Author POV
"Ada apaan?" Kata Dika yang baru muncul dari balik pintu, kini dia sedang berjalan ke tempat duduk Erlang dan Satria yang berada di baris paling depan, disitu juga sudah ada Bayu.
"Oke, lengkap!" kata Bayu setelah semua temannya lengkap.
"Gue baru dapat kabar dari pak Agus ada perlombaan gua minggu depan, lombanya itu tim yang terdiri dati matematika, fisika, kimia, biologi. Jadi, kita bisa satu tim lagi." sambung Bayu.
"Mantap! Gue suka itu." kata Satria.
"Sudah lama kita tidak lomba satu tim lagi" sambung Erlang,
"Semangat, yah semua! Kita persiapkan semuanya dengan baik." Kata Satria
"Ini mungkin terakhir kali kita berlomba dalam satu tim, atau bahkan mungkin perlombaan terakhir kita karena dalam beberapa bulan ke depan kita akan lulus." Sambungnya.
"Semangat! Kita pasti bisa!" Satria memang yang paling sering bertindak sebagai pemimpin dalam tim mereka, kerena dia memang ketua timnya.
**
Erlang POV
Sekarang mereka bertiga berkumpul di rumahku, lebih tepatnya di kamarku untuk belajar, sesuai perjanjian kemarin dulu. Awalnya kami membuat janji akan belajar di kost Satria. Tapi, Dika tidak ingin di kost Satria, jadi diputuskan di rumahku saja. Dika tidak menyukai kamar Satria yang cenderung berantakan, katanya yang bisa mengganggu konsentrasi dia dalam belajar.
Flashback
"Jorok amat lo jadi manusia." Kritik Dika.
Beberapa pembungkus makanan berkumpul di dekat tempat tidur, buku-bukunya yang ditumpuk asal. Mentang-mentang dia tinggal sendirian, kamarnya tidak pernah dibersihkan. Iya, karena ayah Satria seorang tentara yang sering berpindah-pindah tugas, makanya dia lebih memilih tinggal di kost dari pada harus ikut pindah sekolah.
"Masih lebih bersih kandang ayam milik bokap gue malah." Sambung Dika yang saat ini sedang merapikan buku-buku di meja milik Dika.
"Gue panggil lo kesini bukan buat ini yah. Dan juga gue nggak ngebayar lo, yah!" kata Satria yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya.
Dika tidak menjawab apa-apa, dia hanya sibuk bekerja, sementara aku hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala menyaksikan kelakuan Dika itu.
Saat Dika membereskan bagian bawah meja, Dika menemukan banyak gumpalan tisu.
"Jangan bilang lo sering?" kata Dika dengan kata terakhir yang terpotong.
"Ihhh, jorok amat lo" Sambung Dika dengan ekspresi jijik.
"Dasar!" sambung Bayu.
Aku hanya menggelengkan kepala melihatnya. Memangnya Satria sering ngapain?
"Enak aja! Gue abis terkena flu." Bela Satria.
"Gue bantu lo bersihin kamar lo. Tapi, bisa nggak lo bersihin benda menjijikan ini!" sambil menunjuk ke kumpulan tisu itu. Satria pun bangkit dari tempat duduknya lalu memungut semua sampai itu.
Setelah semuanya hampir bersih,
"Sepertinya lo nggak usah sewa pembantu, deh. Cukup panggil Dika aja tiap hari kamar lo udah bersih." Kata Bayu.
"Sialan lo" Umpat Bayu yang saat ini sedang mengepel lantai.
Aku, Bayu dan Satria hanya tertawa mendengar perkataan Bayu.
Flashback End
Sekarang aku sedang sibuk latihan mengerjakan soal di atas karpet, aku melihat Bayu sedang duduk menghadap jendela sambil membaca bukunya yang tebal itu, Dika sibuk main game menggunakan laptopnya di atas kasurku, sementara Satria sedang belajar menggunakan laptop, dia sedang menggunakan meja belajarku.
Sebenarnya kami tadi belajar di ruang tamu, tapi karena berhubung ada tamu. Jadi kami berempat berpindah ke kamarku.
Satria tiba-tiba berbalik lalu melirik ke Dika lalu berkata "Dik! Berhenti gih main game! Belajar sana!" Begitulah Satria, jika jiwa kepemimpinannya sedang muncul dia pasti memperhatikan semua bawahannya.
"Iya, tunggu. Lagi asik"
"Berhenti!"
"Dikit lagi naik level, tunggu!"
"Kalau lo nggak berhenti, gue tanya pak Agus biar Faiz saja yang gantiin lo." Ancam Bayu.
Sontak Dika menampilkan ekspresi terkejut kemudian menghentikan aktifitas main game-nya lalu mengambil bukunya yang ada di dalam tas.
"Iya-iya. Ini gue udah belajar." Kata Dika yang kini membuka bukunya.
"Kan bagus kalau kita semua belajar, elo juga belajar." Kata Bayu
"Kita harus buat kesan yang baik untuk sekolah, ini kan perlombaan terakhir kita satu tim." Sambung Bayu.
Sementara itu aku hanya menyimak pembicaraan mereka sambil mengerjakan soal.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] My Jenius Boyfriend
Teen Fiction[PERHATIAN] Ini cerita antimainstream! Gue nggak bisa membayangkan apa yang terjadi kalau gue pacaran dengan cowok yang kecerdasannya jauh melebihi gue. Apakah kalau kita nge-date dia mengerjkakan soal fisika? Atau dia malah bahas sejarah dunia seti...