Selamat jalan ayah, selamanya kau adalah pahlawan bagiku.---Byun Baekhyun---
Semalaman Baekhyun tidak tidur sama sekali. Bukan karena tidak biasa tidur di kamar lain, itu karena Chanyeol masih belum selesai bicara dengan ayahnya. Baekhyun penasaran apa saja yang mereka perbincangkan hingga sampai hari berganti ayahnya belum juga menampakkan diri. Baekhyun telah memeriksa di kamar Zico namun tetap saja tidak ada di sana.
"Orabeoni, kau melihat ayah?"
Baekhyun menoleh begitu suara Sis Kae memenuhi gendang telinganya. Sis Kae mendekati Baekhyun yang tengah berdiri di depan pintu ruang singgasana.
"Belum. Sejak semalam ayah belum kembali ke kamarnya. Sekarang aku ingin menanyakan ayah pada Chanyeol."
"Siapa itu Orabeoni?"
Benar. Sis Kae belum bertemu Chanyeol sejak pertama datang ke istana. Baekhyun mengusap surai hitam adiknya sembari tersenyum hangat. "Dia sepupu kita, Sis Kae. Chanyeol adalah anak dari adik ayah, sekarang dia yang menjadi raja dan menggantikan aku karena sudah menganggapmu telah tiada jadi ayah menaikkan Chanyeol ke takhta."
"Oh begitu. Aku ingin bertemu dengannya kalau begitu."
Baekhyun mengangguk setuju dengan ide Sis Kae. Baru saja Baekhyun berniat membuka pintu di hadapannya namun begitu melihat Chanyeol tengah berjalan entah ke mana membuat Baekhyun hendak menghentikan Chanyeol.
Sis Kae ikut di belakang Baekhyun yang akan mengejar Chanyeol. Namun langkah sang Raja begitu cepat hingga Baekhyun harus setengah berlari untuk mengejarnya.
Langkah Chanyeol berhenti di sebuah bangunan yang jarang sekali Baekhyun datangi. Bangunan itu tidak begitu luas, bahkan dibandingkan dengan kamar Baekhyun saja jauh lebih besar kamar Baekhyun. Setahu Baekhyun, itu adalah tempat untuk penyimpanan obat-obatan milik tabib istana. Tapi, kenapa Chanyeol harus mendatangi tempat tersebut?
"Orabeoni... Ada apa?"
Baekhyun mengangkat bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan Sis Kae. Mereka kini masih berdiri beberapa meter di belakang Chanyeol. Karena melihat seseorang keluar dari tempat itu, Baekhyun menarik lengan Sis Kae dan membawanya bersembunyi di balik bangunan lain. Karena letak bangunan kecil itu diapit beberapa bangunan inti kerajaan membuat tempatnya agak tertutup.
Alasan Baekhyun memilih sembunyi adalah karena ia melihat menteri pertahananlah yang keluar dari bangunan kecil tersebut. Baekhyun ingat bahwa Chanyeol memiliki hubungan baik dengan pria itu karena menteri pertahanan merupakan sahabat baik ayahnya. Tapi, apa sebenarnya urusan mereka hingga harus bertemu di tempat tertutup itu? Kenapa tidak bertemu di dalam ruang singgasana saja?
"Baginda, dia sudah tidak bernafas. Kau berhasil membunuhnya sekarang. Tapi apa sebenarnya yang membuat kau harus menghabisinya malam itu juga?"
Membunuh? Baekhyun menegang di tempat mendengar kata membunuh dari mulut pria paruh baya di hadapan Chanyeol itu. Samar-samar Baekhyun dapat melihat senyum miring Chanyeol begitu menyimpan banyak arti baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanfictionBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...