Bagian 14

5.4K 524 9
                                    

"Kakak, Kak Sehyung, bukain pintunya, Yumi mau ketemu Sehun, Kakak!" Rengek Yumi sambil menggedor pintu kamar Sehun.

Aneh memang, Sehun yang sidang skripsi tapi Yumi malah di pingit. Semua ini ide Baekhyun yang menyarankan istri tercinta sahabatnya itu harus di asingkan terlebih dahulu. Karena, apa? Karena, Sehun yang selalu tidak fokus dengan skripsinya. Oh Sehun selalu mencari cela untuk bisa menggoda Yumi dan berakhir dengan mereka saling melumat.

"Duh, dek, maafin kakak ya dek, ini kerjaannya para curut, kakak gak bisa bantu dek, sorry ya," ucap Sehyung dari depan pingtu. Dia pun sedikit kasihan dan sedikit geli dengan keadaan Yumi sekarang.

"Baekhyun aja yang curut, gue enggak ew," protes Kai.

"Nah, lo yang menjalankan ide Baekhyun, lo ikutan jadi curut dong," Sehyung berkeras dengan argumennya tadi.

"Mau kan lihat dedek Sehun wisuda kelar kuliahnya, mau kan?" Tanya Kai, Sehyung mengangguk semangat.

"Lo juga curut, kak," ucap Kai yang langsung mendapat pukulan di bahunya.

"Beh, sakit kak"
"Gue visum, tau rasa lo,"

"Gue tutup lapak kopi lo, tau rasa lo," ancam Sehyung balik.

"Dih, mainnya bawa-bawa dagangan gue, gak boleh dongs," elak Kai.

"Adek ipar kesayangan gue boleh lo kurung di sini, tapi kasih makan jangan lupa, kalau lupa, gue potong anu lo sampe gak bisa berdiri tegak," ucap Sehyun tegas.

"Iye iye, itu doang mah, kecil, murcee mah itu," balas Kai.

"Lama-lama lo kayak banci pengkolan, ngeri cyin," kata Sehyun takut.

-—-—

Yumi POV

Ini sudah hari ke sekian sampau gue lupa sudah berapa lama gue di pingit gini. Gue berasa jadi rapunzel, deh. Hm, boleh juga tu jadi nama anak gue sama Sehun nanti. Mana tau rambutnya auto jadi emas, bisa di jual, dapat modal deh bangun rumah di Merkurius.

Gue jalan mendekati pintu, "Woy, mamang kopi pengkolan sukanya main sama banci kawean," teriak gue.

"Njir, gak ada tanda-tanda kehidupan,"

"Woy, Bang Kai, GUE LAPERRRRRRR," murka gue kan.

"Gue laporin Kak Sehyung kalau lo kagak nyahut juga," gue berlari ke arah kasur ngambil handphone, siap-siap mau laporan.

Clek!

"Eh, eh, mau kemana lo, nerobos sembarangan," kata Bang kai sambil nahan kerah kaos Kak Sehun.

Gue noleh, "Mau kabur lah nemuin suami, gue kangen kali, emang nya lo, katanya mau nikah tapi gak jadi," ejek Gue.

Kaos yang di tarik Bang Kai itu kaos yang gue pake. Gue di culik, di sekap di rumah metua mana baju kagak di bawain, ya gue pake baju suami gak masalah dong. Gue kan kangen juga, hiks!

"Congor kalau ngomong jangan sembarangan, gue jadi nikah ye miun," marah Bang Kai.

"Emang gak kagen sama berlian,"

"Berlian siapa oy," kesal Bang Kai.

"Calon bini gue Krystal, nama bagus jangan lo ganti sesuka hati, marah mertua gue nanti," tambahnya.

Yumi muter mata malas, "Setia banget sih lo bang jagain gue, gue bosen di kamar sendirian," curhat gue.

Bang Kai akhirnya lepasin jeratan tangannya dari kaos yang gue pakai. Gue turun ke dapur tetap di ikutin sama calon suami orang.

"Berasa gue punya anak, di ikutin mulu," dengus gue.

"Gede lobang hidung lo dek, dengus gitu kayak sapi," komentarnya.

"Eh, loh mah bukan sapi, tapo doggy, suka di tunggitin Sehun kan, bahahha," katanya.

Gue cuma bisa ngelus dada doang, sahabatnya Oh Sehun satu ini susah kalau di lawan debat kemesuman, miyabi aja kalau di ajakin debat sama dia, miyabinya kalah padahal tu cewek lebih pro dan pengalaman tinggi.

"Tepos juga sok an di elus," ejek Bang Kai lagi.

"Dosa apa suamin gue punya sahabat kayak lo," ucap gue akhirnya.

Gatel bibir gue kalau kagak ngomong, "Dosa? Beruntung kali, kapan lagi punya sahabat baik hati ngeshare link bokep tiap malem," katanya.

"Ampun Tuhan," tobat gue tobat.

"Sakit jiwa," umpat gue Bang Kai malah ketawa kesenangan.

Dua jam gue keluar kamar, dua jam itu pula Bang Kai ngebuntutin gue kemana pun, kecuali kamar mandi. Kena begal Kak Sehun nanti dia, kasiahan.

"Buruan mandi, dandan yang cantik, tadi Baekhyun udah anterin baju buat lo,"

"Ha? Seriusan?"

"Iya," singkat Bang Kai.

"Yesss, gratisan," gue kesenangan.

"Siapa bilang gratis? Potong gaji lo katanya tadi," bibir gue otomatis manyun dengar ucapannya.

"Makanya kalau orang yang lebih tua ngomong dengerin sampe habis," katanya lagi.

Gue langsung bangkit dan ngambil paperbag yang di tunjuk bang Kai dengan bibirnya tadi. Dasar pemalas, nunjuk doang mesti banget pakai bibir.

"Jangan lama-lama, nanti macet, lo murka sama gue lagi nanti," pesannya.

Gue ngedengus, "Iya bang, iya," katan gue.

"Jangan ngedengus, lobang lo besar nanti,"

"Ampas," maki gue.






Tbc


FLIRTING  [Sequel Cuddle •OhSehun] • ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang