Chapter 04

6.1K 333 28
                                    

"Kasih tau gue gimana caranya biar nggak baper?"
—Saira.

Saira itu sebenarnya anak manis yang lebih kearah polos tapi setelah bertemu Aldan, ia menjadi pribadi yang jutek dan sering marah-marah, hanya pada Aldan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saira itu sebenarnya anak manis yang lebih kearah polos tapi setelah bertemu Aldan, ia menjadi pribadi yang jutek dan sering marah-marah, hanya pada Aldan saja. Catat.

"Lo kemana aja sih? Gue udah nungguin lama banget tau, lumutan nih, capek juga." Saira langsung mengomel ketika Aldan sudah datang ke parkiran. "Ponsel gunanya apa kalau dihubungin enggak dijawab?" lanjutnya sembari mengusap keringat. Sst, Saira persis udah kayak cewek yang lagi ngambek ke pacarnya.

"Maaf, Manis. Gue kan kelas tiga, ada kelas tambahan. Apa gue bilang, mending juga naik mobil, keringatan kan nungguinnya." Aldan mengoceh sembari ikut membantu mengusap keringat Saira tanpa jijik. Saira terdiam mendapat perlakuan ini.

"Kabarin dulu kek biar gue bisa pulang duluan aja bareng temen, ketimbang nungguin lo di sini. Udah gitu ada cowok yang godain gue lagi." ucap Saira sembari mengerucutkan bibirnya, ia sangat kesal sekarang. Satu jam menunggu Aldan di parkiran, ia tak tahu jika kelas tiga mendapat kelas tambahan.

Mendengar ucapan Saira, Aldan melotot, "Siapa? Siapa yang godain lo, biar gue bunuh?!" ucap Aldan sedikit heboh.

Aldan seperti cowok yang cemburu ceweknya digodain orang, mereka persis seperti orang pacaran padahal baru kenal. Fix.

"Seangkatan gue, besok gue enggak mau berang—" ucapan Saira langsung terhenti ketika jari telunjuk Aldan menempel pada bibirnya, Saira yang lagi berbicara bibirnya langsung terkatup rapat.

"Enggak! Besok lo berangkat tetep sama gue, pas pulangnya aja lo boleh sama temen lo." ujar Aldan menatap tepat mata Saira. Mereka saling tatap-tatapan.

Mobil hitam sedan tiba-tiba berhenti di dekat mereka, "Woy, pulang-pulang, jangan pacaran di sekolah, udah sore nih. Lo berdua enggak pernah denger ya cerita hantu di sekolah ini yang enggak akan segan ganggu orang pacaran di sore hari?" ucap Adnan, ia melempar kulit kacang kearah Aldan. Afkan yang menyetir mobil, ia juga menatap Aldan dengan senyuman jailnya. Omong-omong, Bintang kemana ya?

"Bego, kita enggak pacaran, minggat sono." Aldan menendang ban mobil kembar, kesal. Tak berselang lama ada motor ninja yang mengklakson mereka sembari melambaikan tangan, "Gue duluan, Bro." Itu Bintang, tadinya akan langsung duluan, tapi matanya menatap Aldan yang berdiri dengan perempuan, ia langsung berhenti sebentar di samping mobil Kembar. Bikin teman-temannya heran, udah pamitan tapi malah berhenti.

"Al, idih, pinter banget lo cari ceweknya. Ck, nggak diraguin lagi sih, matanya Aldan pinter nyari yang kinclong." ujar Bintang, ia menatap takjub cewek yang berdiri di samping Aldan.

"Kek lantai abis dipel ya, Bin, kinclong." ucap Afkan, guys, mereka hanya bercanda jangan anggap serius.

Tapi Aldan muak!

"Tapi serius ceweknya cantik, Mas. Neng, boleh kenalan namanya siapa?" tanya Adnan, ia mulai mengeluarkan sifat playboynya. Ia juga menatap Saira dengan intens. "Lo kalau nggak suka sama Aldan, mending sama gue." lanjutnya yang langsung ditimpuk Aldan dengan tas. Adnan meringis sakit.

ALDAN : Be with you✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang