tidak bisa dicegah. Cairan keperjakaan. Cairan yang hanya cowo bisa keluarkan. Begitu keluar puncak kenikmatan pun tercapai. Namun karena sudah diajari jangan kencing di celana, saya pun jadi takut. Masa saya pipis lagi di celana? Sudah besar kan? Malu lagi! Terpaksalah saya pun melorotkan celana piyama saya dan melihat ke CD putih yang saya kenakan. Aduh...!! Benar saja. Ada bercak basah berbentuk lingkaran tidak beraturan di seputar undukan senjata rahasia saya. Saya pun meraba-rabanya. Sepertinya cairan ini agak lengket. Waduh bagaimana ini?

Perasaan terombang-ambing. Antara kenikmatan dan rasa malu. Tidak tahu apa yang mau dilakukan akhirnya saya pun membaringkan diri kembali di ranjang.Sambil berbaring saya merogoh senjata rahasia saya. Waduh basah dan lengket. Saya terdiam diri lama. Bagaimana ini? Akhirnya pasrah. Diamkan saja tunggu kering baru berani keluar. Maklum kamar mandi terpisah dari kamar tidur. Nanti kalau saya keluar kamar, pasti jadi perhatian yang lain. Kenapa celana saya basah? Bagaimana menjawabnya? Saya tidak bakal mampu menjawabnya. Jadi saya malas-malasan saja di ranjang. Karena hari Minggu masih punya alasan untuk bangun telat kan? Setelah itu pikiran pun sedikit tenang. Setelah tenang pikiran jadi melayang-layang kembali. Tadi itu perasaan apa ya? Begitu dahsyat! Sangat menggetarkan! Rasanya aliran strum listrik mengalir di seluruh tubuh. Saya benar-benar tidak mengerti kalau itu yang namanya coli. Kalau teringat pengalaman pertama coli, rasanya ada yang kembali ikut bergetar.... wkwkwk... Inilah jeleknya orang yang malas. Malas menimbulkan petaka. Merasa sudah aman, maka saya kembali memikirkan kenikmatan yang tadi dialami. Apa itu? Membayangkan kenikmatan itu, kembali tangan saya menyentuh senjata yang sudah basah. Tanpa sadar, gerakan tangan yang tadi terulang kembali. Perlahan-lahan tangan seperti menggaruk, walau sebenarnya memaju mundurkan senjata pribadi. Tidak lama kemudian, aliran listrik kembali mengalir ke seluruh tubuh. Tidak sedahysat tadi, tapi tetap bergelora. Gelombang demi gelombang kembali menggetarkan tubuh. Perasaan itu kembali lagi datang. Dengan nyaman saya pun membiarkan perasaan ini memenuhi hati saya. Ah.... sungguh nikmat. Tidak lama kemudian ada sedikit cairan lagi keluar. Tidak sebanyak yang pertama. Setelah itu saya merasa agak cape dan mengantuk. Tidak lama kemudian saya pun kembali bobo. Setelah menikmati coli pertama sebanyak 2 kali, saya merasa puas. Perasaan yang membuat saya ketagihan pada momen-momen lainnya.Bagi orang minder dan pendiam, coli ini menjadi alterantif yang menyenangkan untuk mengisi waktu. Saya awal melakukannya sehari bisa dilakukan berkali-kali. Pagi, siang dan malam. Begitu ada kesempatan, ingin sekali dilakukan. Pikiran cepat sekali terangsang. Begitu melihat ada gambar yang sedikit merangsang, maka pikiran pun langsung bergejolak dan tangan pun kembali menyentuh senjata rahasia para pria. Inilah kejelekan dari orang yang terlalu minder. Tidak bisa keluar dari kondisi yang dihadapi. Bolak-balik coli lagi.

Seperti tidak ada kegiatan lain. Padahal masih banyak kegiatan positif yang harus dilakukan dalam masa pertumbuhan. Kalau sebagian besar eneri anak muda disalurkan pada kegiatan seperti ini, habis sudah waktu untuk yang lainnya. Ini dia salah satu kejelekan dari coli. Kalau sudah ketagihan , seperti narkoba kita jadi kecanduan. Model awal coli seperti saya yang tahu sendiri tanpa ada yang memberitahu (baik dari teman atau media massa) rasanya termasuk jarang. Karena biasanya kalau tanya awal mulanya mengenal coli, umumnya dari pergaulan. Ada teman saya yang diajak teman-temannya untuk bareng-bareng coli di atas genting rumahnya. Jadi mereka buka celana bersama, lalu sama-sama menggerak-gerakan tangan mereka di atas senjata mereka secara bersama-sama sampai akhirnya mencapai puncak. Ada juga mengetahui saat dikerjain teman-temannya. Ada juga yang tahu dari menonton film atau video. Ada juga yang tahu dari media sosial. Jadi kalau kamu awal mengenal coli dari mana? Kebiasaan coli akan mempengaruhi masa depan kita juga. Coli itu kan membutuhkan enersi yang cukup besar. Biasanya kalau sudah dilakukan sekali , diperlukan istirahat sebelum bisa melakukannya lagi. Ada yang sangat cepat pulih sehingga bisa langsung 'on', dan ada juga yang langsung mengantuk sehingga perlu istirahat alias tidur. Kalau sering-sering dilakukan, otomatis waktu untuk kegiatan yang lain akan berkurang. Bayangkan saja ada di antara teman saya yang mengaku, dalam sehari dia bisa coli minimal 4 kali! Pagi , siang dan malam dia lakukan. Untuk mengatasi adiksi (kecanduan) coli perlu pengalihan pikiran yaitu dengan melakukan hobi lainnya. Nah ini bisa diisi dengan belajar macam-macam. Yang suka nge-bully silahkan (yang satu ini jangan dipelihara ya...wkwkw), yang suka foto bugil monggo (yang ini kudu hati-hati karena kalau tersebar bisa kacau), yang suka cari daun muda awas ya! (bercanda). Yang pasti waktu jangan dihabiskan buat coli saja. Saya sendiri sudah tidak lagi coli setiap hari. Paling seminggu 2-3 kali saja, malah kalau banyak kegiatan yang lain, maka coli bisa nihil sama sekali. Tapi kalau ada Rafael, jadi lebih sering lho.... (kidding).Sekian dulu....nanti sambung lagi topik coli ini.

Buat kaum cowo (for male only)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang