Nyatanya jadi pangeran juga tidak sekaya itu.
Buktinya aku belum bisa memiliki hatimu.
---Byun Baekhyun---
Baekhyun sedang merangkai kata untuk dijadikan alasan. Iya, alasan agar Rye Hyun tidak salah paham. Dia memang sudah seenaknya bertindak tanpa berpikir. Jadilah, Rye Hyun menanyainya pertanyaan aneh yang susah dijawab itu.
"Apa kau melihat aku di dalam?"
"Iya."
"Hei... kau begitu terbayang-bayang wajahku yang tampan ini? Ayolah, aku baru saja tiba."
"Baek aku--"
"Sekarang silakan puaskan matamu melihat wajahku." Baekhyun memajukan wajahnya hingga jarak hidung mereka hanya terpaut beberapa centi saja.
Bibir Baekhyun melengkung. Sial, kenapa jantung Rye Hyun jadi berdegup sekencang ini. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba membiasakan diri. Namun, usahanya gagal. Rye Hyun mendorong bahu Baekhyun dan berlari meninggalkan pria itu.
"Huh. Aman... aman." begitu Rye Hyun dipastikan sudah tidak terlihat lagi di matanya, Baekhyun mengelus dadanya dan bernapas lega.
Sementara itu di dalam kamarnya, Rye Hyun masih berdiri di balik pintu. Tatapannya menerawang jendela kamarnya. Ia dapat melihat langit malam yang begitu ramai oleh penghuninya.
"Aku sudah gila."
----
Keesokan harinya Rye Hyun mencari keberadaan Baekhyun. Dia bangun kesiangan dan saat melihat tokonya tidak ada siapapun, gadis itu mencari Baekhyun.
Rye Hyun berhenti berjalan di depan pintu masuk kebun bunganya. Netranya menangkap punggung seseorang tengah berjongkok di depan bunga.
"Memangnya bunga itu begitu spesial?"
Baekhyun tersentak sesaat, kemudian kembali memperhatikan kuncup bunganya yang tak kunjung merekah. Sudah beberapa minggu ia mengamati kuncup itu, dan hasilnya belum juga pasti.
"Aku tadi mencarimu." Ujar Rye Hyun.
"Hmm. Aku sudah memberikan karangan bunganya pada Bibi Jung."
Rye Hyun mengangguk-anggukan kepalanya. Urusannya selesai dan ia merasa tidak seharusnya mencampuri urusan Baekhyun. Maka ia hendak melangkah meninggalkan kebun bunganya. Namun, Rye Hyun merasakan lengannya dicekal. Saat berbalik, ia melihat Baekhyun tengah tersenyum padanya.
Baekhyun.Tersenyum.Lagi.
"Ke-kenapa?" Kata Rye Hyun yang tiba-tiba saja gugup.
Apakah Baekhyun tidak bisa melakukan hal lain selain tersenyum? Tidak tahukah bahwa Rye Hyun sudah sesak napas?
"Baek, ada apa?" tanya Rye Hyun lagi.
"Tidak ada."
Plak!
Rye Hyun menampar pipi Baekhyun dan melepas cekalan tangannya dengan sekali hempas. Bisa-bisanya Baekhyun membuatnya sesak napas dadakan.
Gadis itu menghentakkan kakinya keluar dari kebun. Meninggalkan Baekhyun yang masih memegangi pipi bekas tamparan Rye Hyun. Bukannya kesakitan, Baekhyun malah tersenyum-senyum tidak jelas.
"Tadinya aku mau menanyakan sesuatu. Tapi, kenapa malah tidak bisa. Aish... ini semua gara-gara aku sakit jantung."
"Baiklah. Aku harus menanyakan ini pada tabib istana."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanfictionBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...