Pesimis (Selesai)

23 0 0
                                    

Yasa menghilang pada saat ia berkunjung untuk ke daerahnya dan sulit sekali untuk dihubungi.

"Kamu dimana?" Ku kirimkan pesan itu berulangkali tapi tetap tidak ada jawaban darinya.

Aku mencoba bertanya pada teman-teman kelasnya yang kukenal. Tapi hasilnya sama aja, mereka memang berkerja sama.

Setelah kutunggu beberapa jam. Drrrrt, ponselku berbunyi, Ia hanya mengirim foto atap di dalam rumah dengan pesan "Tidak perlu banyak bertanya, Cari dan datanglah,"

Sial, Aku mencoba tenang, mana mungkin aku bisa tau hanya dari atap rumah?

Oke baiklah, sekarang Aku hanya perlu mengunjungi teman-teman dekatnya yang kemungkinan berada disitu.

Rumah pertama Aku coba untuk mengunjungi temannya yang berada tak jauh dari rumahku. Semoga feeling ku kali ini tepat.

///

Aku mengetuk pintu rumahnya, terlihat sepi karena ia hanya tinggal bersama kedua adiknya.

"Assalamualaikum," kataku, tapi tidak ada jawaban dari orang rumah, aku mulai pesimis Atau mungkin memang masih tidur karena ini masih pagi.

"Masuk" jawab seseorang singkat, Ahya itu suara Yasa Aku menghela napas tenang, kubuka pintunya ternyata dia sedang duduk diruang tamu dengan kondisi yang kacau. Rambutnya acak-acakan.

"Yas..." Panggilku

Aku berdeham bingung, Aku sibuk memperhatikan kondisinya. Ia mempersilakan ku untuk duduk disampingnya.

"Kenapa kamu kesini?" tanyanya dingin.

Ia melanjutkan, "Seharusnya kamu gak perlu menemui aku lagi, Kita udah putus, kita udah bukan siapa siapa lagi,"

Aku membelakak kaget ia berbicara seperti itu, Aku berusaha mengerti jika kondisi nya sedang buruk.

"Emangnya kamu mau terus bertahan dengan orang penyakitan seperti aku?Keluarga kamu emang bakal terima ngerelain kamu buat laki laki lemah seperti aku? Ini ketakutanku" katanya berbicara tanpa jeda.

Ia menghela napas sebentar dan memejamkan matanya kemudian melanjutkan, "Apa yang aku sebut tentang mimpi dan kenapa Aku hanya akan jadi penghambat ya karena keadaanku seperti ini yang hanya akan jadi penghambat bagimu."

Aku terus mendengarkan ia berbicara, mataku pun sudah berkaca-kaca.

"Kamu masih muda, harapan kamu masih panjang, Aku takut kamu meninggalkanku disaat kita bahkan udah siap melangkah lebih jauh,"

Aku menggenggam tangannya, meyakinkan padanya bahwa Aku akan berusaha untuk ada.

"Yas, dari dulu pun Aku tidak pernah meninggalkan kamu Aku selalu ada untuk kamu, Kita hadapi ini sama-sama ya," Aku tersenyum menguatkan, "Aku yakin kamu pasti sembuh,"

"Apa kamu gak ngerti juga? Aku gak akan mau mengorbankan masa depan orang yang aku sayang hanya karena keegoisanku ingin terus bersama, Walau munafik tapi Aku ini laki laki harus bisa mengambil keputusan," katanya tegas.

Dibalik nada nya yang tegas aku melihat keputusasaan, Yasa yang berputus asa seperti ini seperti bukanlah orang yang aku kenal Dia orang yang berbeda, Tolong kembalikan Yasa ku.

"Yas, tatap mata aku," Aku melepas genggamanku menampar kedua pipinya pelan dengan kedua tanganku.

"Ijinkan Aku untuk menemani kamu setidaknya sampai kamu mampu melewati semuanya, selama hal itu terjadi Aku janji sama diriku Aku gak bakal pergi. Dan jika kamu sudah berhasil, kamu boleh pergi dari Aku, silakan kamu mau melakukan apapun, silakan tinggalkan aku

Tapi, saat ini Aku akan menemani kamu," kataku, sungguh aku orang yang mudah menangis, saat inipun Air mataku sudah tumpah.

Aku melanjutkan "Kamu boleh gak percaya sama Aku, tapi kamu harus percaya sama diri kamu sendiri, kalo kamu akan baik-baik aja,"

Ia tertawa pelan "Hei, Aku sedang berada di antara hidup dan mati lalu kamu bilang aku baik-baik saja? Aku gak senaif itu,"

"Kamu bisa, Aku enggak akan meninggalkan kamu. Tolong, setidaknya bertahanlah untuk Bunda, untuk Ayah untuk orang-orang yang kamu sayangi, Kamu bisa dan Aku percaya itu,"

Aku memeluknya, Ia mengusap air mataku, "Terima kasih Keyla, tolong jangan nangis," ucapnya tersenyum, "Kamu harus tau kalo Aku sayang banget sama kamu, Tunggu aku diujung perjuangan dan penantian ini,"

*****

Alhamdulillah, cerita ini sudah selesai dan Ini cerita pertama yang bisa Aku tuntaskan😭. Ending dengan Alur terbuka, silakan berimajinasi sendiri apa yang terjadi. Terima kasih untuk diriku sendiri, Terima kasih untuk yang sudah membaca dan memberi dukungan, Aku gak tau kamu baca ini atau enggak tapi Terima kasih untuk pemeran utama dalam cerita ini sejujurnya kamu inspirasi ku untuk menulis ini, Terima kasih kamu sudah bertahan sejauh ini walau bukan bertahan untukku tapi kamu bertahan untuk hidupmu, Aku menyayangimu.

Sampai jumpa dicerita selanjutnya, tentunya dengan judul yang berbeda.

Secepatnya akan ku revisi yaaa.

Untuk pembaca, Apa tidak ada yang ingin ditanyakan atau sampaikan?🥺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EFFECT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang