Epilog

133 8 0
                                    

Ciee... Udah sampe sini bacanya... Selamat membaca... 🤗😍😘

----










Siang itu kota Seoul terasa sangat dingin saat rintik-rintik hujan mulai membasahi jalanan. Tepat saat itulah sebuah kejadian tidak terduga terjadi. Saat seorang gadis yang masih memakai seragam tengah duduk sendirian di halte bus. Dengan menutupi kepalanya ia berharap dapat menghalau air hujan. Ia baru saja turun dari bus dan akan menyebrang menuju rumahnya.

Kejadian yang dimaksud adalah ketika ia melihat sebuah payung terulur di depannya. Matanya mengerjap melirik sebelahnya, seorang pria aneh yang sering mengikutinya ke mana pun.

"Byun Baekhyun?"

"Iya, ini aku. Sudah ingat denganku? Kode kita adalah bunga, bodoh dan takdir."

Pria gila itu bernama Byun Baekhyun. Salah satu pria idaman di Korean High School. Memiliki wajah cantik dan tampan dalam waktu bersamaan. Suaranya merdu dan sanggup membius siapapun. Tapi, tidak untuk gadis yang sekarang menyambar payung pemberian Baekhyun lalu pergi meninggalkan pria itu sendiri.

"Hehe... Hari ini hanya payungnya yang diterima. Kita tidak tahu jika besok, bisa jadi dia membawa serta hatiku." ucap Baekhyun percaya diri.

Sudah lama ia mengikuti Rye Hyun karena alasan konyol. Ia sering bermimpi susuatu hal aneh tentang masa lalu. Baekhyun juga bahkan sering menceritakan itu pada gadis itu tapi ia hanya mendapat cibiran.

"Aku adalah seorang pangeran bunga dan terjebak cinta dengan seorang gadis biasa. Gadis itu adalah kau, memiliki wajah persis sepertimu dan namamu. Aku terus memimpikannya. Bukan sekedar sekali dua kali tapi sering, hampir setiap hari. Apa ini bukan pertanda kalau aku---"

"Gila? Iya kau memang gila Byun Baekhyun, dan tolong hentikan omong kosongmu itu."

Tapi Baekhyun tidak pernah menyerah, sebelum benar-benar meyakinkan gadis itu soal mimpinya. Awalnya Baekhyun juga tidak percaya, manusia kolot mana yang mau mempercayai sebuah mimpi? Tapi, mimpi itu terjadi begitu nyata dan berulang-ulang. Seolah memberitahu Baekhyun untuk mempercayainya.

Keesokan harinya saat Rye Hyun melewati koridor akan menuju kelasnya, Baekhyun melewatinya. Terlihat buru-buru sampai tidak menyadari keberadaan gadis itu. Biasanya Baekhyun akan jadi sangat berisik jika sudah melihat Rye Hyun.

"Kau sedang apa?" sentak Rye Hyun.

Hampir saja Baekhyun menjatuhkan semua buku yang sedang ia tumpuk. Sekarang Rye Hyun tahu kenapa Baekhyun terlihat acuh, rupanya pria itu sedang sibuk membereskan buku. Tapi untuk apa? Menjadi relawan kebersihan? Sepagi ini?

"Kau datang sepagi ini? Apa matahari terbit lebih dulu dari kamarmu?"

"Yakh! Kau pikir karena aku sering terlambat selamanya aku tidak bisa datang pagi begitu? Aish..." sangat salah kalau Rye Hyun berlama-lama terjebak di tempat yang sama dengan Baekhyun. Ia segera menghentakkan kakinya dan melangkah pergi dari perpustakaan.

Begitu sadar Rye Hyun berlalu, Baekhyun segera mengusaikan pekerjaannya dan berlari mengejar gadis itu. Untungnya Rye Hyun belum begitu jauh, tepat di depan laboratorium bahasa Baekhyun meraih lengan Rye Hyun.

"Kau marah?"

"Sejujurnya tanpa kau tanya aku sudah marah. Kau diam saja, aku marah dan apapun yang kau lakukan bisa membuat aku marah, jadi sebelum aku marah lagi bisa kau lepaskan tanganku, Byun Baekhyun?"

Baekhyun menggeleng dan membuat alis Rye Hyun terangkat.

"Pertama, lihat dulu buku ini."

"Apa?"

My Flower King [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang