Karyawan Hotel

1.2K 2 0
                                    

Kali ini saya bertugas ke sebelah Utara Sumatra dan diberi fasilitas hotel berbintang yang dilengkapi dengan kolam renang , sauna dan kolam air dingin dan panas. Setelah bekerja keras siangnya, malam hari saya mau rileks memulihkan kondisi dengan berendam di air panas sambil menikmati film di layar TV. Ruangnya sepi. Hanya ada seorang pengunjung dan seorang petugas kebersihan hotel yang mengeringkan lantai setelah pengunjung menikmati kolam renang dan kolam air panas dan dingin. Setelah menikmati kolam air panas, saya bermaksud menikmati ruang sauna, namun sebelumnya saya mau membasahi tubuh dulu agar suhu tubuh tidak terlalu panas. Saya pun menuju ruang bilas. Pengunjung yang satu lagi sudah terlebih dahulu membilas badan dan pulang. Jadi hanya ada saya sebagai pengunjung terakhir.

Setelah mengambil handuk, saya pun langsung menuju kamar bilas. Kamar bilasnya punya keunikan karena dibuat dari kaca yang buram. Namun yang namanya kaca walaupun buram, tetap saja bisa melihat bayangan orang di kamar bilas sebelahnya. Karena tinggal seorang diri, maka dengan leluasa saya membilas badan saya.

Saat membersihkan badan dan bagian pribadi saya, tiba-tiba di kamar bilas sebelah kanan muncul sesosok tubuh. Heran juga padahal seingat saya tadi sudah tidak ada lagi pengunjung lainnya. Saya dapat melihat sosok tubuhnya yang tinggal mengenakan celana pendek saja. Tapi ia tidak segera membuka celananya. Bahkan uniknya malah dia melihat ke arah kamar bilas tempat saya berada. Seperti saya bisa melihat bayangan dia sebaliknya saya yakin dia pun bisa melihat bayangan tubuh saya dari kamarnya. Saya cuek saya membersihkan tubuh saya. Sepertinya dia menikmati acara saya mandi. Buktinya wajah dan tubuhnya diarahkan ke kamar bilas saya. Partisi yang memisahkan kamar bilas yang terbuat dari kaca buram punya keunikan, kalau kita masing-masing menyiramnya dengan air, maka intensitas keburamannya menurun, alias kita bisa melihat kamar bilas sebelah dengan lebih jelas. Karena saya sedang mandi otomatis kaca pemisah kamar bilas kami sudah terkena air pancuran. Sedangkan kamar sebelah pun sudah diguyur oleh orang yang berada di sebelah. Dengan demikian, kami bisa dengan mudah melihat kondisi orang yang di sebelah kami dengan jelas. Istilah lainnya , kita bisa saling lihat walau tidak sejelas kalau tanpa kaca.

Rupanya orang yang di kamar sebelah memang sedang menikmati saya mandi. Dia terus melihat ke arah saya. Wajahnya terus memandang ke tubuh saya. Kelihatannya dia mulai benar-benar menemukan 'mainan' baru. Apalagi kalau saya sedang membersihkan bagian rahasia saya. Dia sepertinya tidak puas-puasnya melihat saya mandi. Bahkan tangannya sudah mulai mencopoti lem kaca yang menyatukan sambungan kaca. Tujuannya jelas. Kalau lem berhasil dilepas, maka akan timbul celah buat dia mengintip tanpa penghalang sama sekali. Wah gawat juga nih. Masa dia mau menelanjangi saya? Begitulah pikiran saya. Maka saya pun menyelesaikan acara bilasnya dan segera mengambil handuk untuk menutupi tubuh saya. Setelah itu saya melangkah ke ruang sauna.

Rupanya orang yang tadi pun melakukan hal yang sama. Dia dengan cepat menyusul saya ke kamar sauna. Di sini saya baru melihat wajahnya dengan jelas. Masih muda. Di ruang sauna ini kami saling berbagi informasi. Dia meminta informasi tentang saya. Saya hanya menjawab seperlunya saja. Dia minta boleh tidak datang ke kamar tempat saya menginap. Saya langsung kebat-kebit. Mau apa dia? Pasti mau mengajak yang enggak-enggak. Jadi saya tidak kasih nomor kamar saya. Dari percakapan itu saya baru tahu namanya Budi. Ia baru berusia 20 tahun dan sedang kuliah jurusan ekonomi. Awalnya dia bilang dia pengunjung hotel. Waktu saya tanya lebih rinci, baru dia mengaku bahwa dia kerja di hotel itu. Kelebihan Budi adalah bibirnya yang merah dan wajahnya tampan. Waktu ia bilang kerja sebagai penerima tamu yang mau menikmati fasilitas gymn, saya baru ingat. Memang tadi waktu registrasi untuk masuk ruang gymn ada 2 pemuda yang menjaga tadi di luar. Rupanya salah satunya dia.

