Hubunganku dengan Yasa berusaha seprofesional mungkin di IT Club, hubungan kita mungkin sudah berakhir tetapi ketika berada di eskul kita harus berusaha baik baik saja.
Hari ini IT Club mengadakan acara kumpulan di rumah Rafa, kami berencana untuk masak bersama. Yang cewek-cewek masak, yang cowok yaaa main PlayStation sambil ngobrol.
Aku memang lebih banyak diam ketika di ITClub, ditanya jawab gak ditanya ya diam, daridulu aku sudah seperti itu. Introvert kah? Tentu jauh berbeda dengan Yasa yang selalu banyak bicara.
//
Setelah acara makan-makan kami berkumpul untuk membahas tentang rencana IT Club kedepannya, tapi lama-lama aku bosan, aku merasa sendirian di keramaian, akan lebih baik jika aku pulang saja untuk rebahan.
Akhirnya aku memutuskan untuk pamit " Eh eh maaf Gue pulang duluan ya, ada urusan," kataku pamit kepada yang lain.
"Yas, gak Lo anterin nih?" ucap Rangga memukul bahu Yasa yang ada disampingnya.
Kalo ada satu nama yang paling menyebalkan ya Rangga jawabannya, dia benar-benar tidak kenal situasi dan kondisi. Menanggapi Rangga aku hanya bisa memutar bola mata malas.
"Pulang sama siapa Key?" tanya Yasa tenang.
"Naik angkot aja dah seperti biasa" jawabku.
"Hati-hati okey, yang lain kayanya masih pada lama," pesan Yasa yang dijawab anggukan kepala olehku.
Aku pamit kepada yang lain lalu memakai sepatu memutuskan untuk pulang lebih dulu, Ketika aku baru berjalan tiga meter dari gerbang rumah Rafa suara motor menghentikan langkah kakiku karena ternyata Yasa menghampiriku.
"Ayo naik, Aku anter," ajaknya mematikan mesin motor.
Aku mengernyitkan kening bingung menatap dirinya. kenapa dia tiba-tiba mengajakku pulang bareng? Apa kesambet nih anak? Ah daripada ajakan ini lebih cocok seperti perintah pakai tanda seru tiga kali, huh menyebalkan.
"Apaan dah, Gak mau," ucapku ketus, toh ini bukan didepan anggota ITClub, jadi tidak perlu pencitraan harus sok baik.
"Yok cepet Aku bawa helm dua kok," ucapnya menunjuk helm yang digantungkan di motor depan. Aku masih diam memperhatikannya, bingung ingin merespon seperti apa lagi.
Ia pun mengambil ponsel yang ada di genggamanku. Katanya, kalo aku gak mau pulang bareng, ponselku akan diambil alih menjadi miliknya.
Aku tidak terima dong, akupun berusaha mengambil ponselku, tapi nihil tenaga dia jauh lebih kuat.
"Yakin gak mau ini hp?" tanya Yasa "Yaudah deh Aku duluan yaaaa dadahhh" Ia berkata seperti itu sambil menyalakan mesin motornya Aku pun hanya diam memandang Yasa yang mulai menyetir menjauh, Tapi baru beberapa meter ia malah memutar arah kembali ke arahku.
Aku menyerah, Ya sudahlah daripada ponselku tidak kembali akhirnya akupun memutuskan ikut naik motor Yasa.
"Mana helmnya," ketusku pada Yasa.
"Nih, sabar Buu jangan marah-marah," kata Yasa sambil memberikan helmnya padaku.
Yasa pun menyalakan mesin motor, hingga beberapa menit berlalu sepanjang perjalanan hanya di isi keheningan, hingga akhirnya Yasa buka suara.
"Key, kita main dulu yuk," ucap Yasa sambil membuka kaca helm nya.
Aku ragu-ragu untuk menjawab, "Kemana?"
Ia diam sejenak, kemudian berkata "Timezone dan Gramedia?" tanyanya.
Aku pun diam untuk berpikir, ya emang kalo lagi bareng Yasa ini suka mendadak bego bingung mau ngapain. Cuma selalu bisa ngomong dalam hati doang, dasar lemah.
"Oke kalo kamu diam, aku anggap setuju. Yok gas," ucapnya langsung kembali menutup kaca helm.
Ini orang kenapa sih, pikirku. Oke Keyla kamu harus tetap tenang dan jangan bego, ya tapi bodoamatlah daripada gabut dirumah.
Saking asiknya diam dan melihat jalanan, Aku sampai tidak sadar jika sudah memasuki parkiran sebuah mall. Aku pun turun dari motor Yasa membiarkan Yasa memarkirkan motornya.
Mataku menyapu kawasan parkir ini, sempat berpikir kok Aku bisa ada disini ya? Kenapa mau mau aja ya? Lalu, seseorang menepuk pundak ku dari belakang yang ternyata orang itu adalah Yasa.
"Aku mau hari ini kamu panggil aku sayang ya, bersikap semuanya baik baik aja cuma hari ini," katanya, ia tiba-tiba menggenggam tanganku dan tersenyum.
.
.
.
.
.
Ingin revisi semuanya, tapi nanti kalo udah beres:"
KAMU SEDANG MEMBACA
EFFECT [SELESAI]
Teen FictionBerawal dari ramalan teman sekelas yang bikin Keyla bingung, sampai akhirnya Keyla mulai percaya dengan ramalan tersebut. Tapi, kejadian tak terduga malah datang. *** "Ternyata kamu bisa memberikan efek yang besar untuk hati saya ya." Catatan : Revi...