Mulai sekarang aku pastikan kau adalah prioritas utamaku.
---Byun Baekhyun---
Kening Rye Hyun sudah mengkerut sejak pertama kali melirik ponselnya. Banyak sekali panggilan tidak terjawab dan pesan dari Mark. Ia menyadari Mark mencoba menghubunginya sejak tiga jam yang lalu, itu berarti tepat saat ia merangkai bunga. Tapi, untuk apa Mark sampai menghubunginya sebanyak ini?
Setelah membaca beberapa pesan Mark, ia tahu apa masalahnya. Dengan segera Rye Hyun menghubungi calon suaminya itu.
"Markeu... kau di mana sekarang?" tanya Rye Hyun begitu sambungan teleponnya terhubung. Ia sungguh mencemaskan Mark yang akan menunggunya di kafe.
"Aku sudah pulang. Sekarang ada di kantor Suho hyung. Kau kenapa membatalkan janji Rye Hyun-ah?"
"Janji?" seingat Rye Hyun ia tidak memiliki janji bertemu Mark pagi ini. Itu sebabnya ia tidak datang.
"Iya. Kau kemarin membalas pesan padaku agar tidak usah memberi coklat dan sebagai gantinya kau meminta kita bertemu di kafe biasa. Tapi, sudah tiga jam aku menunggu kau malah tidak datang."
"Aku tidak merasa mengirim---" Tiba-tiba ingatan Rye Hyun mengerucut pada salah satu nama yang wajib dicurigai. Pantas saja kemarin ia merasa aneh melihat ponselnya tiba-tiba ada di meja kasir. Seingatnya ia meninggalkan benda itu di meja makan saat makan bersama Suho.
"Rye Hyun-ah?" panggil Mark saat menyadari Rye Hyun tidak mengucapkan apapun.
"Maafkan aku. Pasti ada salah paham. Maafkan aku Markeu---"
"Hei...tidak perlu sedih begitu. Aku memaafkanmu. Manusia kan sering lupa. Jadi, sebagai gantinya aku akan menjemputmu makan malam hari ini."
"Call."
Akhirnya Rye Hyun bisa bernafas lega saat Mark tidak marah padanya. Kemudian mulai mencari Baekhyun. Terlihatlah pria itu tengah mengumbar senyum pada kuncup bunga kesayangannya. Apalagi kebiasaan orang gila itu. Ingatkan Rye Hyun agar mengatur emosinya.
"Yakh! Byun Baekhyun apa yang kau lakukan pada Mark?"
"Apa?" tanya Baekhyun polos.
"Kau kan yang mengirim pesan padanya agar bertemu di kafe? jawab!"
Awalnya Baekhyun masih diam. Ia sedang berusaha mencerna omelan Rye Hyun baik-baik. Dan tiga detik berikutnya cengiran lebar terbit di bibir Baekhyun.
Deg!
Sial... kenapa pertahanan Rye Hyun goyah hanya karena melihat Baekhyun tersenyum? Secepat kilat Rye Hyun kembali mengatur emosinya."Jadi si Mark itu beneran datang dan menunggumu? Berapa lama?"
"Tiga jam. Tiga jam, Byun Baekhyun. Kau benar-benar ya---"
"Daebak!" seru Baekhyun. Sungguh di luar dugaannya, ia pikir Mark akan langsung pergi setelah satu jam menunggu, tapi pria itu gigih juga.
"Kenapa? Kau kagum padanya, kan?dia itu orang baik, Baekhyun. Tolong jangan lagi-lagi mengerjainya. Memang apa untungnya buatmu?" geram Rye Hyun. Sementara itu Baekhyun sedang memikirkan kalimat Rye Hyun. Benar! apa untungnya buat seorang pangeran seperti Byun Baekhyun? Harusnya ia sadar bahwa Rye Hyun lebih memilih Mark daripada dirinya.
Tapi, untuk memastikan lagi-lagi Baekhyun mencoba menanyakan jawaban pada Rye Hyun.
"Rye Hyun-ah... Apa kau pernah merasa jantungmu aneh tiap bersamaku?"
"Gila!" Alih-alih menjawab, Rye Hyun malah terus menghindar.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanfictionBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...