Ingin rasanya pergi dari dunia ini
Pergi ke tempat yang lain, yang bisa membuatku tenang dan nyaman
Sekarang, di dunia ini aku sedang tidak nyaman...
Dua orang sedang bersiteru merebutkan sesuatu yang belum tentu menjadi milik pada salah satu dari mereka....
(Akp. Dinda berliana s.tik.sh)Akp. Dinda B.P pov
Di hari yang cerah ini aku duduk di taman kecil yang ada di dalam rumahku, untung sekedar menikmati hembusan angin pagi yang sangat sejuk dan baik untuk kesehatan. Jujur aku sangat merindukan angin ini, angin dimana dulu setiap pagi aku dan Dharma selalu bersama memulai rutinitas. Andaikan dia masih ada, aku ingin sekali memeluknya dan tidur di dalam pelukannya.
Sudah beberapa tahun lamanya dia telah meninggalkan ku dan Lea. Dan beberapa tahun lamanya aku memendam rindu yang sangat padanya. Terlebih aku sering melihat Lea yang menangis melihat foto Dharma yang ada di ponselku. Itu membuatnya sangat sedih dan terpuruk. Terkadang dia berkhayal jika ayahnya masih hidup, mungkin dia bisa bermain bersama ayahnya.
"Bunda.... kenapa bunda menangis? Kakinya sakit? Atau tangan?" Suara lucu Lea membuyarkan lamunan pagiku.
"Eh nak, nggak ko sayang... Bunda cuman rindu sama Lea, maafin bunda ya selama ini kurang perhatian sama Lea" ucapku sambil mengusap pipinya.
"Bunda jangan ngomong kaya gitu, Lea gak suka kalau bunda ngomong gitu. Walau bunda sesibuk apapun bunda selalu kasih perhatian ko sama Lea, Lea ngerasain perhatian bunda buat Lea...." tangannya pun mengusap pipiku, yang terbasahi oleh air mata.
"Bunda sudah jangan manangis! Tidak ada komandan yang cengeng seperti bunda! Bunda itu bunda terbaik untuk Lea!" Semangatnya untukku, sambil memelukku erat. Ku cium rambut sebahu yang hitam dan lurus. Rambut yang selalu ku rawat dan ku jaga, bisa membuat Lea semakin cantik.
"Bunda, makan ya? Ini Lea tadi yang masak sama bibi. Mau ya?" Aku hannya mengangguk saja, menerima suapan demi suapan dari tangan Lea.~~~~
Hari ini memang sangat membosankan, tapi bisa membuat ku senang. Tidak bertugas itu membosankan, tapi yang membuatku senang adalah bisa menemani Lea seharian penuh.
"Maaf bu, ada pak Ikhsan dibawah" aku mengangguk.
"Bantu saya turun bi"
"Eh tunggu! Kamu tidak perlu turun" seseorang berbaju doreng khas angkatan laut mencegahku untuk berdiri. Aku hanya bisa menatapnya saja, dan kembali duduk dengan bantuannya.
"Ada apa? Tumben kemari?" Tanyaku langsung padanya, tanpa menatap matanya lagi.
"Saya cuman mau memastikan kamu baik-baik saja. Lagi pula hari ini kamu harus kontrol ke dokter'kan?"
"Hem tidak usah, aku rasa keadaanku sudah lebih baik"
"Yakin? Kalau keadaan mu sudah lebih baik, kenapa wajah mu masih sangat pucat?" Balasnya lebih tajam. Ah, dia tidak mengerti aku hanya ingin menjaga jarak diataraku dan Ikhsan. Aku tahu jika Yona tau, ini akan menjadi sebuah masalah yang besar."Sudahlah, aku bisa sendiri. Lebih baik sekarang kamu kembali lagi ke satuan mu, dan lanjutkan tugas mu. Aku tidak mau merepotkan mu" kataku sambil menatapnya dengan lekat.
"Baiklah aku tidak memaksa, aku sudah bawakan makanan dibawah. Makanlah, aku akan pamit. Selamat siang" dia memakai topi petnya dan meninggalkan ku sendiri.Hah, entahlah ini terlalu rumit sekali.
Tring....tringg....Yona
"Halo asalamu'alaikun""Walaikumsalam, bagaimana keadaanmu?"
"Alhamdulillah sudah lebih baik"
"Hem baiklah, besok aku harus pergi berlayar...."
Deg!!
Berlayar? Pasti akan memakan waktu yang sangat lama. Juga di laut itu pasti tidak akan selalu ada sinyal. Ah, aku tidak suka."Dinda? Apa kamu baik -baik saja?"
"Ah, hm... aku tidak apa - apa. Hm, apa besok keberangkatan mu? Jam berapa? Aku usahakan besok aku datang... kebetulan hari ini aku akan ke Jakarta"
"Ke Jakarta? Dengan siapa?"
"Iya, dengan Lea"
"Oh ya, besok aku berangkat pukul 10 dari markas..."
"Baiklah, aku akan berangkat sekarang ke Jakarta"
"Hati - hati ya.."
"Iya"
Telpon pun akhirnya ku akhiri dan segera bersiap untuk pergi ke Jakarta.
~~~~~
Jakarta
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya aku dan Lea sampai di Jakarta.
"Lea... apa Lea ingat tempat ini?" Tanyaku pada Lea saat sedang makan siang di restoran yang ada di bandara. Karena sedari tadi Lea terus merengek meminta makan.
"Hum...ingat bunda" kata Lea sembari tersenyum menampakan giginya yang putih dan rapih.Tring.....tring...
Yona"Halo bang?"
"Kamu dimana? Aku ada di depan..."
"Kamu jemput? Hm aku sama Lea lagi makan, aku kesana ya"
"Oh iya, aku tunggu"
Setelah mendapat shareloct akhirnya aku dan Lea menemui Yona. Dia bersama Rara dengan seragam lengkapnya.
"Dinda...." Yona langsung memelukku dengan erat. Aku tahu dia pasti sangat khawatir aku kesini sendiri tanpa teman.
"Bang... gimana kabar mu?" Tanyaku sambil mengurai pelukan dan menatapnya.
"Alhamdulillah baik, wajah mu sangat bersinar Dinda... kamu semakin cantik" pujinya padaku.
"Terimakasih... hai Rara!" Sapaku sambil mengusap kepalanya.
"Hai juga bunda cantik, apa kabar bunda? Maaf ya kemarin saat bunda sakit Rara gak nengok bunda..." katanya sambil memelukku.
"Tidak apa nak, bunda sudah lebih sehat kok. Gimana sekolah mu sayang?" Tanyaku sembari mencubit kecil pipinya yang sama seperti Lea.
"Baik bunda, kemarin Rara dapat nilai paling bagus lho!" Ucapnya bangga.
"Hm bagusan nilai Lea dong kak" balas Lea tak mau kalah. Tawa pun mulai terdengar diantara kami.
"Sudah - sudah, ayo kita pulang. Kasihan bunda cantik dan Lea pasti lelah" ajak Yona.~~~~
Di rumah Yona aku membantunya berkemas, dan dua princess sedang asik bermain di dalam kamar.
"Bagaimana hubungan mu dengan Ikhsan?" Sindir Yona padaku.
"Biasa saja" jawabku.Yona sekarang berlutut dihadapaku yang duduk di sofa dan menggenggam tanganku. Matanya menatap mataku lekat.
~~~~~
Ok aku kembali lagi
Hihi....Maaf ya part ini di gantung dlu
Trus juga aku minta maaf updatenya lama banget
Maafin ya karena tugas di sklh banyak, pr, kerpok, trus banyak eskul dan banyak kegiatan lainnya. Belum bimbel.
Mau lebaran kali ya, maaf'an..Wkwk, vote & coment yaa
Makasih lhoo...
Selamat malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Si Perwira
RomanceIptu Dinda Berliana Putri, yang memiliki paras cantik dan manis. Di usia yang menginjak 25 tahun, dia sudah menjadi iptu. Semua itu karena kinerja nya yang baik. Dia jarang tersenyum, hanya untuk beberapa orang saja yang ia beri senyuman. Kisah ci...