Chapter 20

3.7K 227 18
                                    

"Give me your love."
—Aldan

________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

"Apa-apaan kalian ini, pagi-pagi sudah membuat keributan!"

"Mau jadi jagoan? Aldan, kamu tuh udah tingkat akhir harusnya jangan membuat keributan, beri contoh yang baik untuk adik kelas kamu. Kamu juga Brian! Murid baru udah berani banget buat keributan, haduhhh, ibu nggak abis pikir sama kalian berdua. Kalau mau ribut tolong jangan di lingkungan sekolah!"

"Murid baru emang nggak harus berani gitu?" tanya Brian.

Aldan menoleh kearah Brian, ia mendengus kasar, kalau begini mereka akan makin lama menerima omelan.

"Ngelawan kamu?!" Ibu Hera menatap tajam Brian, "Udah sekarang Ibu kasih kalian hukuman, Aldan kamu beresin perpustakaan, tata semua buku-buku yang baru datang. Dan kamu! Bersihin seluruh toilet lantai satu sama tiga!"

Mendengar itu Brian membuka mulutnya dan protes. "Kok—"

"Nggak ada protes, kamu nggak lihat muka Aldan lebih parah dari kamu?" tanya Ibu Hera.

Aldan bangkit dari duduknya. "Saya permisi, Bu." pamitnya pergi seraya menatap sinis Brian.

Keluar dari ruangan BK, ia disambut oleh ketiga temannya yang heboh. Aldan memegangi pipinya dengan sedikit meringis.

"Ke uks, Al?" tanya Afkan.

"Nggak, ke perpus, disuruh beresin buku." jawab Aldan.

"Kok bisa kalian berantem?" tanya Adnan menatap sahabatnya dengan penasaran.

"Dia duluan yang mulai," Aldan menunjuk Brian dengan dagunya, Brian baru saja keluar dari ruangan BK. Mengabaikan keempat orang itu, Brian lebih memilih berjalan meninggalkan mereka. Bukan untuk melaksanakan hukuman, ia lebih memilih membolos dan mengabaikan hukuman itu.

"Songong amat tuh bocah." ucap Bintang.

"Bukan songong lagi, tapi bajingan!" ucap Aldan kasar, ia juga memilih berjalan ke perpustakaan yang dekat dari ruangan BK.

Aldan harus cepat menyelesaikan hukuman ini karena ia juga tidak ingin ketinggalan pelajaran nanti. Bukankah tidak baik jika ia meninggalkan kelas mengingat ia sudah tingkat akhir, ia juga harus belajar dengan ekstra untuk masuk perguruan tinggi yang menjadi targetnya.

Melihat Aldan pergi, ketiga sahabatnya saling menatap satu sama lain. "Bin, lo tau detailnya gimana kan? Ceritain ke kita!" ucap Adnan.

ALDAN : Be with you✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang