Airin POV
Gue tidak tahu bagaimana status hubungan gue dengan Erlang sekarang, semua sosial media yang iya miliki dia block.
Ini semua karena salah gue. Gue yang bodoh. Andai saja waktu dapat diputar, gue pengen membatalkan taruhan itu. Biarin uang jajan gue sebulan habis, nggak apa-apa, atau mungkin kenapa gue nggak jujur aja sama mereka saja dulu?
Gue masih belum bisa lupain dia. Lo tahu, kan sekarang? Gue lagi berada di masa dimana gue lagi cinta-cintanya sama dia, itu juga kenapa gue nggak rela untuk putus dengan dia.
Gue juga bisa dapat hal yang berbeda jika bersama dengan Erlang, hal yang nggak bisa gue dapat dengan mantan-mantan gue sebelumnya. Kalau kata Cinta cowok ganteng itu gampang di dapat, benar. Tapi cowok seperti Erlang lah yang sangat sulit untuk di dapatkan, walau dapat belum tentu dia bisa suka sama gue. Sumpah, gue nyesel banget!
Gue sulit fokus les akhir-akhir ini, nafsu makan gue kurang, dan kalau gue nggak nginget janji Erlang mungkin gue sudah berhenti les.
"Kalau lo ngaduk-ngaduk minumannya terus kapan habisnya?" Sahut Bayu yang tiba-tiba menghancurkan lamunan gue. Iya, sekarang gue dan Bayu berada di kantin sekolah. Gue udah buat janji dengan dia untuk bertemu di tempat ini untuk membahas masalah ini. Kebetulan sekarang masih jam sembilan dan belum waktunya istirahat, jadi kantin sedang sepi.
"Terus, gue kesini bukan untuk melihat elo ngaduk-ngaduk minuman aja, ya!" Sambungnya. Sumpah, ini cowok! Kok bisa temenan sama Erlang, sih.
Gue kemudian buka suara "Erlang kabarnya bagaimana?"
"Baik-baik aja" jawabnya santai. Gue tidak berkata apa apa, lalu melanjutkan mengaduk aduk jus jeruk milikku. Gue sudah tidak tahu harus berkata apa lagi. Awkward banget, sumpah! Lebih awkward dari pertama kali gue pendekatan sama Erlang.
"Awww" Gue dikagetkan dengan Bayu yang menyentil dahi gue dan itu sakit banget."Lo udah ambil waktu pagi gue untuk tidur, ya! Jadi, bisa nggak lo buat waktu gue yang lo ambil ini berfaedah dikit." Nih cowok kok komennya banyak amat! Emaknya ngidam apaan yah dulu. Untung aja dia ganteng, jadi ada alasan buat cewek untuk sabar ngehadapin dia. Tapi, tetep aja gue nggak suka dia, yah! Sumpah! Gue masih cinta dengan Erlang walaupun status gue sekarang nggak jelas.
"Lo tahu kan hubungan gue dengan Erlang?" tanya gue. Dia tidak berkata-kata, hanya menganggukkan kepalanya sambil menyeruput jus jeruk miliknya.
Bayu kembali berkata setelah menyeruput jus jeruknya "iya, gue tahu. Tapi, Erlang nggak cerita banyak ke gue. Lo tahu kan, Erlang anaknya bagaimana."
"Jadi, bisa nggak lo ceritain. Lengkap selengkap lengkapnya!"
"Oh, tunggu dulu!"
"Tante, mie ayamnya satu, yah!"
"Porsi ganteng, kan?" balas tante Rita dari balik dapur.
"iya tante." Iya itu porsi khusus Bayu, kata orang-orang itu porsi yang Bayu pesan dari kelas satu. Sampai-sampai di spanduk daftar menunya tertulis mie ganteng. Padahal itu hanya mie ayam biasa, dan buruknya lagi harganya lebih mahal lima ribu.
Apakah kapitalis sudah merambah ke kantin sekolah?
"Awalnya gue bisa jadian dengan dia itu gara-gara Cinta dan Zalza. Gue taruhan dengan dia, gue mau buktiin gue bisa dapat semua cowok, termasuk Erlang. Cinta dan Zalza akan memberikan setengah uang jajannya selama sebulan plus traktir gue di starbucks selama 6 bulan ini. Tapi, jujur! Gue beneran jatuh cinta sama Erlang, walaupun perasaan gue awalnya gengsi dan menganggap itu hanya rasa kagum aja, soalnya dia kan pintar amat, dan gue baru sadar setelah gue putus dari Jayden."
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] My Jenius Boyfriend
Teen Fiction[PERHATIAN] Ini cerita antimainstream! Gue nggak bisa membayangkan apa yang terjadi kalau gue pacaran dengan cowok yang kecerdasannya jauh melebihi gue. Apakah kalau kita nge-date dia mengerjkakan soal fisika? Atau dia malah bahas sejarah dunia seti...