31 // Jangan tutup hatimu, lagi

34 4 0
                                    

Aku merasa Deja vu dengan ajakan ini, aku berusaha mengelak "Tapi kan rumah kita gak searah, gue pulang sendiri aja lagian jauh juga,"

"Bacot lu ah" ucap Rangga yang datang tiba-tiba dari belakang yang langsung disambut dorongan oleh Keyla.

Tanpa mempedulikan ucapan Rangga, Yasa langsung mengambil motornya.

"Yo naik," kata Yasa. Ya sudahlah daripada aku terus beradu argumen dengan Rangga alangkah lebih baik Aku pulang sekarang.

"Eh yaudah gue pulang duluan ya, dahh" ucapku berpamitan dengan yang lain.

"Tuhkan gue bilang juga apa, bacot tuh mereka berdua" ucap Rangga pelan yang masih terdengar oleh kita semua.

"GUE MASIH DENGER OMONGAN LO YA GA," Kataku keras.

///

Sepanjang perjalanan diisi oleh keheningan, Aku bingung ingin berkata apa begitupun mungkin dengan Yasa. Walau Yasa sangat terlihat handal dalam berbicara tetapi Aku tau ia juga bisa dalam posisi membingungkan ingin berbicara apa.

Aku berdeham pelan menepuk pundak Yasa, "Yas, apa gak merepotkan, kamu nganter Aku dulu?"

Yasa menggeleng pelan "Gak kok, santai aja" Dia membenarkan kaca spionnya, jika Aku boleh terlalu percaya diri, ia membenarkan spionnya mungkin untuk melihat diriku.

"Makasih ya" ucapku tersenyum kikuk, Ah bodoamat lagipula dia juga tidak melihatku.

"Santai aja, Ohiya mau mampir dulu kemana gitu?" tanya Yasa.

"Gak usah Yas, udah sore langsung pulang aja," kataku menolak.

Ah jujur, entah kenapa detak jantungku selama di motor tak bisa ku kendalikan, Aku berusaha memfokuskan diriku pada jalanan.

Yasa meminta izin untuk mampir dulu ke warung, katanya ingin membeli minum dulu, akupun mengiyakan. Lagipula bagaimana mungkin aku bisa menolaknya? Yasa memberhentikan motornya diwarung yang berada di pinggir jalan ia pun mengajakku untuk turun dan duduk dulu di kursi yang disediakan.

"Kamu mau beli sesuatu?" tanya Yasa.

Aku menggelengkan kepala mengatakan tidak, Karena memang sedang tidak ingin membeli apapun, tapi Yasa memaksanya.

"Yaudah air putih aja," jawabku pasrah. Ia mengangguk mengerti.

Ia kembali pada kursi dengan dua kotak susu full cream lalu memberikan satu padaku.

Aku belum mengambilnya hanya memperhatikan saja "Loh kan Aku mintanya air putih?" kataku bingung sambil sedikit tertawa.

Ia tertawa "Ini kan memang air putih Key, nih coba lihat gambar luarnya putih dan airnya juga warna putih" Ia menunjuk kemasan susu kotaknya.

Aku tertawa mengambil kotak susu itu dan meminumnya "Bisa aja nih ketua IT Club"

"Aku gak salah kan?" tanyanya tersenyum lebar.

"Kamu tidak pernah salah, jika kamu salah kembali ke poin pertama," Aku tertawa.

Kamipun langsung terdiam, bingung ingin berbicara apalagi. Aku terdiam pikiranku terbawa ke lorong masa lalu dimana kita masih bersama.

Yasa membuyarkan lamunanku "Kamu apa kabar?" tanya Yasa menatapku.

"Aku baik, bagaimana denganmu?"

Ia tersenyum "Baik juga, semoga selalu membaik"

Aku melihat matanya menunjukkan bahwa ada yang mengganjal dalam pikirannya, "Ada yang ingin kamu tanyakan?"

Ia diam lalu kembali menatapku "Jangan dulu tutup hatimu untukku," pesan itu lagi. Ah Yas, jika seperti ini caranya bagaimana bisa aku menutup hatiku untukmu? Hatiku masih selalu terbuka untukmu.

Ia mengeluarkan sebungkus rokok, "Aku boleh merokok dulu sebentar?" tanyanya izin dulu padaku.

"Kenapa enggak?" Aku pernah melarang Yasa merokok, tapi tetap saja hal itu adalah hal sulit baginya, jadi yaudahlah ya. Yasa pernah bercerita bahwa rokok itu bisa menghilangkan stress juga menghangatkan dan Yasa hanya berhenti merokok jika sedang sakit parah.

"Kamu tau? Aku merokok itu dari zaman Aku SD," ia menghembuskan asap rokoknya "Dulu disuruh sama mamah, karena Aku saat itu kedinginan dan katanya rokok bisa menghangatkan"

///

Tidak seperti di dunia mimpi, Kita langsung pulang tidak mampir kemanapun, kecuali warung tadi, karena hari juga sudah mulai sore.

Aku cukup senang bersama dengan Yasa diperjalanan tadi, ia masih Yasa yang ku kenal dan Aku selalu berharap kita bisa selalu seperti itu.

****

Gak nyangka aku nulis sudah sejauh ini:( Terima kasih diriku dan terima kasih kamu.

Buat yang baca cerita ini, komen kek sekali-kali komen wey, terima kritik dan saran:"

EFFECT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang