Berawal dari ketidaksengajaan bertemu di toko donat membuat Aldan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Semenjak Aldan mengetahui Saira adalah adik kelasnya, ia berusaha mendekati Saira dengan cara apapun agar ia bisa terlihat menarik di mata Saira.
S...
Aldan dan Saira menoleh, mereka membalas sapaan tersebut. Mereka bertemu dengan kembar dan Nami.
"Kalian di sini juga?" tanya Saira.
"Iya, kalian mau main bowling?" tanya Adnan melirik tempat bowling di hadapan mereka.
"Iya, Bintang mana?" balas Aldan.
"Dia mah ngebucin di tempat lain lah," jawab Afkan dan Aldan langsung mengangguk mengerti.
Saira memicing curiga sembari menatap sahabatnya, Nami. "Nam lo kok bisa bareng mereka?" tanyanya pada Nami.
Nami gelagapan dengan berseru panik. "Tadi gue bareng Ratu kok, trus nggak sengaja ketemu mereka. Ratu lagi ke toilet dulu katanya kebelet."
"Ohhh," Saira mengangguk-ngangguk.
"Ayo masuk," ajak Afkan sembari menarik Nami masuk ke tempat bowling. Adnan menatap kembarannya tidak suka. Ia mengikuti mereka.
Aldan tertawa kecil. "Kamu jangan tanya yang aneh-aneh, nggak lihat tadi sahabat kamu kayak abis keciduk."
"Hehe, aku suka liat wajah panik sahabat aku." ucap Saira.
Tangan Aldan menjawil hidung mungil Saira. "Dasar."
Mereka berjalan masuk dan sudah melihat si kembar yang bermain bowling. Sedangkan, Nami hanya duduk melihat belum terlalu niat untuk bermain.
"Nam, lo udah telfon Ratu buat nyusul ketempat ini? Biar dia nggak nyasar kemana-mana," ucap Saira sembari menyedot minuman bubble yang sebelumnya ia beli.
"Udah, Ra. Dia lagi jalan kesini," ucap Nami. "Main yuk?"
Kepala Saira mengangguk. Ia berjalan kearah Aldan dan meminta pacarnya itu mengajarinya cara melempar bola bowling.
