Jujur memang sulit..
Tapi, mau bagaimana lagi? Aku harus menjelas kan semua nya
Agar tidak ada masalah yang tiba-tiba muncul kapan pun dan bisa membuat hubungan ini pisah
(Akp. Dharma putra s.trk.sh)Akp. Dharma P pov
Pertanyaan Dinda membuat jantung ku berdetak kencang. Liandra bukan mantan ku, apalagi pacar ku.Dia hanya penggemar ku saja sejak SMP dulu. Aku tidak pernah menjalin cinta selain dengan Dinda. Cinta ku hanya untuk Dinda saja.
Ku tatap mata Dinda yang sedikit sendu menatap ku. Aku mencium tangan nya dan mengusap pipi nya.
"Dinda, aku dan Liandra tidak pernah ada hubungan apa-apa. Kamu tahu kan, aku tidak pernah menjalin hubungan cinta selain dengan mu. Percayalah padaku Dinda, Liandra itu hanya penggemar ku saja. Sejak dulu, saat kami masih duduk di bangku SMP Liandra sudah mencintai ku. Tapi, aku tidak pernah membalas cinta nya. Aku tidak beran--"
"Kamu tidak berani menerima cinta nya? Berarti kamu mencintai nya mas. Harus nya kamu terima dia, bukan nya malah memilih aku! Kejadian ini hanya membahayakan calon anak kita mas! Kamu tidak tahu apa yang Liandra lakukan padaku. Dia menggantung ku, selama 3 hari sampai perut ku sakit dan keram" ucap nya memotong ucapan ku. Ucapan nya sangat menusuk di lubuk hati ku. Aku memang salah, aku tidak bisa menjaga Dinda dan calon anak kami berdua.
"Dinda...dengar kan aku dulu, jangan potong ucapan ku lagi. Aku ingin semua nya segera selesai Dinda" ku tatap mata nya lekat. Tampak lah kesedihan yang mendalam di hati nya.
"Aku tidak berani menerima nya, karena aku tahu...ada Zaki yang lebih baik dari ku. Lagi pula, aku tak punya rasa apa pun pada Liandra. Aku menganggap nya hanya sebagai kawan biasa dek. Pertemanan kami hanya sampai SMA, selebih nya aku tak tahu dia kemana" jelas ku pada Dinda. Semoga saja dia percaya pada ku, dan tidak menyimpan amarah. Dinda selalu menyimpan amarah nya di hati, sampai membuat nya sakit.
"Ku pegang omongan mu mas, kalau kamu sampai berdusta padaku. Aku tidak bertanggung jawab, aku akan mempercayai mu. Maaf kan aku, aku terlalu mengintrogasi mu" ucap nya meleamah. Ku peluk tubuh nya yang lebih kurus.Aku mengecup kening nya, dan mengusap perut datar nya. Aku berharap, calon anak ku nanti bisa menjaga Dinda ibu nya. Bisa menyayangi bunda nya, menjadi penyemangat bunda nya kelak. Kalau sampai aku pergi meninggal kan Dinda selama nya, lalu Dinda akan dengan siapa? Keluarga nya sudah tak mau menerima nya, hanya aku dan keluarga ku saja. Kasihan dia. Pengorbanan nya sangat besar untuk ayah nya, namun ayah nya malah menuduh nya yang tidak-tidak.
Aku salut pada Dinda. Semangat nya tak pernah putus walau ujian hidup nya sangat berat. Sekuat apa sih hati nya? Aku kagum padamu Dinda.
"Mas..aku boleh minum gak? Aku juga mau makan" suara nya terdengar memelas. Aku mengurai pelukan kami berdua, manatap nya dan terkekeh pelan. Wajah nya benar-benar sangat polos, dan manja. Hehe aku suka Dinda yang seperti ini.
"Iya, mas suapin ya?" Dia mengangguk.Aku pun mulai menyuapi nya. Dinda benar sangat lapar, dia makan seperti para bocah gundul yang tak di beri makan siang oleh pelatih.
