Gue tersentak dari tidur, bangun dengan napas yang gak teratur. Meraba-raba nakas, gue mencari keberadaan hp gue, mau mengecek jam.
"Astagfirullah! Gue ketiduran!"
Mengaktifkan jaringan dan paket data, gue cepat-cepat membuka LINE.
Dan, benar. Sudah ada balasan dari Sisil sejak 30 menit yang lalu.
Gue buru-buru bangkit dari tempat tidur dan lari ke kamar mandi. Untung kamar mandi lagi gak berpenghuni.
Selesai mandi gue mengambil asal pakaian dari lemari, yang penting gak kusut dan layak pakai. Gak lupa gue memasukkan hal-hal yang perlu gue bawa ke dalam tas sesuai dengan permintaan Sisil di chat tadi. Berhubung gue bukan orang yang mesti pakai make up sebelum ke mana-mana, keterlambatan ini gak terlalu jadi masalah.
"Ibu! Ibu! Ibu di mana?" Gue berteriak mencari Ibu, mau minta uang buat berangkat ke kampus.
Ibu gue muncul dari arah dapur. "Anak cewek jangan suka teriak-teriak, Nar."
Gue menyengir. "Ahm, lain kali gak lagi, Bu. Ini cuma lagi buru-buru. Mau minta uang."
"Eh? Gak makan dulu?"
"Nanti aja. Di kampus."
"Emang penjualnya gak liburan, ya?"
"Ya kan bisa delivery nanti, Bu. Uang aja dulu, ini udah telat. Udah dicariin."
Ibu mengambil dompet dan mengeluarkan uang buat gue. "Gak minta antar Nana aja?"
Lah! Iya! Gue lupa kalau ternyata gue punya saudara.
"Aiih, cerdas banget Ibu mah! Siap siap!"
Gue masuk ke kamar Nana, adik gue.
Dan, dia masih tidur.
"Nana!! Nana bangun, Na! Na! Woy! Bangun elah! Wey!" Gue menyalakan lampu dan mematikan AC kamarnya sambil membuat keributan. Selimut yang membungkus anak itu sampai jadi kepompong gue tarik paksa sambil gue gerakin badannya.
"Udah siang ini! Heh! Bangun bangun!"
Nana melenguh. "Lima menit lagi, Bu."
"Gue bukan Ibu! Bangun sih, elah! Na! Nana!"
Nana mengacak rambutnya frustasi dan terpaksa bangun. "Apa sih, Kak? Ganggu banget! Siang apanya? Ini masih jam 9!"
"Heh, tidur pagi itu gak baik. Bangun bangun!"
"Halah! Gak baik apanya? Kemarin kemarin juga lo baru bangun jam 11!"
"Ya itu kan kemarin. Gak usah bahas yang udah lewat juga, sih. Gue udah menjadi pribadi yang lebih baik dengan bangun lebih pagi hari ini. Sana cuci muka! Terus antar gue ke kampus."
Nana menguap. "Males, ah. Masih ngantuk. Masih mau tidur. Mimpi gue kepotong tadi. Mau gue sambung dulu."
Nana kembali berbaring dan menaikkan selimutnya.
"Enak aja! Gak ada gak ada! Antar gue dulu, Na!"
"Heish! Jangan kayak orang susah deh, Kak! Itu di luar kendaraan banyak bertebaran. Lo bayar gue aja gak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosbim | Doyoung
General FictionSUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA DI KOTA ANDA "Cowok ganteng itu memikat, cowok pintar itu menjerat" ©2018, lilianahikari