Ruang sauna itu memang sepi karena hanya ada kami berdua saja. Maklum jam operasionalnya memang sudah hampir berakhir. Saya lihat ada tonjolan yang membesar di celana pendeknya. Rupanya dia sedang 'on'. Dia terus mendesak untuk mendapatkan nomor kamar saya. Dia ingin mampir. Saya yang takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dia bilang, tidak apa. Nanti bilang saja, dia adalah saudara saya yang mau berkunjung. Saya tetap tidak mau memberitahu. Saya beralasan, di hotel ini penuh dengan kamera CCTV nanti tidak enak. Tapi tetap saja dia mendesak. Rupanya dia memang benar-benar sedang terangsang. Dia pun memperlihatkan bagian rahasianya dan lagi-lagi meminta saya untuk mengundangnya masuk ke kamar saya. Wah ini benar-benar pengalaman saya berhadapan dengan karyawan hotel seperti ini. Saya bersikeras tidak mau kasih. Saya beralasan saya tinggal dengan teman di kamar. Dia tanya temannya laki atau perempuan. Saya bilang laki. 'Wah kebetulan', kita ajak saja sekalian. "Wah tidak enak. Dia kan laki-laki normal" jawab saya sekenanya untuk menolaknya. Karena dia terus mendesak, akhirnya saya pun menyudahi saja acara di kamar sauna ini. Saya pun langsung menuju kamar bilas lagi. Saya bermaksud menyudahi saja dan kembali ke kamar.

Rupanya Budi masih mengikuti. Setelah saya masuk kamar bilas, ia pun kembali masuk ke kamar bilas di sebelah kamar saya. Lagi-lagi dia menyiram kaca pemisah kamar bilas kami sehingga bisa melihat saya dengan lebih jelas. Tubuh saya pun dengan cepat menjadi perhatian dia. Rupanya dia kembali terangsang. Dia sudah membuka celana pendeknya dan mengeluarkan senjatanya. Tidak sampai situ saja, ia pun segera memainkan senjatanya itu. Dikocok-kocoknya dan kemudian ditempelkannya di kaca pemisah kamar bilas kami. Saya perhatikan miliknya tidak sebesar punya saya. Tapi sepertinya ia benar-benar ingin menunjukkan keperkasaannya. Dia terus ingin merangsang saya. Saya biarkan saja dan terus mandi. Dia pun meneruskan aksinya dengan melakukan coli dan memainkan alatnya itu. Tidak terasa saya jadi terpancing memperhatikan ulahnya itu. Dia membuat gerak isyarat agar saya ikut melakukan ulahnya. Wow....

Karena sedang berbilas sambil memperhatikan ulahnya, tanpa saya sadari kamar bilas di sebelah kiri saya pun terisi pula. Saya benar-benar tidak tahu. Bagaimana mungkin ada orang lain karena kan pengunjung hanya ada saya sendiri. Rupanya orang di kamar sebelah itu pun melakukan ulah yang tidak kalah dengan Budi. Waktu saya tanpa sengaja membalikkan badan dan melihat ke kamar bilas sebelah itu, saya baru tahu bahwa di kamar itu sudah ada orang dan orang itu sudah membasahi kaca pemisah kamar bilas kami dengan air sehingga kami bisa dengan mudah saling lihat-lihatan seperti saya dan Budi. Saya setengah kaget saat menyadarinya. Sejak kapan ada orang di situ? Lalu sejak kapan kacanya menjadi basah sehingga terlihat dari sebelah? Jadi dari tadi dia sudah melihat tubuh saya? Ah.... benar-benar gila. Jadi saya dikeroyok oleh dua orang di kiri dan kanan?

Saya pun memperhatikan pengunjung itu, sebut saja namanya X. Saya perhatikan rupanya dia sedang berbugil ria sambil mandi. Begitu saya pergoki ulahnya, dia pun merasa malu dan cepat-cepat menyelesaikan acara mandinya. Setelah itu ia pun keluar. Saya sempat melihat tubuhnya yang bugil dan saat ia mengeringkan tubuhnya. Orangnya kecil dan tergolong tampan. Rasanya dia bukan karyawan hotel. Kulitnya putih, sepertinya dia juga orang Tionghoa. Kemungkinan dia adalah pengunjung hotel seperti saya. Tapi entahlah. Dia keluar kamar bilas terlebih dahulu. Karena terperanjat, saya pun cepat-cepat menyudahi acara mandi. Benar-benar pengalaman unik. Bagaimana mungkin ada karyawan hotel bintang 5 yang ingin datang ke kamar tamu yang menginap dan sepertinya ingin berhubungan seks dengan tamunya? Sepertinya ia sudah mengatur ada pengunjung lain untuk melihat tubuh saya saat saya sedang memperhatikan ulahnya. Rupanya di hotel ini selain karyawannya gay, juga ada pengunjung hotel yang gay juga. Apa mungkin X itu membayar Budi untuk memancing perhatian saya agar dia bisa melihat tubuh bugil saya yang sedang mandi? Ah... gelap. Lebih baik cepat-cepat selesaikan dan balik ke kamar.

Setelah selesai mandi, dengan cepat saya berpakaian dan balik ke kamar. Beruntung saya tidak melihat lagi keberadaan karyawan hotel yang tampan dan tamu pengunjung itu lagi. Entah kerjasama apa yang ada di antara mereka. Unik juga hotel ini. Hotel mahal tapi kok bisa ada kejadian seperti ini? Saya rasanya aneh. Waktu mau tidur rasanya seperti tidur tanpa pakaian sama sekali. Perasaan saya tidur bugil dengan ditonton oleh orang-orang.... Wuih... Ngeri juga ya. Bagaimana kalau saya biarkan Budi datang? Jangan-jangan si X juga datang. Habislah saya.

Buat kaum cowo (for male only)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang