Apa kita bisa bertemu lagi? Mungkin ini hari terakhir ku hidup
Hari esok, rasanya tak mungkin aku bisa menghirup udara segar di luar sana
(Iptu. Dinda berliana putri s.trk)Iptu. Dinda B.P pov
Sudah 3 bulan pernikahan ku dengan Dharma. Yah, kadang setiap hari ada cekcok kecil diantara kami berdua. Kadang aku kena semprot Dharma gara-gara aku jorok. Entah lah, akhir-akhir ini aku memang sangat jorok, manja, dan menyebal kan. Tapi, kadang juga aku yang ngomelin Dharma. Dia tuh hobby nya nyemil di kamar, dan gak mau di beresin.Hah, memang ribet ya?
"Dharma! Eh, maaf mas maksud ku. Ambilin minum dong, haus aku" aku menggelayut di tangan besar Dharma.
"Ya awas dong, aku ambilin" jawab nya begitu lembut.
"Ikut ya?"
"Kalau kamu ikut, kamu sendiri aja yang ambil dek"
"Aku mau nya kamu yang ambil, tapi aku juga ikut di belakang kamu" Dharma memutar bola mata nya jengah. Yah, aku tahu aku memang menyebal kan. Tapi ini kemauan ku.
"Iya, ayok" Dharma berdiri dan menarik tangan ku.
"Gendong" pintaku manja.
"Ya Allah dek..dapur nya deket minta di gendong?" Dharma pun membopong ku. Tapi bukan di bawa ke dapur, malah ke kamar. Sialan dia.Aku di dudukan di tepi ranjang. Hi, jahat banget sih Dharma? Aku kan mau ikut dia ke dapur. Aku langsung menitih kan air mata.
Dharma berlutut di hadapan ku, mengusap pipi ku. Ku tepis tangan nya kasar.
"Gak usah pegang! Pergi kamu! Aku gak mau tidur sama kamu mas!" Aku menatap mata Dharma kesal.
"Kamu kenapa sih dek? Mas minta maaf, mas sudah marah sama dedek. Mas minta maaf, jangan nangis ya? Ayo sini mas gendong, kita ambil air yok!" Aku menggeleng.
"Udah, kamu keluar. Sana tidur sama nyamuk, peluk tuh nyamuk" aku mendorong Dharma keluar kamar."Dek, mas minta maaf. Jangan giniin mas dong dek, mas mau tidur nya sama kamu"
"No! Big no Dharma!" Dharma mendorong ku masuk ke kamar. Aku jatuh ke kasur, dan Dharma ada di atas ku. Mati aku, mati.
"Ma..mas mau apa? Jangan macem-macem kamu ya!" Dharma langsung mencium bibirku berkali-kali.Hump!! Aku mendorong Dharma dan berlari ke kamar mandi. Memuntah kan semua isi lambung ku. Aku jijik dengan Dharma mungkin?
"Dek, kamu kenapa? Mulut ku bau ya?" Aku menggeleng.
"Gak tahu mas"
"Yaudah, istirahat saja yah" aku mengangguk.~~~~
Aku memijat pelipis ku, rasanya pusing sekali. Ehm, kaya nya makan es campur enak deh."Oii! Bengong mulu, kenapa sih? Tadi mual-mual sekarang ngelamun" tanya Amel padaku.
"Kamu hamil kali dek, dulu juga aku gitu. Coba deh beli tes peck, siapa tau gitu?" Usul kaksuh Rena.
"Iya kaya nya sih iya kaksuh. Nanti deh, pas jam istirahat"
"Kalau lo sampai hamil beneran? Weh, gempar dah tu si duo R. Pasti mereka langsung heboh di grup. Karena Dharma udah tok cer" aku menarik kuping nya."Lo kawin tuh sama si Rion! Kalau gak si Rain coath. Sejoli kalian, sama-sama tukang gosip" ujar ku kesal.
"Yeh, si mba! Gua tuh ngemeng sesuai fakta keles" aku hanya mencibir bibirku.Saat jam istirahat aku langsung ke Apotek dan membeli tes peck. Apoteker nya juga menatap ku dengan tatapan curiga.
"Saya udah punya suami mba!" Jawab ku kesal. Walau di tak melontar kan pertanyaan tapi aku tau isi hati nya.Bingung kali, polwan berpakaian preman bersenjata meminta tes peck. Heuh, dasar orang zaman sekarang.
"Hehehe maaf bu"Di ruangan ku, aku langsung mengecek hasil nya. 3 menit berlalu. Aku masih setia menunggu hasil nya.
"Sayang!" Aku mendongak menatap Dharma yang baru masuk.
"Eh, iya? Ada apa mas?" Aku menyembunyikan tes peck itu.
"Itu apa? Kamu nyembunyiin apa?" Aku menggeleng.
"Apa? Jujur sama mas dek! Ayo aku lihat sini!" Aku memberikan nya perlahan padanya.
"Apa ini?" Tangan nya membolak balik kan benda itu.
"I..itu tes peck" Dharma mengangkat wajah nya, menatap ku. Dua alis nya terangkat.
"Garis dua dek. Kamu hamil?" Aku menaut kan alis ku. Apa aku hamil?"Aku hamil mas? Mana?" Aku merebut benda kecil itu dan melihat nya. Benar saja, garis dua.
Aku tersenyum dan langsung memeluk Dharma. Aku menangis di pelukan nya.
"Aku akan jadi ayah dek, makasih ya kamu sudah menjadi kan ku calon ayah" aku mengangguk.
"Ups! Ada yang lagi..." aku melepas pelukan ku. Dharma membalikan tubuh. Kami berdua melihat duo R yang sedang tersenyum sok imut pada kami.
"Suodzon mulu! Kabar bahagia nih. Dinda hamil" duo R langsung melompat memeluk Dharma. Aku hanya menepuk kening."Lepas! Jijik gua sama kalian!" Omel Dharma. Aku pun tak henti nya mengukir senyuman.
*malam
Pukul 19.00 aku pulang. Dharma masih ada tugas, jadi aku pulang sendiri.Di perjalanan, tiba-tiba ban mobil ku bocor. Dan aku harus turun. Ah, asem banget sih ini. Tempat sepi gini.
Aku membuka bagasi, dan akan mengeluar kan ban cadangan.
Hump!!! mulut ku di tutup oleh sapu tangan. Bau nya tak enak, aku yakin ini ada obat bius nya. Ah, aku pasti di culik. Ku injak kaki orang yang akan menculik ku.
"Aaarrgghh!! Sakit!" Aku menginjak nya berkali-kali. Aku terlepas, aku berlari sekuat mungkin.Tubuh ku semakin lemas, obat bius tadi mulai bereaksi pada tubuh ku. Aku mengusap perut datar ku yang berisi janin ku.
Bruk!!
Aku jatuh tersandung batu. Lelaki berperawakan besar itu mendekat ke arah ku. Dia tersenyum menyeringai.
"Sudah lah, aku tidak akan memperkosa mu"Bugh!!
Pudak ku di pukul dan aku pun tak sadar kan diri.Akp. Dharma P pov
Aku melihat rumah masih gelap. Dinda belum pulang? Kemana dia?Aku masuk, dan benar saja Dinda belum pulang. Ku telpon dia, nomor nya sedang tidak aktif. Kau kemana Dinda?
Aku khawatir pada mu dan calon anak kita. Aku menelpon kawan nya juga tak tahu. Semua tak tahu.
Tok tok tok
Ku buka pintu, secarik kertas ada di depan pintu. Aku menengok ke kana dan kiri. Tak ada orang sama sekali.Ku ambil kertas itu dan membuka nya.
Hai Dharma! Masih ingat aku? Aku Liandra mantan mu itu lho... hahaha
Kau pasti khawatir pada istri jelek mu ini ya? Aduh, kasihan.
Kau tenang saja, Dinda bersama ku dan ku pastikan dia tak akan selamat hahaha.
Jika kau ingin Dinda kembali, temui aku! Jangan bawa anggota mu lagi! HahahaDinda, tunggu aku. Liandra jangan kau sakiti istri ku, kalau kau sampai melukai nya. Ku pastikan kau akan menyesal.
~~~~
Bersambung.....Dinda gimana ya? Janin nya juga gimana itu?
Semoga baek-baek ya dedek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Si Perwira
RomanceIptu Dinda Berliana Putri, yang memiliki paras cantik dan manis. Di usia yang menginjak 25 tahun, dia sudah menjadi iptu. Semua itu karena kinerja nya yang baik. Dia jarang tersenyum, hanya untuk beberapa orang saja yang ia beri senyuman. Kisah ci...