Terhempas

70 7 0
                                    

Cinta dan sakit hati hampir tidak memiliki jarak.

Aku bahkan tidak menyerah meski tahu akan sesakit apa nanti.

---Byun Baekhyun---










Seluruh tubuh Rye Hyun bergetar. Hatinya terluka begitu dalam. Dan pelakunya adalah pegawai tidak tahu dirinya itu, si Byun Baekhyun. Kenapa Rye Hyun tidak bisa berhenti mengingat kalimat kasar dari pria itu. Kenapa terus terngiang dan memperdalam lukanya. Jika saja luka hatinya ada di luar, ia yakin darah sudah mengalir sangat deras.

Tidak boleh begini. Seharusnya memang tidak boleh begini. Baekhyun yang salah bukan Rye Hyun. Gadis itu terus menangis tanpa suara di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Berulang kali mencoba berhenti dari isakan namun lolos begitu saja.

Beberapa hari ini ia lewati tanpa kabar dari pria itu. Meskipun ia mencoba tidak peduli tapi, ia tetap mencari-cari keberadaan Baekhyun. Sesekali ia mendatangi Flower House dengan harapan akan bertemu Baekhyun di sana. Tapi yang ia lihat hanya puing-puing tidak berharga dan beberapa kenangan yang sempat membekas.

Sulit sekali menepis perasaan aneh itu bagi Rye Hyun. Tidak ada jawaban yang dapat menjelaskan pertanyaan panjangnya mengenai Baekhyun. Pria aneh yang berhasil memporak-porandakan hatinya. Seharusnya mereka tidak perlu bertemu jika hanya untuk saling menyakiti.

Mark meraih telapak tangan Rye Hyun dan membawanya ke bibirnya hingga menempel. Rye Hyun yang tersadar dari lamunan pun segera menatap Mark.

"Aku mencintaimu." Ujar Mark memasuki sebuah restauran.

"Terima kasih."

"Kenapa mengucapkan terima kasih?"

Rye Hyun menyentuh punggung tangan Mark yang masih menggenggam telapak tangan kanannya. Sebenarnya begitu menatap mata Mark, Rye Hyun sudah akan menangis. Gadis itu sangat lemah sekarang ini. Semua yang ada di pikirannya selalu saja mengarah pada sosok Baekhyun.

Tanpa menduga Mark melepaskan tautan tangan mereka dan tersenyum hangat menatap Rye Hyun. Dari dalam hati yang paling dalam Mark selalu bersyukur bisa dipertemukan dengan gadis di hadapannya saat ini.

"Seharusnya aku yang berterima kasih, karena kau masih menjaga hati untukku. Sekarang aku akan melindungimu, Rye Hyun."

"Hei, kenapa menangis?" Mark kalap melihat air mata yang luruh dari kedua mata indah milik gadisnya.

Rye Hyun tidak bisa menjawab apa-apa lagi. Tidak bisa, sungguh hatinya penuh luka dan menganga sangat lebar. Tuhan... Di mana kau sembunyikan makhluk bernama Baekhyun itu? Kenapa pria itu menghilang setelah puas memarahinya? Apakah sebegitu tidak berartinya Rye Hyun di mata Baekhyun?













----












Dari gelapnya malam Baekhyun menatap satu cahaya terang yang berasal dari bintang kecil di atas sana. Pria itu memeluk lututnya dengan kepala masih menengadah. Telapak tangannya yang masih terdapat bekas noda darah masih terasa bergetar sesekali.

Ruang gerak Baekhyun sempit, kekuatan apapun miliknya takkan bisa ia gunakan. Ini hukuman yang setimpal jika Baekhyun masih ingin hidup sebagai dirinya.

Begitu memasuki ruang singgasana ayahnya, Baekhyun langsung terduduk dengan kepala enggan terangkat. Pria itu takut menatap mata ayahnya. Ia memang tidak berguna, jadi Baekhyun akan berhenti sekarang.

"Sa...sang.. kun-kuncup ma...ma-mati, Ayah."

Baginda bangkit dari singgasananya dan menghampiri Baekhyun.

My Flower King [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang