Hari ini adalah perkenalan untuk anggota OSIS baru kelas 10, selain memperkenalkan diri para anggota baru juga boleh menunjukkan bakatnya.
Sedangkan aku? Aku bahkan bingung ingin menampilkan apa. Aku tak memiliki bakat yang bisa ku tampilkan, jadi aku hanya bisa menjadi penonton.
Lalu, setelah penampilan pembacaan puisi dari Wina, dua orang laki-laki maju untuk menampilkan bakatnya.
"Nama saya Yasa Darma Pratama dan ini disebelah saya Rangga Fathur,"
Rangga tersenyum kikuk lalu melambaikan tangan bermaksud menyapa. Mereka berdua membelakangi kami, menurutku mungkin mereka sedang berdiskusi.
Akhirnya mereka berdua menampilkan Rapp ditambah beatbox.
Setelah Yasa dan Rangga menampilkan bakat yang disambut tepuk tangan, Yasa dengan senyum percaya dirinya berkata "Ada yang mau minta nomer kita?"
Kulihat orang lain langsung menyorakinya sesekali juga tersenyum, sedangkan Aku langsung membuang muka.
Bagaimana mengatakannya? Kesan pertamaku setelah melihatnya adalah dia ini menyebalkan, sok keren, sok ganteng, sok cakep.
Aku tersenyum sendiri mengingatnya, Dulu aku tidak suka dengan Yasa dan Rangga tapi sekarang malah lebih sering bekerja sama dengan mereka, satu team dengan mereka.
Hidup memang suka berbolak-balik seperti itu ya?
Untuk saat ini Aku sudah tidak mengikuti Osis karena tingkat malasku yang terlalu tinggi aku keluar bersamaan dengan Sasa dan Fay.
Lamunanku tentang flashback itu langsung buyar karena Ponselku tiba-tiba bergetar tanda adanya panggilan masuk. Aku langsung mengambil ponsel yang memang berada disampingku, Tak perlu banyak berpikir, aku langsung mengangkatnya.
Beruntung itu sederhana saat kita lagi memikirkannya dia langsung muncul.
"Hallo," sapa seseorang disana.
"Iya hallo, ada apa Yas?" tanyaku. Ah sebenarnya itu hanya pertanyaan basa-basi.
"Emangnya kalo telpon harus ada alasan ya? Nanya nya gitu mulu setiap aku telpon. Ya kangen aja, emang gak boleh kangen sama pacar sendiri?" Aku terkekeh pelan menanggapinya, tentu saja boleh Yas, sangat boleh.
Ia melanjutkan, "Eh aku mau tanya dong, boleh?" tanyanya. Aku menghernyitkan dahi bingung, kira kira dia ingin bertanya apa.
"Nama kota Jakarta dulunya apa coba?" tanyanya.
"Batavia?" tebakku. Karena jujur saja aku ini rada rada lupa, tapi seingatku memang pernah Batavia.
"Yang pertama loh, apa coba hayo? Inget gak kamu? Itu tuh pengetahuan loh,"
"Di SMK gak belajar sejarah Yas aku lupa deh kayanya," elakku.
"Sunda Kelapa Keylaaa, aduh masa gitu aja gatau, Jakarta emang pernah sampai 13 kali ganti nama,"
Aku menghela napas, heran dengan pertanyannya kirain dia mau nanya Aku udah makan belum atau apa gituu eh ternyata. "Kirain nanya apaan,"
"Kamu pacaran sama akutuh seenggaknya bisa tambah pinter key," Yasa terkekeh pelan.
"Emang gue bodoh apaa," Aku mendengus kesal.
"Yaudah deh nih, aku kasih soal yang gampang, coba sebutin contoh dari simbiosis parasitisme," tanya dia lagi.
"Gampang kalo ituu, kaya benalu sama pohon mangga, yakan?" Kali ini aku percaya diri benar jawabannya.
"Nah kalo gini pinter nih, seratus buat kamu dua ratus buat aku," Yaampun Yas lagipula pertanyaan seperti itu masa aku nggak bisa jawab sih. Duh dasar.
Dan percakapan pun berlanjut seputar soal pengetahuan yang diberikan Yasa, Aku juga tidak mau kalah ingin memberikan pengetahuan yang masih ku ingat dari zaman SD.
"Apa bahasa Jepangnya BPUPKI?" tanyaku.
"Dih, soal macam apa itu,"
"Yeh itukan juga pengetahuan, bilang aja kalo kamu gatau yakan?" Aku terbahak puas, akhirnya dia tidak mengetahuinya.
"Dokuritsu zunbi cosakai, Yaampun Yas itu aku inget banget dari zaman SD, dan kamu gak inget? Yes aku menang," Sudut bibirku tertarik keatas, selalu seperti itu jika bersama dia walau hanya via telpon.
"Baru juga sekali, udah ngerasa juara, yeh dasar," Aku lagi lagi terbahak menanggapinya. Lalu ia melanjutkan "Eh key, udah malem nih,"
"Iya aku tau, terus?" tanyaku.
"Kita gak pernah tau kapan kita memulai dan kapan kita akan berakhir, tapi siapa yang peduli itu? Nikmati saja waktumu bersamaku saat ini ya, Selamat malam nona pokerface sayang,"
"Selamat malam juga," Sayang. Lanjutku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
EFFECT [SELESAI]
Teen FictionBerawal dari ramalan teman sekelas yang bikin Keyla bingung, sampai akhirnya Keyla mulai percaya dengan ramalan tersebut. Tapi, kejadian tak terduga malah datang. *** "Ternyata kamu bisa memberikan efek yang besar untuk hati saya ya." Catatan : Revi...