Iptu. Dinda B.P pov
Perut ku sudah kenyang, haus ku pun telah hilang. Hati ku juga sudah tenang.Dharma memang suami yang baik. Aku tak salah pilih menjadi kan nya seorang suami.
"Mas, aku mau pulang. Pulang aja yuk, aku gak suka rumah sakit. Dekbay nya juga mau pulang ayah" kata ku sambil mengusap perut datar ku.
"Iya, aku ke depan dulu ya? Mau urus administrasi nya" aku pun mengangguk dan tersenyum.*rumah dinas
Sampai di rumah, aku tidak langsung istirahat. Tetapi, aku membereskan runah yang berantakan ini. Bagaikan, kapal pecah.Pasti, Dharma gak beresin rumah. Kebiasaan dia yang amat buruk, dan menyebal kan. Dulu sih pas pendidikan dia taruna ter-rapih. Sekarang sih jarang. Apalagi, kalau sedang stress. Hah! Lupa keadaan sekitar dia. Tapi, membersihkan runah bukan karena paksaan karena rumah kotor. Melain kan, kemauan ku.
Mitos nya kalau ibu yang lagi hamil, terus bawaan nya bersih-bersih terus anak nya perempuan. Aamiinn...semoga aja sih gitu. Aku pengen punya anak perempuan.
"Dek! Udah kamu ke kamar, istirahat! Biar aku yang beresin dan masak!" Bentak Dharma padaku. Aku hanya mendiamkan nya.
"Dinda!" Aku pun pura-pura tuli. Dharma menarik sapu dari tangan ku dan melempar nya asal. Lalu tubuh ku di bopong dan di bawa ke kamar.
"Dharma! Lepasin aku!" Aku pun memberontak tak terima.Akp. Dharma P pov
Ku baring kan tubuh Dinda di kasur. Aku pun menyelimuti nya, karena AC sudah ku nyalakan.Mata Dinda menatap ku kesal. Aku pun menangkup pipi nya dan sudah tak rahan lagi. Bibir merah Dinda selalu membuat ku candu seperti sebuah sabu. Tanpa menunggu waktu lama lagi, ku cium saja bibir nya.
"Dhar...ma, lep..pass!" Dinda memukul bahu ku kencang, dan membuat ku nyeri. Padahal, aku sedang nafsu pada nya. Ah, Dinda...Dinda. Hidung ku di tarik Dinda kencang.
"Ngapain cium?! Gak pakai komando lagi, aku gak suka" kata nya kesal.
"Um...gitu ya? Biasa nya aja mau, malah selalu pengen kalau aku cium. Walau tanpa komando, kok sekarang gak mau?" Aku pun berbaring di sebelah nya, dan memeluk nya dari samping. Ku sembunyikan wajah ku di caruk leher nya. Wangi minyak telon, itulah ciri khas Dinda.
"Iya gitu? Aku juga gak tahu mas" jawab nya bingung dan mengusap tangan ku. Aku memasukan tangan ku ke balik kaus nya, dan menyentuh perut Dinda. Dia suka di usap seperti ini. Katanya menenangkan.
"Jadi anak yang baik ya nak, bisa jaga bunda, sayangi bunda, bantu bunda, dan jangan menyusah kan bunda mu ya. Ayah dan bunda sayang sama kamu. Sehat-sehat di dalam sana, ayah dan bunda menunggu mu lahir ke dunia ini" Dinda tersenyum. Aku mendongak dan mencium pipi nya berkali-kali.~~~~
Bersambung....Biye, biye, muach...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Si Perwira
RomanceIptu Dinda Berliana Putri, yang memiliki paras cantik dan manis. Di usia yang menginjak 25 tahun, dia sudah menjadi iptu. Semua itu karena kinerja nya yang baik. Dia jarang tersenyum, hanya untuk beberapa orang saja yang ia beri senyuman. Kisah ci...