Kalau ditanya mengapa sih kamu jadi gay? Bingung jawabnya. Dulu waktu kecil kalau tidak salah sewaktu masih SD, memang saya pernah dilecehkan secara seksual. Ada orang yang menghisap lolipop saya. Seingat saya saat itu saya bahkan belum bisa ejakulasi, hanya sensasinya memang beda. Apa itu yang membuat saya jadi gay? Rasanya memang begitu ya.
Ada juga teman SD yang suka megang-megang punya saya. Kalau saya lengah sedikit, maka senjata rahasia saya menjadi sasaran buat diremas-remas. Mungkin ini juga faktor pemicu lainnya. Yang lebih parah waktu mengambil les bahasa Inggris saat SMP. Ada seorang teman les yang parah banget. Orangnya kurus kecil, tapi nafsunya besar. Ia paling sering memasukan tangannya dari bawah celah celana pendek saya untuk mencari-cari peliharaan saya yang masih kecil. Gila ga ya? Herannya ada teman yang duduk di sebelah saya , melihat kejadian ini malah pusakanya jadi membesar. Kelihatan banget dari celana pendeknya. Saya yakin ukurannya sudah 15 cm saat itu! Busyet besar banget. Itu kan masih anak SMP. Orangnya masih kecil tapi punya pusaka yang begitu besar. Balik lagi ke teman les yang kurus kecil itu. Itu anak benar-benar gila. Dia bukan saja rajin meraba, ia juga bilang begini ke saya,"Mau tidak saya isap punyamu?". Waktu itu walau tidak terlalu kecil, tapi sudah bisa ejakulasi. Jadi sudah bangkit nafsu saya. Mendengar begitu, awalnya bingung. Tidak mengerti. Apa maksudnya diisap-isap.
Jadi bengong saja. Hanya bisa membayangkan saja... wkwk... Dia sendiri menjadi gay gara-gara dijadikan objek pelampiasan lelaki dewasa. Kasihan juga sebenarnya dia. Maka saya terkadang timbul rasa kesal dengan gay pemangsa yang suka mencari lelaki kecil untuk dijadikan objek pelampiasan. Saya setuju, gay seperti ini sebaiknya dikebiri benaran, bukan lagi kebiri kiamiwi. Alias dipotong aja tongkatnya , biar tidak bisa lagi mengganggu anak-anak kecil. Setuju ga?
Mereka itulah perusak orang normal. Merusak masa depan anak-anak yang masih kecil.Suatu kali saya berkenalan di dunia maya dengan orang asal Surabaya. Dia nasibnya kurang lebih sama. Saat masih kecil, dia diajak nonton oleh tetangganya yang dari segi usia tergolong tua. Tetangganya itu rupanya pedofil alias penyuka seks dengan anak-anak. Dengan sengaja ia mengajak kenalan itu ke bioskop yang sepi. Di sana dia digarap oleh tetangga tersebut. Sebagai imbalannya dia dibelikan makanan atau dikasih uang jajan. Lama-lama dia ketagihan. Awalnya bingung dan tertekan, lama-lama malah mengharapkan. Begitulah jahat nya nafsu begini.
Sekali terkena, ibarat kanker sulit untuk lepas. Karena wajahnya tergolong tampan, maka gantian dia pun mencari pelampiasan. Namun karena yang mengerjai dia orang yang lebih dewasa, maka ia juga mencari orang-orang yang lebih tua. Dia pindah kerja di Jakarta lalu kemudian bertemu dengan para gay di ibukota, termasuk teman sekerjanya. Wah seru juga mendengar ceritanya via alat komunikasi. Dia mendesak-desak saya terus untuk bertemu. Katanya mau main dengan saya. Waktu itu saya masih 'se kia' (yang tidak tahu, cari sendiri artinya ya) , jadi takut juga. Maksudnya takut ketagihan... wkwk. Nah berapa banyak anak yang sejak kecil sudah digarap oleh orang dewasa alias gay pemangsa ini? Saya yakin jumlahnya banyak. Coba saja baca status para gay brondong.Awal tertarik jadi gay , rasa rendah diri melanda saya. Kenapa saya jadi aneh begini? Mengapa saya berbeda? Kenapa cowo lain tertarik dengan lawan jenis, sedangkan saya tertarik dengan orang yang sejenis? Sejak itu saya jadi pendiam. Rasanya dunia memusuhi diri saya. Orang tua berulang kali membujuk saya untuk banyak bergaul. Mereka heran dengan diri saya. Ada apa sih? Secara fisik tidak ada yang kurang. Bahkan salah seorang paman saya suka dengan wajah saya. Katanya saya mirip bintang film. Wkwk.... Jadi tersanjung nih. Namun masalahnya bukan di fisik melainkan secara mental. Saya terlalu minder untuk membuka diri. Saya takut orang-orang menjauhi kalau tahu kondisi sebenarnya. Untung saja, saya tidak bunuh diri dalam kesunyian. Saya rasa wajah yang menarik dan tampan memang bisa menjadi dilema bagi pemiliknya. Yang pasti para gay pasti mencari orang-orang yang berwajah menarik. Iya kan? Masa ada orang mencari yang wajahnya tidak menarik? Jadilah orang tampan sasaran alias target. Sekarang tergantung nasib orang juga.
Kalau bertemu dengan sama-sama gay, jadilah gay benaran (memangnya ada gay gadun ya?). Beruntung juga saya punya orang yang bisa mengarahkan saya. Karena saya orangnya pendiam, maka saya tidak bisa mengungkapkan perasaan lewat percakapan. Jadi saya disarankan untuk menuliskan unek-unek dan keluhan saya lewat tulisan. Sehingga saya lebih suka menulis dibanding komunikasi lewat telpon. Biarpun tulisan nya amburadul, minimal bisa dibaca dan dimengerti. Begitu saja cukup. Berarti ada orang di luar yang pernah mengenal dan memahami apa yang saya sudah alami. Mereka tidak mengenal saya secara pribadi tapi mereka mengenal saya dalam bentuk tulisan. Jadi saya juga memberi saran buat yang membaca tulisan ini, mungkin kamu-kamu juga suka menangis sedih karena melihat kondisi dilematis yang kamu hadapi. Jangan pernah menyerah. Kamu masih punya buku atau komputer untuk mencoretkan unek-unekmu. Belum lagi kamu masih punya keluarga dan Tuhan yang menyayangimu. Carilah hobi dan kegiatan yang bisa menjadi saluran kegundahan hati. Memang tidak bisa permanen, namun minimal bisa meringankan kegalauan. Kalau saya suka menulis dan membaca, kamu suka apa? Buat yang suka main musik, perdalamlah. Bagi yang suka makan, buatlah rekomendasi warung dan restoran yang enak. Buat yang suka menyanyi, latihan suaramu walau mungkin seperti kaleng pecah (bercanda ya bro). Buat yang suka binatang, peliharalah mereka dengan kasih sayang. Buat yang suka melukis, buatlah master piece biarpun orang lain bertanya-tanya itu lukisan apa? Mari kita memberi arti bagi dunia ini. Biar pun hanya setitik saja. Biar pun hobi kita mungkin hanya seberkas cahaya pendar seperti buluh yang akan padam. Tetapi percayalah itu tidak akan sia-sia. Jiah.... saya lagi belajar jadi orang bijak nih. Biar tidak ada yang minta nasehat, minimal kamu pernah baca tulisan ini kan? Buat yang sudah baca, terima kasih ya sudah mau membaca sampai tuntas. Salam sayang untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buat kaum cowo (for male only)
RomanceKumpulan artikel yang saya buat dari pengalaman yang saya dapatkan.