Bagian 3

6.1K 197 1
                                    

Dinda....aku akan selalu disini, disisi mu, menajaga mu, dan menyayangi mu sampai akhir hayat memisah kan kita berdua. Aku ingin kau menjadi bunda dari anak-anak kita nanti Dinda...
Walau hubungan kita tak di restui oleh ayah mu, aku akan tetap menikahi mu. Peganglah janji ku ini. Aku ingin bersama mu selama-lama nya, sampai maut memisah kan kita
(Iptu. Dharma putra s.trk)

Iptu. Dharma P pov
Aku memperhatikan Dinda ku yang sedang tertidur pulas di sofa kamar adiku. Dia sangat polos, dan lucu kalau sedang tidur. Berbeda saat sedang mengejar penjahat. Mata nya akan menjadi tajam, hati nya menjadi kaku, dan otak nya bekerja dengan cepat. Inilah Dinda ku, calon bunda dari anak ku nanti.

Tangan ku, mengusap kepala nya dan menyingkir kan rambut nakal yang menutupi wajah cantik nya.
'Aku ingin mencium mu Dinda...tapi, aku akan menahan semua hasrat ku ini. Aku tidak ingin merusak mu, aku ingin menjaga mu. Sampai kau benar-benar menjadi miliku. Kau wanita yang sangat hebat Dinda...hati mu sangat kuat, tubuh mu sangat kebal. Sungguh wanita idaman para lelaki. Kamu tidak tahu, aku memperebut kan mu dari Anata. Kalau saja dulu aku lalai menjaga mu, pasti kau sudah menikah dengan Anata. Aku berjanji akan menjaga mu, menyayangi mu, melindungi mu sampai kapan pun. Besok, aku akan melamar mu dedek ku...' gumam ku dalam hati sambil terus tersenyum menatap nya.

Sejak pendidikan dulu, dia selalu mencuri perhatian ku. Dimana saat para taruni merasa lelah dan capek, dia malah terus tersenyum. Dia satu-satu nya wanita di kelompok kami. Tapi ia tak ingin di beda-bedakan. Tak ingin dimanja. Tapi, kalau sedang pesiar dia malah ingin di manja oleh ku. Dia selalu ingin di panggil dedek kebanding sayang. Lucu memang.

Wanita yang tangguh itulah dia. Hati nya selalu sabar menghadapi segala ujian dan cobaan. Aku salut padanya.

"Ugh...mama" eits, dia ngapain ini? Ya Allah rezeki anak sholeh. Aku di cium sama dia. Hihi senang nya dalam hati sih ini. Pasti dia mimpi sedang bersama mama nya.

Sudah 3 tahun mama meninggal karena serangan jantung. Itu yang membuat nya sedikit rapuh. Dulu dia gadis yang ceria, suka tertawa. Berbeda dengan sekarang. Lebih banyak diam, dan merenung.

Sungguh rasanya aku ingin cepat melamar nya, dan menikahi nya. Lalu membuat nya hamil. Eh, kenapa aku mikir begitu? Karena, dedek Dinda ku ini suka sekali pada bayi dan anak kecil yang lucu. Dia penyayang anak kecil, terlebih bayi yang baru lahir. Yang masih merah-merah kulit nya, dia suka banget. Kata nya sih bau bayi itu enak, sedep.

Setiap ada letting, atau kaksuh yang istri atau mereka yang melahir kan dia selalu datang yang pertama. Dia ingin menggendong, lalu mencium baby itu. Idaman banget memang Dinda itu.

Aku tak sanggup menahan senyuman lagi. Kalau dia hamil, dan melahir kan lalu anak kami lucu pasti dia sangat senang. Dinda punya keinginan yaitu, hamil tua dan melihat nya memakai daster bunga-bunga lalu berfoto dengan ku. Aneh, memang impian nya itu.

Sudah lah, tak ada habis nya aku membicarakan dan memikir kan tentang dia. Wanita unik, kuat, dan tangguh. Lebih baik, aku tidur ke kamar. Dinda...dinda...

Iptu. Dinda B.P pov
Kenapa sih sama si Dharma? Dari tadi senyam-senyum terus. Aku gak suka dia senyum terus, nanti kalai ke tempelan polwan genit gimana? Hih, Dharma...pengen bejek-bejek tuh muka ganteng nya.

"Moorning ibu, hehe si komandan kenapa sih? Cembokur yak?" Mitha tiba-tiba masuk membawa beberapa map.

"Diam! Gak usah ikut campur. Ada apa Mith?" Tanya ku pada nya.

"Ibu..jangan bentak-bentak dedek dong. Takut nih" ih, sumpah deh kesel banget sama Mitha. Punya anggota dua kaya dia bisa stress aku.

"Siapa yang manggil saya?"

"Akp. Leonard, kata nya mau ada yang di bicarakan"

"Baik, saya kesana. Oh iya, tadi ada saalam dari briptu Anggi" goda ku sambil keluar ruangan. Mitha dan Anggi memang punya hubungan belakang. Padahal mereka sudah punya pasangan masing-masing.

"Selamat pagi ndan!" Aku hormat memasuki ruangan pak Leon.
"Pagi, silakan duduk" aku mengangguk dan duduk di hadapan nya.
"Kamu bisa bantu tim saya untuk menangkap kasus tentang penculikan anak menteri itu? Kalau kamu bisa bantu tim saya, kita bisa langsung naik jabatan apa kamu tidak tertarik?" Aku mengangguk, berfikir sejenak.
"Iya pak saya tahu, sudah banyak gosip yang menyebar. Inshallah saya siap pak! Saya sangat tertarik pada kasus ini" aku tersenyum tegas.
"Sudah saya duga. Pasti kamu minat, dan mau membantu tim saya. Kasus ini sedikit rumit dan berat"
"Iya pak, kelompok penculikan itu memang terkenal hebat nya. Mereka sering menculik anak para pengusaha ternama di Insonesia"
"Baik, nanti malam siap kan denah nya ya? Saya percaya sama kamu" kami pun berjabat tangan.
"Terimakasih pak atas kepercayaan nya. Kalau begitu saya pamit, permisi"
Aku keluar ruangan pak Leon dan tersenyum.

~~~~
Bersambung....
Kumaha caritana teh akan, teteh?
.......
Lanjut aja yak aku mah

Cinta Si PerwiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang