Aku akan mencoba berdamai dengan semua ini, asal kau berjanji akan tersenyum selalu.
---Byun Baekhyun---
Baekhyun menelusupkan wajahnya hingga dapat mencium lebih dalam aroma rambut gadis di dalam dekapannya kini. Meski tangan Baekhyun tidak membalas pelukan Rye Hyun, ia akan berusaha membuat momen perpisahan ini indah.
Beberapa menit kemudian Rye Hyun sadar bahwa Baekhyun hanya diam tanpa membalas pelukannya. Akhirnya gadis itu mundur beberapa langkah dan memperhatikan wajah Baekhyun yang tersenyum, namun dikedua pipinya masih terdapat bekas air mata.
Baekhyun menangis.
"Rye Hyun, aku akan jujur padamu hari ini---" Baekhyun mengulum bibirnya dan menatap dalam mata Rye Hyun.
"Aku adalah pangeran bunga dari kerajaan langit jauh di atas sana. Kenapa aku sangat sedih ketika kuncup yang aku jaga selama ini terbakar karena kuncup itu adalah adikku. Aku dihukum dan akan dipenjara selama sepuluh tahun."
"Dan aku datang ke sini untuk--"
"Hentikan!" Rye Hyun menutup telinganya tidak percaya dengan ucapan Baekhyun. Air mata semakin membanjiri wajahnya, seiring menatap wajah Baekhyun dan mendengar setiap kata dari ucapan pria itu. Semua itu menyakitkan, apa ini perpisahan yang sesungguhnya?
"Aku bilang aku mencintaimu Baekhyun. Bukankah kau juga mencintaiku, Baekhyun?"
Baekhyun mengangguk kuat, dia sangat mencintai Rye Hyun. Demi apapun, Baekhyun bahkan rela melawan duri besi meski tahu usahanya akan sia-sia. Itu semua demi dapat melihat Rye Hyun baik-baik saja.
"Mark di mana? Apa kalian akan menikah di gereja atau di hotel, gedung pernikahan pribadi atau---"
"Baekhyun kenapa kau lakukan ini padaku? Aku ingin bersamamu Baekhyun, aku akan menunggumu."
"Jangan lakukan hal bodoh, Rye Hyun. Sepuluh tahun bukan saja hukuman bagiku, tapi juga akan memberatkanmu. Aku mencintaimu, maka menikahlah dengan Mark. Dia akan menjaga dan melindungimu. Lupakan aku---"
"Tidak bisa, Baekhyun!" Rye Hyun mendekat kepada Baekhyun lalu menatap dalam mata pria itu. Tangannya terulur menyentuh bahu Baekhyun dan akan turun meraih telapak tangannya tapi Baekhyun menepis. Saat Rye Hyun menatap tangan mereka yang hampir akan bersentuhan, gadis itu melihat darah melumuri telapak tangan Baekhyun. Jadi, ini alasan kenapa pelukan tadi hanya sepihak?
"Baekhyun, tanganmu terluka. Aku akan mengobatinya." Rye Hyun panik mencari kotak P3K dengan pandangannya. Ia tidak tahu di mana benda itu karena ini bukanlah kamarnya.
"Lihat saja aku. Aku ingin melihat wajahmu sebelum waktunya berakhir. Jam berapa pernikahannya?"
Rye Hyun menghentikan tangannya yang sudah membuka beberapa laci meja mencari P3K dan kembali menghampiri Baekhyun yang berdiri dengan tenang. Bahkan pria itu tersenyum, bagaimana bisa ia tersenyum di saat Rye Hyun begitu khawatir?
"Maafkan aku membuatmu menangis, Rye Hyun-ah."
"Berhenti membuat aku terlihat begitu jahat, Baekhyun. Apa kau puas sudah membuat hatiku rapuh? Apa kau bahagia melihat aku bersama dengan orang yang tidak aku cintai? Aku harus apa, Baekhyun? Berpura-pura bahagia hidup bersama Mark, tersenyum di depannya seolah semua baik-baik saja? Aku tidak mau... hiks... aku tidak mau, Baekhyun." Rye Hyun terduduk sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sementara Baekhyun merasa sesak saat Rye Hyun harus memarahi dirinya. Apa ini kemauan Baekhyun? Andai saja ia tidak harus menerima hukuman itu, ia akan membawa Rye Hyun bersamanya.
"Kumohon jangan menangis. Bukan ini caranya perpisahan yang baik."
"Lalu bagaimana? Katakan bagaimana perpisahan yang baik itu, huh?" gadis itu sudah berdiri kembali menunjuk wajah pria yang tanpa latar belakang yang jelas itu dengan telunjuknya supaya pria itu sadar bahwa gadis itu tengah marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanficBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...