Setelah diantar pulang oleh Yasa, aku memasuki kamar diam-diam, beruntung aku cuma menghabiskan waktu satu jam.
Aku menangis dalam diam, sampai saat ini aku masih memikirkan apa keputusanku sudah tepat?
Ah, Keyla bodoh. Aku menatap diriku dicermin dan yang kulihat adalah sosok lain dari diriku. Aku yang sangat sangat menyedihkan, mataku sembab, rambutku acak acakan.
Kalau sudah seperti ini aku harus mengompres mataku dengan kantung teh dulu agar tidak terlihat seperti habis menangis, akibatnya aku jadi agak siang berangkat sekolah.
Setelah berada disekolah, Aku berpapasan dengan murid dari kelas lain yang menatapku dengan tatapan yang tak ku mengerti. Dan aku mendengar suara
"Itu orangnya yang udah mutusin si Yasa." Ucap si cewek sambil menunjukku.
Apa Yasa seterkenal itu? Dan apa hubungan kami seterkenal itu?
Bisik bisik tapi terdengar oleh telingaku dan tatapan mereka benar benar menyebalkan.
Aku harus kembali ke Keyla Amandanita seperti biasa, Keyla yang cuek dan tidak peduli sekitar.
"Lo baik baik aja?" tanya Sasa yang tiba-tiba datang merangkulku diikuti oleh Fay.
Aku mengangguk memberitahu mereka bahwa aku baik-baik saja "Salah gue apa? Gue putus sama Yasa pun gak ngerugiin mereka," tanyaku.
"Mereka emang gitu Key, kalo ada bahan gosip pasti digosipin," ceplos Fay.
Aku menghernyitkan dahi ku bingung, "Kenapa mereka bisa tahu? Padahal kejadian ini baru,"
"Mungkin Yasa curhat sama salah satu diantara mereka, jadi mereka pengen tahu lebih lanjut," jawab Sasa agak sedikit berbisik.
Fay dan Sasa pun tersenyum memberikanku semangat, "Udah dong, Lo jangan nangis Lo kuat,"
"Gue gak nangis," ucapku sambil menyeka air mata.
Aku menunjuk mataku sendiri, "Lo liat? Gue gak terlihat abis nangis kan? Yaiyalah abis gue kompres matanya," aku tertawa hambar, menertawai diriku sendiri.
Oh jadi begini rasanya putus, dulu aku selalu jijik setiap kali ada orang yang abis putus lalu nangis nangis. Karena untuk apa nangis setelah diputusin? Tapi malah sekarang aku yang merasakan hal jijik itu.
Sasa dan Fay tentu tahu ini pertama kali nya aku menjalin hubungan, Dan awalnya mereka berdua juga sangat sangat mendukungku.
///
Sasa dan Fay sudah pulang, Aku melamun sendirian didepan kelas, memikirkan ikut eskul atau tidak eskul.
Hari ini aku ada jadwal ikut eskul ITClub, sebenarnya rasanya aku ingin pulang saja, toh mana mungkin aku bisa bertatap muka dengan Yasa, setelah kejadian putus itu.
"Woi Key malah bengong ayo eskul, anak anak kita sudah menunggu," teriak Rangga yang melambaikan tangan dan mendekat.
"Anak anak kita? Emang kapan gue nikah sama Lo?" Sinisku. Yang sebenarnya memang tidak mood melayani ocehannya Rangga.
"Canda yaelah, gue juga ogah," ucapnya membuang muka.
"Yaudah Lo duluan aja, ntar gue nyusul," ujarku mengusir secara halus.
Rangga pun mengangguk dan berjalan menuju lab. Mungkin dia mengerti dengan sikapku. Toh, mana mungkin seorang Yasa tak bercerita pada Rangga?
Setelah beberapa langkah Rangga pun menengok kembali "Oh iya key, tiga kata dari gue : JANGAN LUPA MOVE ON," teriak Rangga yang langsung lari.
"ITU EMPAT KATA, BAKHA," ucapku yang tidak kalah kencang dari ucapan Rangga.
///
"Assalamualaikum, maaf terlambat," ucapku agak malas.
Oke, aku memutuskan untuk ikut eskul, Dan sengaja akan datang terlambat. Karena masalah harus dihadapi bukan untuk dihindari, kan?
"Oke, kebetulan emang baru dimulai kok. Daritadi kita ngejelasin tentang jas yang mau kita pesan. Nah materi hari ini disampaikan oleh Kak Keyla ya, Yo key," ucap Yasa santai.
Dia ini tipe manusia seperti apa? Kok bisa sesantai itu? Apa dia tidak melihat tatapan malasku? Kenapa aku lagi yang menjelaskan? Rasanya aku ingin protes tapi ya malu juga kalo protes didepan anggota eskul gini.
"Semangat Bu Keyla," ucap Rafa memberikan jempolnya.
Aku memaksakan senyum, oke mungkin ini saatnya aku mulai drama.
"Materi apa Yas?" tanyaku pada Yasa.
Dia agak berpikir lalu menjawab "DSLR aja,"
"Bukannya udah pernah?" tanyaku.
"Perdalam aja materi nya," jawabnya.
Aku mengangguk mengerti, lalu mengambil spidol yang ada. Karena aku tipe orang yang kalau menjelaskan didepan itu tanganku harus memegang sesuatu ya contohnya spidol ini.
"Oke, materi kali ini DSLR ya. Eh Rangga tolong ambilkan DSLR dibox atas dong, biar lebih enak ngejelasinnya," ucapku menoleh pada Rangga.
"Makanya tinggi tuh ke atas, bilang aja Lo gak nyampe buat ngambil box nya kan," ujarnya yang benar benar terdengar meledek. Tapi tetap saja ia berdiri untuk mengambil kamera nya lalu memberikan nya padaku.
"Oke, ada yang tau atau inget apa kepanjangan DSLR?" tanyaku pada adik adik anggota ITClub.
Hening, yah mungkin mereka lupa. "Jadi DSLR ituuu Digital Single lens Reflex, boleh di tulis deh ya biar kalian gak lupa," ucapku sambil berusaha tertawa pada hal yang sama sekali tidak ada lucunya.
Lalu aku menjelaskan fungsi-fungsi yang ada di kamera, awalnya aku ingin menjelaskan juga tentang Triangle Exposure tapi baru saja kujelaskan apa itu Triangle Exposure aku malah lupa penjelasannya. Aku menengok kearah Yasa bermaksud meminta bantuan dengan tatapan mata, aku harap dia mengerti.
"Kak Keyla nya agak sedikit gak enak badan, jadi saya yang bakal lanjutin materi Triangle Exposure nya ya," ucap Yasa mengambil alih posisiku.
Aku menghembuskan napas lega dan tersenyum, ternyata Yasa memahami tatapanku tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EFFECT [SELESAI]
Teen FictionBerawal dari ramalan teman sekelas yang bikin Keyla bingung, sampai akhirnya Keyla mulai percaya dengan ramalan tersebut. Tapi, kejadian tak terduga malah datang. *** "Ternyata kamu bisa memberikan efek yang besar untuk hati saya ya." Catatan : Revi...