Chapter 07

4.7K 289 23
                                    

"Can i call you Baby?"
—Aldan

Sumpah kalau saja Aldan waktu itu tidak langsung berjanji pada Maminya, ia tak mungkin akan terus mengejar Saira seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumpah kalau saja Aldan waktu itu tidak langsung berjanji pada Maminya, ia tak mungkin akan terus mengejar Saira seperti ini. Tapi sebenarnya ia juga benaran naksir sama Saira.

"Lo nggak ke kantin?" tanya Aldan.

"Maulah, cuma ini buku kudu gue balikin ke perpus dulu." Saira melirik buku yang sedari tadi ia bawa dengan tangannya. Ia masih kesal karena ia yang terakhir selesai merangkum dari buku paket.

"Mau gue bantuin?"

"Maulah! Lo kan cowok, nggak tega apa ngelihat gue yang Manis ini bawa tumpukan buku? Nanti kemanisan gue ilang dong." Saira mengerucutkan bibirnya lucu.

Tidak ada hubungannya!

"Sini gue bantuin." Calon bucin, ya gini.

Aldan mengambil setengah dari buku paket itu, tapi Saira menaruh yang setengahnya lagi ke Aldan.

"Kalau bantuin jangan setengah-setengah, yang ikhlas ya, Al." cengir Saira.

Sial. Cewek imut ini selalu saja berhasil darinya. Aldan mau marah tapi selalu tidak bisa kalau lihat cengiran Saira yang terlihat lugu.

Saira berlari kecil menuju pintu perpustakaan, untung Saira masih baik hati tidak meninggalkannya. Aldan tersenyum kecil, Saira memang orang yang tidak tegaan.

"Bu, ini saya mau ngembaliin buku paket, taruh di mana ya?" tanya Saira ketika dia menghampiri wanita penjaga perpustakaan.

"Taruh di situ, rak ketiga ya paling pojok."

"Oke makasih, Bu."

Saira dan Aldan langsung menuju rak yang ditunjuk. "Ini deh kayaknya, sama dari cover bukunya."

Kemudian Saira meraih buku paket yang di bawa Aldan dan langsung menaruh buku paket itu setengah sekaligus. Mungkin pengaruh tempat bukunya terlalu sempit, itu malah membuat buku yang Saira pegang hampir berjatuhan kalau saja Aldan tidak gerak cepat menahannya. Tangan kanan memegang buku paket, tangan kiri membantu menahan tangan Saira.

Aldan menatap tepat pada wajah Saira yang terkejut, ia langsung mengarahkan menaruh buku paket dengan hati-hati.

"Satu-satu Manis, jangan sekaligus. Coba taruh sini dulu, nanti taruhnya sedikit-sedikit."

"Maaf,"

"Iya nggak papa." ucap Aldan dengan lembut.

Mereka menaruhnya dengan hati-hati, sepertinya Saira habis ini akan memasukkan kertas kedalam kotak saran agar rak diperpustakaan diperbanyak lagi. Udah sempit gini, bukunya juga banyak yang tidak tersusun rapi. Ibu penjaga perpustakaan ngapain aja?

***

Aldan sama Saira berjalan ke kantin bersama, Aldan yang kelas tiga memang sering main ke lantai dua untuk sekadar ke kantin dengan Kembar dan Bintang. Tetapi setelah mengenal Saira, ia lebih sering menghampiri cewek imut itu. Dan ketiga sahabatnya pun memaklumi karena Aldan sudah mulai menjadi bibit-bibit bucin.

ALDAN : Be with you✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang