17 // Kebiasaan Baru

31 5 0
                                    

Setelah menelpon Yasa, Aku terduduk dikasur tersenyum miris membayangkan hal hal yang terjadi selama ini dimulai ramalan, Dekat dengan Yasa lalu Yasa jadian dengan orang lain, lalu ada fakta yang baru Aku ketahui kalo ternyata Yasa menyukaiku.

"Awalnya saya membangun tembok tinggi untuk siapapun yang berusaha mendekati saya, lalu kamu datang dan mulai ingin menghancurkan tembok itu. Tapi ketika kamu mulai menghancurkan tembok itu kamu juga menghancurkan hati saya"

Tatapanku menajam "Saya benci kamu Yasa." Ucapku dengan suara pelan tapi mengisyaratkan kebencian yang dalam. Ya, aku benci Yasa.

Aku masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan diriku sendiri, Aku juga tak mengerti dengan perasaan yang ada didalam dirinya.

Aku juga tak tahu harus senang atau sedih mengetahui fakta itu.

Tak sadar waktu semakin malam Aku terlelap membiarkan emosiku mereda dalam alam mimpi.

***

Setelah kejadian ketika Kezia memberitahu suatu info, Hari demi hari sampai minggu demi minggu Aku jalani dengan biasanya, mengikuti eskul dengan biasanya, berusaha menerima dengan apapun yang terjadi antara dirinya dengan Yasa.

Aku memikirkan hal yang sudah diperbuat ke Yasa, sebenarnya tak seharusnya juga aku seperti menjauh. Aku ini satu team dengan Yasa, kalo terus menerus seperti musuh bisa bisa kacau sudah IT Club.

Toh, sebenarnya Aku juga gak pekaan.

Pernah suatu ketika Yasa belum berpacaran dengan Kezia, Yasa duduk mendekat kearahku di lab tapi Aku terus geser lalu Yasa mendekat lagi Aku geser lagi, Yasa dekat lagi Keyla Aku lagi, dan begitu seterusnya baru selesai ketika Rangga melempar kami berdua dengan kertas karena melakukan hal tak jelas. Padahal saat itu Aku gugup jadi menjauh.

Atau,

Pernah juga ketika Yasa ingin mengantarkanku pulang tapi Aku selalu berpikirnya lama dan kadang menolak.

Atau,

Pernah juga ketika Yasa chat perhatian tapi Aku nya cuek. Dan ada yang lain-lainnya lagi.

Ya, itu semua pernah Yasa lakukan. Hanya saja pada dasarnya Aku yang tidak peka.

Nah, aku dapat info menyadari itu dari mana? Tentu saja dari Sasa, katanya Yasa curhat ke Sasa tentang aku yang tidak peka.

Lagipula aku ini bukan anak Pramuka yang mengerti kode kode seperti itu.

Setelah eskul selesai satu persatu mulai pulang termasuk Rangga, Rafa dan Tiara lalu Aku memberanikan diri melangkahkan kaki menuju Yasa yang masih berkutat dengan laptop miliknya, Ntah apa yang dikerjakannya. Aku mencoba menanyakan perihal hubungan Yasa dengan kekasihnya.

Yasa cukup terkejut dihampiri olehku yang langsung bertanya perihal itu. "Kita udah putus, ya sekarang kita teman aja biasa," jawab Yasa santai.

"Hah? Putus? Kurang lebih sebulan doang? Aduh gue jadi ngerasa bersalah," Aku pun kaget mendengar pernyataan Yasa.

Yasa menarik sebelah alisnya ke atas "Lah lo ngitung sampe sebulan gitu?"

"Kan waktu itu lo update status waktu pas jadian, gue sih cuma nebak aja," ujarku yang sebenarnya berusaha menutupi kegugupannya.

Yasa memegang pundakku dengan kedua tangannya berusaha meyakinkanku "Lo lupa sama yang gue bilang waktu itu? Lo sama sekali gak salah, gue yang salah. Dan gue udah selesaikan itu."

Aku menganggukan kepala mengerti maksud dari Yasa. Aku mulai membalikkan tubuh, berusaha untuk tak mengorek informasi  lebih jauh tentang Yasa dan juga berusaha menghindari kontak mata dengan Yasa.

Dulu Yasa pernah bilang kalo mata itu jendela hati, dan dengan bodohnya aku menjawab setahuku buku adalah jendela dunia. Kan jadi gak nyambung.

Aku melangkahkan kaki keluar ruangan menuruni tangga dari lantai tiga. Padahal Aku baru di lantai dua tapi perasaan capek itu tak bisa ku sembunyikan, terkadang Aku suka berkhayal kenapa sekolahnya ini tidak ada lift aja gitu? Biar nggak capek-capek naik turun tangga.

"Eh Keyla kita ketemu lagi," ujar seseorang yang sudah ada disampingku

Aku tersenyum kikuk menanggapinya "Oh hai,"

"Baru pulang eskul?" Aku mengangguk membenarkan pertanyaan Saputra.

Kami berdua melangkah menuruni tangga bersama bahkan sampai depan gerbang sekolah. Langkah kaki kami diisi dengan cerita Saputra yang mengingat masa Mos dulu.

"Gue inget banget muka lo dulu pas mos itu kaya anak manja," ujar Saputra.

Aku pun terkekeh pelan "Ternyata lo merhatiin gue dari dulu ya,"

***

Aku jadi memiliki kebiasaan terbaru yaitu senyam senyum sendiri ketika dirinya jadi sering bertukar pesan singkat dengan Yasa.

Yasa : Eh Key, coba isi ini KEYLA AMANDANITA ............ YASA DARMA PRATAMA

Keyla : ngisi kaya gimana? Enggak ada pilihan ganda ya?

Yasa : Gak ada, isi aja

Keyla : gue gak tau harus ngisi apa, gue gak terbiasa pertanyaan essay, kasih gue contoh deh

Yasa : gak ada contoh Keyla Amandanitaaaa

Keyla : pelit banget lo Yasaaaaaa-_-

Yasa : Yeh cuma jawab gitu doang masa gak bisa:v

Keyla : iya serius gue gak tau-_-

Yasa : YASA DARMA PRATAMA SAYANG KEYLA AMANDANITA

Aku membelakakan mata terkejut melihat isi chat dari Yasa, hatiku berdegup kencang tak menentu.

Keyla : itu contohnya?

Yasa : iya contohnya kaya gitu

Keyla : terus gue harus ikuti?

Yasa : enggak, gue cuma kasih contoh, jawabannya terserah lo

Keyla : KEYLA AMANDANITA SAYANG YASA DARMA PRATAMA

Yasa : Cie cieeeee, ternyata lo itu harus gue mulai duluan ya:v

Keyla : Sial, gue kena perangkap kayanya-_-

EFFECT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang