Chapter 18

3.7K 227 20
                                    

"Udah seharusnya gue ngelindungin lo."
—Aldan

Melangkahkan kakinya tak tentu arah, Saira memeluk dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melangkahkan kakinya tak tentu arah, Saira memeluk dirinya. Untung ia menggunakan hoodie sebagai penangkal dingin, tapi itu juga tak berarti apa-apa ketika dirinya hanya menggunakan hotpants putih yang bahkan ketutupan hoodie, ia bahkan hanya menggunakan sandal jepit sebagai alas kaki.

Nasib sial malam hari ini, Brian sungguh keterlaluan. Tapi ia juga tak sudi berlama-lama dengan cowok itu.

Ia juga tak habis pikir dengan Brian, seharusnya cowok itu dibawa ke psikiater takutnya memang terkena gangguan jiwa, Ah, ia baru ingat Brian selalu menggunakan topeng palsu ketika tidak bersamanya. Mana ada orang yang percaya bahwa Brian punya gangguan jiwa. Maybe.

Ketika mata Saira mendapati halte didekatnya, ia langsung bergegas berlindung diri. Setidaknya ada harapan untuk kembali ke rumah, barangkali ada angkutan yang masih bekerja malam hari ini, walaupun Saira rasa itu tak mungkin mengingat malam ini hampir mencapai tengah malam, apalagi ini jalan sepi. Brian pasti sengaja membawanya ke jalan sepi seperti ini.

Huh, menyebalkan!

"Dingin." gumamnya seraya menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

Ketika berucap seperti itu, Saira jadi teringat ketika ia bersikap manja pada Aldan.

Aldan menempelkan cup ice cream pada pipi Saira yang langsung disambut dengan rengekan, "Dingiiiin,"

"Nih buat lo," Aldan menyerahkan ice cream yang ia bawa.

"Suapiiiin,"

"Makan sendiri,"

"Mau nya disuapin sama lo, tangan gue pegel." dusta Saira.

Aldan yang bucin tentu saja menurut, ia menyuapi Saira layaknya anak kecil. Sedangkan, Saira sendiri ia gelendotan pada Aldan dengan tangan yang sibuk bermain ponsel.

"Katanya tangan lo pegel, tuh ngetik cepet banget."

"Hehe," Saira cengengesan yang langsung dicubit pipinya oleh Aldan.

Saira terkekeh pelan mengingat kejadian itu, omong-omong Aldan, bagaimana ya reaksi dia ketika dirinya dibawa dan ditinggalkan Brian begitu saja?

Aldan mu sangat khawatir, Ra!

JDUAARR!

Saira berjengit kaget ketika petir muncul, ia kembali menangis karena merasa ketakutan. Sendirian. Berharap ada orang yang menemukan nya.

ALDAN : Be with you✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang