Dinda dan Dharma pun sudah tidak di perboleh kan untuk bertemu. Pernikahan mereka esok pagi, jadi mereka harus menahan rindu sejak kemarin. Kasihan memang.
Mereka itu dua insan yang tak pernah terpisahkan. Namun, kali ini mereka terpisah kan.
"Dharma aku merindukan mu.." Dinda berdiri di depan kaca jendela besar rumah bunda Dharma.
Di sisi lain ada juga yang merindukan Dinda. "Dinda aku ingin memeluk mu" Dharma duduk di kursi kayu yang ada di dekat kolam renang apartemen nya.
Mereka saling mempunyai ikatan batin sejak dulu kala. Entah lah, walau mereka berdua tidak berbicara. Tapi, mereka akan tahu isi hati masing-masing. Ilmu telepati lah istilah nya.
Iptu. Dinda B.P pov
Aku ingin bertemu Dharma, tapi apa boleh buat. Kami berdua di pingit. Ah, tak tahan aku.Aku merindukan suara nya, kejahilan nya, kelembutan nya, dan kesabaran nya. Kangen Dharma...
"Mba Dinda! Ayo, tidur. Sudah jam 12 malam ini, besok kan mau ijab nanti mata panda lho" Delima memeluku dari belakang, aku pun berbalik dan memeluk nya.
"Iya dek, mba akan tidur sekarang. Tapi, kamu temenin mba tidur ya? Kamu mau kan?" Dia mendongak dan mengangguk.Aku berbaring bersama Delima di ranjang king size Dharma. Kamar nya di dekor, seperti kamar pengantin baru. Namun modern.
Delima memeluk tubuh ku erat. Aku mengecup kening nya.
"Mba, aku mau di mpuk-mpuk dong pantat nya. Kangen dulu, saat mba Dinda pertama kali nginap disini pas IBL taruni itu lho. Kan aku tidur sama mba, terus aku di mpuk-mpuk pantat nya sama mba. Itu tuh, rasanya enak banget mba. Kaya belaian seorang ibu" aku tersenyum menatap nya. Delima sudah kuliah, namun sifat kanak nya masih sangat terlihat di dalam keluarga.
"Iya sini mba mpuk-mpuk pantat nya. Dulu kan kamu masih kecil, kelas 2 SMP" aku pun mulai menepuk bokong Delima. Seperti menepuk kecil bokong bayi.Mata ku semakin lama semakin mengantuk, Delima sudah terlelap terlebih dahulu. Aku akan menyusul nya.
~~~~~~
Dinda dan Dharma sudah siap dengan pakaian nya masing-masing. Dinda yang terlihat sangat cantik mengenakan kebaya ala sunda. Dan Dharma yang sangat tampan memakai jas putih nya ala sunda.Sedari tadi senyuman nya tak henti mengembang. Rasa bahagia, senang, haru, dan bangga terasa campur raduk. Bagaikan es campur saat buka puasa.
Dinda duduk di tepi ranjang kamar Dharma, dia menunggu ijab yang di ucapkan Dharma selesai lalu dia akan turun.
Di lantai bawah, jantung Dharma berdegup sangat kencang. Rasanya, jantung itu ingin lompat keluar dari dada nya. Calon kakak ipar nya, atau kakak kandung Dinda sudah duduk di hadapan nya. Yonki, kakak nya Dinda menjulurkan tangan nya agar di jabat oleh Dharma. Dharma pun dengan tegas menjabat tangan calon kakak ipar nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Si Perwira
RomantizmIptu Dinda Berliana Putri, yang memiliki paras cantik dan manis. Di usia yang menginjak 25 tahun, dia sudah menjadi iptu. Semua itu karena kinerja nya yang baik. Dia jarang tersenyum, hanya untuk beberapa orang saja yang ia beri senyuman. Kisah ci...