Prolog

309 15 0
                                    


In the Flower Palace

Musim semi telah tiba, menjadi sebuah waktu yang sangat ditunggu-tunggu bagi keluarga kerajaan bunga. Selama beberapa tahun sebuah kuncup yang paling istimewa telah sampai pada saatnya merekah.

Suasana indah dan cerah disertai turunnya hujan kelopak sakura yang lembut. Istana penuh dengan senyuman bahagia semua penghuninya. Siap menyambut sang putri penerus abad ini.

Dalam sejarah tertulis bahwa setiap seratus tahun sekali akan diadakan penyambutan kelahiran calon putri. Dengan dipimpin oleh seorang pangeran, saat ini kuncup bunga telah siap merekah.

"Pangeran, anda harus segera bangun dan bersiap karena Raja sudah menunggu."

Masih terdengar hembusan napas dari dalam ruangan yang begitu tertutup. Siapapun dilarang masuk kecuali benar-benar mendapat izin dari pemiliknya.

Hari sudah semakin siang. Aturan untuk melaksanakan upacara kelahiran seorang putri seharusnya dilaksanakan beberapa menit yang lalu. Tapi karena pangeran belum juga bangun dari tidurnya, semua diam dan rela menunggu.

"Pangeran, Raja sudah menunggu. Anda harus segera menuju aula istana." Kedua kalinya para penjaga mencoba membangunkan tuannya. Para pelayan hanya menggeleng seraya menunduk, setia menunggu karena tak mampu menerobos masuk dan mengusik sang mulia.

"Apa dia belum bangun?" tanya Raja yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu. Sontak semua orang yang ada di sekitar kamar pangeran, serentak menunduk memberi hormat.

"Buka pintunya!" titah Raja.

"Baik, baginda." sanggup si penjaga yang bertugas membangunkan pangeran.

Kriieet...

Raja berdeham dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Rasanya saat ini juga wibawanya runtuh. Anaknya sendiri yang telah menghancurkannya.

"PANGERAN BYUN BANGUN SEKARANG JUGA!!"

"Kyaa...." Pangeran menyibakkan selimutnya dan segera berdiri. Terkejut melihat ayahnya sudah ada di depannya. Ini keadaan gawat darurat. Jika sudah seperti ini, itu berarti ayahnya sedang marah.

"Kau ini bagaimana? Lupa hari ini hari apa? Ayah percaya kalau kamu bisa memimpin upacara kali ini karena kamu satu-satunya penerus. Kamu yang seharusnya menyambut kelahiran adik kamu. Sekarang cepat bersiap karena setelahnya Ayah akan mengumumkan penobatanmu sebagai calon raja berikutnya."

"Baik, Ayah."









----










Kuncup bunga istimewa berwarna merah delima. Semerbak harum mewangi dapat tercium dari jarak yang jauh sekalipun. Di depan ribuan rakyat, berdirilah anggota kerajaan yang tidak hentinya mengumbar senyum. Namun, ada salah satu diantara mereka yang menampakkan senyuman kebencian. Dia yang berdiri tepat di samping Raja. Sang keponakan, Pangeran Chanyeol.

Pangeran membuka penutup kaca untuk memulai proses kelahiran putri. Jantungnya berpacu lebih cepat. Kendati demikian rasa bahagia menyelimuti kegelisahanya. Secara perlahan pangeran menyentuh ujung kuncupnya.

"Selamat adikku, kau akan melihat indahnya dunia." Lirih Baekhyun.

Satu persatu kelopaknya mulai mengembang. Setelah kuncup berubah menjadi bunga maka bunga itu akan berubah menjadi seorang putri. Adik dari pangeran Byun Baekhyun.

Wush~~~

Sebuah angin datang entah dari mana dan menyentuh secara kasar kuncup setengah bunga itu dan membuat kelopaknya kembali mengatup. Baekhyun terkejut dan akan meraih tangkainya namun usahanya meleset. Gumpalan angin tersebut menerbangkan kuncupnya hingga hilang dan entah jatuh ke mana. Semua orang sibuk melindungi diri mereka dan tidak menyadarinya. Hanya Baekhyun dan seseorang lagi yang menyeringai licik.

"Kuncupnya hilang!" teriak Pangeran.









----










Sudah tiga hari sejak hilangnya kuncup bunga, seluruh anggota kerajaan masih menunggu kabar keberadaan bunga istimewa tersebut. Pergantian raja tidak akan dilaksanakan tanpa kelahiran putri baru.

"Baginda, hamba membawa kabar keberadaan tuan putri." seorang perempuan berpakaian serba hitam dan memiliki rambut panjang yang menjuntai serta bibirnya yang hitam berdiri di belakang sang raja.

Pangeran meringis melihat penampilan perempuan itu. Ia duduk di bawah tahta milik ayahnya dan ditemani sepupunya sendiri yaitu, pangeran Chanyeol.

"Bagaimana? sudah tahu di mana putriku?" tanya sang Raja. Wajahnya yang sedikit keriput terlihat sangat murung. Setelah kehilangan istrinya beberapa tahun yang lalu Raja menjadi lebih sensitif.

"Sang putri jatuh ke bumi. Menurut ramalan saya, kuncup istimewa kembali tertanam di bumi."

"Apa?"

Baekhyun dan Chanyeol berdiri kemudian menghampiri Raja. Mendengar hal tersebut Raja tidak bisa membiarkannya begitu saja. Ia harus mengambil tindakan. Dilihatnya putranya yang dewasa membuat Raja tersenyum dan menepuk bahu Baekhyun.

"Pangeran, kau dengar itu?" Baekhyun mengangguk. Raja kembali mengatakan sesuatu. "Kau tahu apa artinya? kau harus menemukan adikmu. Turunlah ke bumi dan cari adikmu. Ayah akan menunggumu, Nak."

Mata Baekhyun melebar. "Aku? Tapi.. kenapa? Kenapa Ayah?"

"Karena kau kakaknya. Kau yang juga memimpin upacara itu tadi. Jadi kau harus bertanggung jawab. Anggap saja ini pelantikanmu sebagai calon raja."

Sebenarnya Baekhyun tidak bisa memilih pilihan lain. Sang Raja tidak pernah memberi pilihan. Ia melirik Chanyeol di sebelahnya.

"Baiklah, tapi izinkan Chanyeol ikut denganku." Pinta Baekhyun.

"Tidak bisa. Dia harus di sini mengganti Ayah sebelum kamu."

Chanyeol tersenyum puas sedangkan Baekhyun mendengus kesal. Apa baru saja ayahnya melakukan ketidakadilan?

"Tapi Ayah---"

"Kau tahu, anakku. Ayah tidak menerima penolakan. Jadi laksanakanlah. Hahahaha...." Sang Raja pergi seraya tertawa ala penyihir. Baekhyun mengerucutkan bibirnya. Tinggal di bumi, mencari kuncup bunga, dan meninggalkan kehidupan mewahnya di atas sini, itu sama saja dengan diusir.

"Kyaa... Ayah~~ tega sekali kau!" Teriak Baekhyun. Tentu saja setelah ayahnya sudah tidak terlihat lagi.

"Selamat mencari adikmu, Pangeran Byun." ujar Chanyeol.

Baekhyun menghenttak-hentakkan kakinya berlalu dari hadapan Chanyeol. Sikap kekanak-kanakan Baekhyun membuat Chanyeol lebih mudah membodohinya. Dengan begitu Chanyeol bisa merebut takhta dari pamannya.

Baekhyun menuju ruangan favoritnya. Sebuah taman bunga yang penuh dengan alat panah kesukaannya. Baekhyun masih membayangkan bagaimana ia harus turun ke bumi dan berbaur dengan manusia untuk menemukan adiknya yang bahkan masih berbentuk kuncup.

"Baiklah, mungkin ini jalanku. Aku akan mencari adikku di Bumi."











----

"Aku akan menjadikan perintah ayahku sebagai tugas. Terima kasih, Ayah. Setidaknya kau percaya pada putramu ini."

--Baekhyun--

My Flower King [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang