Kisah ini saya alami waktu bermalam salah satu hotel di Sunter Jakarta. Hotel ini berbintang empat dan mempunyai fasilitas lengkap dari kolam renang sampai sauna. Rasanya asyik sekali bisa berenang. Penyegaran setelah seharian melakukan rutinitas. Karena cukup banyak anak kecil yang berenang, saya putuskan berenangnya agak malam. Benar saja, karena waktu sudah beranjak agak malam anak kecil yang berenang tidak lagi sebanyak sebelumnya. Biarlah yang penting masing bisa berenang dengan bebas. Jadi saya pun mengayuhkan tangan dan menendang-nendang air untuk melaju bolak-balik di kolam renang. Diterangi sinar lampu di pinggir kolam tidak menghalangi niat untuk menyibakkan air di kolam renang. Asyik..... Untunglah temperatur kolam renang tidak membuat tubuh menggigil. Namun demikian saya tidak berani berlama-lama berada di kolam renang, alias tidak mau membuat tubuh terlalu lelah.
Selesai berenang, saya pun langsung menuju kamar bilas. Bersihkan badan dulu sebelum masuk ruang sauna. Saat mau masuk ke kamar sauna, bertemu dengan seorang pemuda brondong. Melihat saya dia langsung tersenyum penuh arti. Saya pun membalasnya. Dalam hati saya berkata, "Wah semoga suasana di sini banyak yang ramah, agar tidak bete sendirian di hotel".
Di dalam kamar sauna sendiri panas sekali. Sudah ada 3 remaja Tionghoa di dalam, mereka bercakap-cakap dengan suara keras sehingga saya tidak enak bicara dengan pemuda tadi karena bisa beradu keras. Akhirnya satu per satu penikmat sauna keluar sehingga hanya tersisa saya sendiri. Saya pun masih ingin meneruskan berada di ruang sauna sehingga untuk mengatasi panas, saya kembali membasahi tubuh dengan air pancuran di ruang bilas. Maklum saya penggemar sauna dan tahan berlama-lama di sana.
Setelah berada kembali di dalam ruang sauna sendirian, tidak lama kemudian masuklah seorang bapak keturunan India. Sudah tua dan berkulit hitam. Dia tanpa malu-malu membuka handuk yang membalut tubuh bagian bawahnya. Jadi saya pun berdua dengan seorang bapak yang tanpa sehelai benang pun. Saya tidak protes dan tidak juga ke luar dari ruang sauna. Orang seperti bapak ini memang senangnya seperti itu tapi bisa melakukan hal-hal yang menyeramkan seperti memperkosa atau melecehkan kita secara seksual. Jadi selama kita tenang dan tidak memancing, tidak akan terjadi hal-hal yang menakutkan. Sang bapak India ini kuat berada di ruang panas seperti sauna ini , jadi kami berbagi kamar sauna dalam keheningan. Tidak terganggu apa pun. Akhirnya saya menyudahi acara di ruang sauna dan berbilas. Setelah itu kembali ke kamar dan tidur dengan nikmat.
Keesokan paginya saya bermaksud kembali berolah raga renang. Walau badan masih sedikit pegal karena berenang semalam, namun mumpung lagi di hotel bisa berenang dengan gratis. Saya memprediksikan kalau berenang pagi hari belum banyak anak-anak yang berenang. Ternyata benar. Anak-anak yang menginap di hotel masih menikmati hidangan santapan pagi. Jadilah pagi ini saya menyegarkan diri di kolam renang hotel. Setelah mengayuh tangan dan kaki membelah air kolam renang sebanyak 10 kali bolak balik kolam renang, saya pun menyudahi acara berenangnya.
Seperti semalam, selesai renang saya melanjutkan ke ruang sauna. Saya memperkirakan ruang ini sepi karena masih pagi. Memang benar, tetapi tetap saja masih ada orang yang menikmati ruang ini. Ada seorang bapak muda dengan anak yang masih kecil. Kalau tidak salah sang bapak ini berasal dari daerah utara Sumatra. Dia memakai CD warna putih tanpa ditutupi oleh handuk lebar. Matanya pun melirik-lirik ke arah bagian rahasia. Sewaktu saya berbilas, tirai kamar saya tidak tertutup rapat dan waktu saya lihat keluar, dia sedang menunggu dan melihat ke arah kamar bilas saya. Rupanya dia sangat mengharapkan untuk melihatnya.
Setelah membasahi tubuh dengan air pancuran, saya pun segera memasuki ruang sauna. Rupanya sang bapak juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Walaupun anaknya sudah mendesak untuk mengajaknya ke luar untuk berenang, sang bapak hanya berpesan agar anaknya berenang terlebih dahulu. Sedangkan ia sendiri mengikuti saya masuk ke ruang sauna. Sewaktu kami berdua sudah duduk, ia pun memulai percakapan. Rupanya ia sudah menikah dan jadi pegawai suatu perusahaan (lupa). Kalau tidak salah dia bekerja di bagian Sumber Daya Manusia (SDM). Ia bermalam di hotel karena sedang libur juga bersama keluarga. Sambil ngobrol, ia pun melepaskan CD putihnya sehingga bagian rahasianya terpampang. Wah cukup panjang. Alasannya sederhana, "Kepanasan".Kami pun melanjutkan percakapan kami namun tidak terkait dengan hal-hal porno. Dia sendiri sepertinya sudah "kepingin" kalau di lihat dari nafas dan sorotan matanya. Wah masih pagi sudah terangsang begitu. Beruntunglah, anaknya yang masih kecil kembali masuk dan meminta bapaknya menemaninya berenang. Dengan sedih akhirnya sang bapak pun pergi. Rupanya sang bapak itu bisex. Jadi walau sudah menikah dan punya junior, ia tetap menghendaki laki-laki. Padahal wajahnya juga tampan lho. Begitulah menikmati sauda di hotel. Tidak disangka ada yang seperti ini. Mau bukti? Coba saja sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buat kaum cowo (for male only)
RomanceKumpulan artikel yang saya buat dari pengalaman yang saya dapatkan.