Kalau setiap perasaanku mengarah padamu.
Lalu apa artinya??
--Byun Baekhyun--
"Nggak bisa! Aku nggak butuh pegawai tahu. Dan juga, aku nggak punya biaya buat gaji kamu."
Baekhyun tersenyum meremehkan. "Aku nggak butuh uang. Nggak usah digaji." Lagipula dia tidak butuh uang. Semua kebutuhannya dengan mudah dapat terpenuhi.
Rye Hyun makin bingung dan tidak mengerti dengan jalan pikiran orang di depannya itu.
"Bagaimana? aku hanya ingin kau gaji dengan tanaman itu. Nanti jika tanaman itu sudah bisa aku cabut. Aku akan berhenti."
Awalnya Rye Hyun merasa ragu. Tapi, kemudian mengangguk juga. "Oke."
Baekhyun mengulurkan tangannya dan disambut oleh Rye Hyun.
"Oh iya satu lagi." pekik Baekhyun.
"Apa itu?"
"Aku tidak punya tempat tinggal. Izinkan aku tinggal di sini."
"Tap--"
"Anggap saja sebagai bayaranku." potong Baekhyun cepat.
Rye Hyun tidak lagi bisa menolak. Apa-apa disangkut pautkan dengan bayaran. Baiklah, tidak apa-apa, kapan lagi bisa punya pegawai tanpa mau digaji. Anggap saja ini hadiah Tuhan.
----
Saat malam minggu tiba Rye Hyun harus memerintah Baekhyun agar menjaga tokonya. Ia sendiri yang akan mengirim beberapa pesanan menggunakan sepedanya.
"Aku ingin ikut denganmu." ujar Baekhyun.
"Kenapa?"
"Kau tega meninggalkan aku sendirian di sini? Aku juga ingin berjalan-jalan."
"Oh... ya Ampun! Aku bukan berjalan-jalan. Aku mengantar pesanan." sarkas Rye Hyun.
"Terserah. Aku akan ikut."
Belum lama mengenal Baekhyun, Sudah ada beberapa kriteria yang masuk ke dalam penilaian Rye Hyun. Selain suka bertindak seenaknya, