Gymn lagi (4)

569 4 0
                                    

Ada sebuah kisah lain di ruang gymn. Kali ini benar-benar berbeda bentuk. Karena kejadiannya di ruang sauna (jiah.... bukan tukang keliling dari satu sauna ke sauna lain tapi hanya di ruang sauna tempat saya jadi member lho) maka kisahnya bermula dari saat saya dan seorang pemuda sedang menikmati udara panas di ruang sauna.

Kisah awalnya sih waktu saya sedang berada di ruang sauna, tiba-tiba masuklah seorang pemuda kurus. Maksudnya ia lebih kurus dari saya. Waktu saya tanya dia tingginya 172 cm dengan berat 62 kg, jadi secara berat badan ideal sebenarnya ia termasuk ideal. Hanya kalau dilihat kasat mata, badannya 'ketipisan'. Orangnya sebenarnya agak pendiam. Buktinya waktu ada penikmat sauna yang mengajaknya bicara, hanya dijawab satu-dua patah kata saja. Kalau istilah sekarang mungkin dibilang 'cool'.

Saat kami berdua, saya coba-coba mengajaknya bicara. Memang tidak banyak bicaranya. Saya hanya tahu dia lulus STM saja dan kerjanya sebagai montir. Dia orang Sunda. Sedangkan fisiknya selain kurus, kulitnya tidak hitam atau putih, alias sedang-sedang saja. Raut wajah juga tidak tergolong tampan, namun menarik. Tidak tahu istilahnya apa. Saya dari awal sudah curiga dia termasuk gay. Hal ini gampang dilihat karena handuk yang dikenakan tidak tertutup rapat alias belah tengah. Sehingga kalau kita iseng menurunkan kepala hingga sejajar dengan pahanya maka dengan mudah kita bisa melihat barang di balik handuknya.

Dia mundar-mandir dari ruang sauna ke luar ruangan sauna entah di depan kamar atau ke kamar bilas atau ke tempat ganti (ruang loker). Nah lho, kenapa saya jadi perhatian gitu ya? Dia memang sendirian ke tempat fitness ini dengan naik motor. Dia menjemur celana renangnya di dekat perbaraan sauna.

Herannya dia walau tidak mudah diajak bicara, tetapi dia terus menatap ke arah handuk saya. Mengerti kan maksudnya? Sepertinya ia memang ingin melihat isinya. Hanya karena orangnya penakut atau hati-hati, maka ia tidak berani bertindak lebih jauh. Karena handuk ia juga terbuka, maka saya pun terkadang iseng ingin melihat isinya. Maka kami berdua saling pandang dan ukur. Lucu kan? Tidak banyak bicara hanya saling pandang. Karena orangnya pemalu , jadi saya agak sungkan juga.

Oh iya namanya sebut saja Ridwan. Saya sempat berkomentar namanya seperti Kang Emil, itu penguasa Bandung (Kang Emil). Akhirnya setelah puas menikmati sauna, kami pun menyudahi acara kami. Kami pun membersihkan badan di ruang yang hanya dibatasi tirai saja. Karena saya selesai lebih dahulu, maka saya pun langsung melap dan memakai pakaian saya. Setelah selesai, barulah Ridwan masuk ke kamar ganti. Di sini kami saling memberi salam perpisahan. Namun sebelumnya, ia sedikit memberi 'bonus'. Maksudnya ia akhirnya memperlihatkan senjata rahasianya saat membuka handuk dan mengenakan celana pendeknya. Nah... dia dengan grogi memperlihatkannya. Sayangnya dia tidak berani membukanya lama-lama karena di ruang ganti ada orang lain lagi.

Setelah selesai pakai baju, kami pun berpisah. Tidak ada kelanjutan. Begitu saja. Moga-moga ketemu lagi nantinya. Katanya dia datang ke tempat gymn setiap hari Selasa. Kalau gitu, akan saya sempatkan untuk datang lagi....

Buat kaum cowo (for male only)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang