Kau jauh lebih cantik dari para putri bunga.
Itu karena kau pilihan hatiku.---Byun Baekhyun---
"Rye Hyun-ah..."
"Rye Hyun."
"Rye Hyun-ah."
Barulah setelah Mark menyentuh punggung tangannya, gadis itu tersadar dari lamunan. Ia segera menatap Mark yang sepertinya sudah khawatir.
"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Mark memastikan.
Rye Hyun hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Ia memang baik-baik saja tapi tidak untuk beberapa jam yang lalu sebelum Mark datang dan membawanya pergi dari keadaan yang begitu canggung. Rye Hyun bersyukur Mark datang tepat waktu. Jika tidak, ia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.
"Kalau kau baik-baik saja kenapa melamun terus sedari tadi?"
"Itu..." Rye Hyun terdiam sejenak. Kata-kata Baekhyun benar-benar sudah mengguna-guna dirinya.
"Itu karena tadi aku kepikiran Jinyoung. Dia pasti bolos sekolah lagi."
"Sudah jangan terlalu dipikirkan. Jinyoung masih muda, masih suka berbuat sesuka hatinya saja. Aku juga seperti itu saat SMA, benar??" kekeh Mark diakhir kalimatnya.
Aku mencintaimu.
Deg!
Kenapa selalu kalimat Baekhyun yang Rye Hyun dengar. Padahal jelas-jelas Mark sedang berbicara padanya. Sampai-sampai gadis itu mengacak-acak makanan di depannya."Rye Hyun... aku ingin kita bisa menikah secepatnya."
Menikah? dengan Mark? Kenapa baru sekarang Rye Hyun merasa ia sangatlah bingung. Padahal sudah jelas-jelas yang hatinya tunggu selama ini adalah pria yang ada di hadapannya. Setelah lulus SMA dan berpisah dari Mark yang sekaligus adalah sahabatnya, Rye Hyun selalu berharap pria itu datang kembali. Dan akhirnya saat yang diharapkan itu tiba. Tapi, kenapa ia malah bersikap lain?
Rye Hyun lantas menunduk dalam-dalam sembari meresapi kalimat-kalimat yang berlalu-lalang melewati memorinya. Seakan semua yang dikeluarkan dari mulut Baekhyun benar adanya. Entahlah, Rye Hyun masih sedikit tidak percaya pada Baekhyun. Apalagi mengenai tabib dan cara Baekhyun mengetahui ponsel pertama kali. Seolah-olah pria itu bukan hidup di zaman ini.
"Ah...aku pasti gila." Gumam Rye Hyun tanpa sadar. Sementara ia melupakan Mark yang otomatis mendengar perkataannya.
"Heh?"
Rye Hyun mencoba mengalihkan topik pembicaraan dengan memutar bola matanya mencari kalimat lain. "Hmm... jadi, kapan kau akan menjadikan aku milikmu?"
----
Jinyoung membantu Irene membawakan beberapa paper bag berisi pakaian dan tas-tas yang baru saja dibelinya. Dengan terpaksa Jinyoung menuruti permintaan Irene karena perintah Suho. Bagaimana bisa Jinyoung menolak Suho.
"Noona, ini sudah banyak. Kau mau tambah lagi?"
Dan Irene akan selalu menjawab dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal bagi Jinyoung. "Ini kemauan bayiku. Diam saja."
Bayi Irene pasti akan benar-benar mirip ibunya. Masih di kandungan saja menyusahkan seperti itu. Jinyoung hanya bisa berdoa semoga bayi kakaknya benar-benar mirip Suho. Kakak yang baik dan pengertian.
"Jinyoung-ah..." karena sebuah teriakan Jinyoung dan Irene sama-sama ikut menoleh. Mereka mendapati Baekhyun tengah berlarian menghampiri Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanfictionBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...