Memori Masa Lalu Ice

154 13 7
                                    

Tak lama setelah Naufalafif disadarkan...

"Oh, halo. Bagaimana perburuan kalian? Dan bagaimana kalian bisa bertemu Naufalafif?" tanya Faris.

"Kami dapat banyak daging. Kelompok penebangan kalian bagaimana?" jawab sekaligus tanya Azuya.

"Tadi aku ketemu Jungle Temple. Dan lihat apa yang kutemukan di temple itu!" jawab Faris sambil menyodorkan sebuah buku dengan sampul depan bertuliskan 'Boss List.'

"Daftar Boss?" kata Roman ikut nimbrung.

Mereka membaca buku itu bersama-sama. Isinya adalah boss-boss yang harus mereka hadapi. 6 di antaranya sudah mereka kalahkan dan sisanya belum.

"Ternyata masih banyak boss yang harus kita hadapi. Kalau begitu ayo kita berjuang untuk keluar dari dunia ini!"

2 hari kemudian...

Ice sedang berlatih memanah di hutan tak jauh dari Anited Mansion.

Clepp!!

"Yess! Kena! Tepat sasaran!"

Tiba-tiba ia diteleportasikan ke sebuah kolam air terjun yang ada ditengah hutan. Di depannya ada sosok yang skinnya mirip dengannya tetapi matanya seperti mata ghoul.

"Siapa kau?"

"Kau bertanya siapa aku? Kau sudah lupa denganku? Aku adalah sisi gelapmu. Kalau kau tidak bisa mengalahkanku, maka kau tidak bisa mengalahkan game master. Bertarunglah denganku!"

Ice terlihat terkejut tapi ia meladeni tantangan itu.

"Baiklah..."

"Hahaha! Bagus! Bagus!"

Ice dan Dark Ice (kita juluki Dark Ice aja ya) menyiapkan posisi bertarung.

"Mungkin ini maksud dari kata-kata orang bijak: musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri," kata Ice dalam hati.

"Kau sudah siap?" tanya Dark Ice.

"Aku sudah siap!" jawab Ice.

Sat!

Sat!

Tap tap tap

Tap tap tap

Trang!

Traak!

Klaang!

Traang!

Traang!

Tap tap tap

Traang!

Tap tap tap

Traang!

Kemampuan pedang mereka sama. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Jadi mereka mengganti senjata mereka menjadi bow.

Tap tap tap

Ctak!

Ctak!

Ctak!

Skill memanah mereka juga sama hebatnya, jadi tidak ada yang terkena panah.

Saat!

Saat!

Mereka masing-masing menyiapkan 2 ice block.

"Ice Attack!"

"Ice Attack!"

Saat!

Crakk!!!

Keempat ice block itu hancur bersamaan.

"Arctic Blizzard!"

"Arctic Blizzard!"

Mereka mengadu jurus ultimate tetapi hasilnya seri.

"Membekulah!"

"Membekulah!"

Skin mereka perlahan diselimuti es. Tetapi Dark Ice bisa dengan mudah memecahkan es yang menyelimutinya.

"Hahaha! Kau takkan bisa mengalahkanku! Kau akan mati beku di dalam es itu!"

Es itu sudah mencapai dada Ice. Kemudian lehernya. Lalu kepalanya. Dan sekarang Ice sudah membeku.

Ice POV

Aku melihat seorang siswa yang sedang dikucilkan oleh teman-temannya di sebuah sekolah. Tidak, aku mengenalinya. Siswa itu adalah... aku...

"Udah sono lu! Dasar virus!"

"Tidaaak! Gua udah terinfeksi! Recover gua cepetan!"

Aku ingat semuanya, pada saat itu aku sangat heran mengapa mereka menjauhiku. Padahal aku tidak punya penyakit menular.

Kemudian aku melihat siswa itu ada disebuah kamar. Ya, itu kamarku. Dia sedang memegang gadget, tetapi wajahnya tampak marah. Kemudian aku mengetahui penyebabnya. Ternyata itu karena dia terkena cyber bullying di akun sosial medianya. Aku ingat. Waktu itu aku sangat marah. Mereka bahkan menyamar jadi aku dan menggunakan identitasku untuk menyebar kabar bohong.

Kemudian keesokan harinya, di sekolah...

"Ngapain kalian nyamar-nyamar jadi saya?! Yang kalian lakukan udah melanggar UU ITE tahu! Nanti saya tuntut kalian!"

"Hahaha! Bodoamat! Tuntut sini kalo berani! Lu kira nuntut gak pake duit? Nuntut perlu duit buat sewa pengacara! Emang lu punya duitnya?"

Kemudian mereka makin menjadi-jadi. Mereka meng-hate dia di semua sosmed miliknya. Wattpad, YouTube, Instagram, semuanya! Bahkan mereka menyebar foto-foto aib siswa itu di Instagram. Mereka menghasut followers mereka untuk ikut membully siswa itu.

Kemudian gambarnya berganti lagi. Sekarang siswa itu ada di lapangan olahraga. Aku ingat, waktu itu satu kelas dibagi menjadi 2 kelompok. Yang satu mempraktekkan permainan voli dan sisanya bebas mau ngapain aja. Siswa itu termasuk ke kelompok yang tidak terpilih. Ia ingin bergabung dengan teman-teman lain yang tidak terpilih tapi pasti dia akan diusir lagi. Padahal yang membully itu dulu pernah menjadi temannya. Ia tidak tahu kenapa temannya itu berubah.

Jadi dia berdiri di pojokan lapangan sambil bersandar pada tembok. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia sedih, dia kesepian, tidak ada yang menemaninya.

Lalu semuanya menghitam. Aku berada di sebuah ruangan yang ada air setinggi mata kaki. Ruangan itu gelap. Mirip dengan di alam bawah sadar Naruto di film Naruto Shippuden.

"Kau lihat semua itu?" tanya sebuah suara.

"Meskipun kau kembali ke dunia nyata, kau pasti akan dikucilkan lagi. Tidak ada yang namanya teman sejati!"

Aku merenung sejenak tapi kemudian aku teringat dengan teman yang tidak mengkhianatiku dan juga kakakku.

"Tidak! Aku akan keluar dari dunia ini! Masih ada teman  yang setia padaku dan tidak mengkhianatiku! Dan juga masih ada kakakku yang selalu menyemangatiku! Aku tidak akan pernah menyerah! Aku percaya, teman sejati itu ada!!!"

Aku perlahan bangkit berdiri. (Tadi aku berada pada posisi berlutut)

"Aku tidak akan menyerah!!"

Aku berhasil berdiri dan kemudian aku kembali ke air terjun itu. Es yang menyelimuti tubuhku perlahan retak dan pecah.

"Kau hebat juga bisa keluar dari teknik ilusiku, tapi kau takkan bisa mengalahkanku," kata sisi gelapku.

"Ya, tapi aku yang sekarang berbeda dengan aku yang sebelumnya!"

TBC / To be Continued

Halo, menurut kalian chapter ini bagus, nggak?

Kalau menurut author sih, sangat mendalam bila kita resapi amanatnya. (Si author mulai sok bijak :v)

Author sangat suka chapter ini karena masa lalu Ice. Btw yang masa lalu Ice itu diangkat dari kisah nyata, lho. Itu terjadi waktu author masih main Youtube.

Hidup memang berat, tapi kita harus menjalaninya. Percayalah, suatu saat nanti matahari pasti akan terbit.

-YHLBlizzard

Animator IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang