Hal tak terduga, lantas hatiku kembali ke sekian tak lega. Terpaku yang membuatku kian memburu, lagi dan lagi jantung ini kembali bertalu-talu.
_______________________________________________________
Saira menatap Ziyan dengan cemberut, bagaimana tidak ia digeret paksa oleh Ziyan untuk keluar rumah. Katanya, kalau lagi sedih lebih baik cari kesenangan daripada mengurung diri di dalam kamar.Malam ini mereka berdua mendatangi kafe milik Daffa dan duduk di pojokan kafe. Suasana kafe tersebut sedang ramai pengunjung.
"Apa yang Brian bicarain sama lo?" tanya Ziyan dengan mata yang fokus membuka buku menu.
"Dia nggak mau hubungan kita berakhir," ujar Saira sembari menopang dagunya.
Ziyan menutup buku menunya dan menyerahkan kepada Saira untuk memilih, "gue saranin jangan, lo nggak mau kan jatuh ke lubang yang sama?"
Menerima buku menu tersebut lantas ia langsung menyebutkan pesanan yang ia inginkan kepada pelayan. Setelah pelayan itu pergi, Saira lantas menjawab pertanyaan Ziyan tadi.
"Gue juga udah nggak ada perasaan sama dia Kak, gue cuma nggak enak karena gue berpaling seenaknya. Lo tau rasanya diselingkuhin tuh nggak enak, gue takut karma balik ke gue karena udah nyakitin Brian," ungkap Saira sembari menundukkan kepalanya.
"Dia nyakitin fisik lo selama ini, apa lo terima gitu aja? Lo nggak dendam gitu sama Brian?" tanya Ziyan.
"Dendam gimana maksud lo? Gue sama sekali nggak berpikir sampe situ, walaupun gue juga nggak tahan sama dia, tapi gue bukan pendendam. Lo tau gue kan. Gue cuma perlu lepas dari dia."
Kepala Ziyan mengangguk-angguk, "meskipun dia hampir ngebunuh lo? Nyekik lo?"
"Kak, lo kenapa sih? Kok aneh?" tanya Saira, matanya memicing curiga.
"Ahh, lupain. Gue cuma iseng nanya doang." jawab Ziyan.
Kemudian, Ziyan terdiam beberapa saat, lantas ia bertanya kembali, "Terus perasaan lo sama Aldan gimana?"
"Lo pikir gue nggak baper apa sama dia? Dia selalu perhatian, apapun yang gue mau selalu dia usaha buat nurutin, jemput tiap pagi, ngertiin gue, kita telfonan terus sampe larut malam. Masih banyak lagi. Dari itu semua gimana caranya buat gue nggak baper coba?" oceh Saira.
"Cewek gampang baperan sih emang, tapi lo nyamankan sama Aldan?" tanya Ziyan lagi.
"Nyaman," jawab Saira diakhiri senyuman manis.
"Gue lihat-lihat juga nih ya, Aldan boleh juga. Tapi kalau sewaktu-waktu dia nyakitin lo, bilang sama gue, biar gue kasih pelajaran."
Saira mengangguk-angguk. Kemudian, makanan yang mereka pesan datang. Saira melihat-lihat makanan yang tertata rapi di meja, seperti ada yang kurang, "Omong-omong, gue boleh pesen donat nggak nih?" tanya Saira sembari membuka buku menu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDAN : Be with you✔️
Teen FictionBerawal dari ketidaksengajaan bertemu di toko donat membuat Aldan jatuh cinta pada pandangan pertama. Semenjak Aldan mengetahui Saira adalah adik kelasnya, ia berusaha mendekati Saira dengan cara apapun agar ia bisa terlihat menarik di mata Saira. S...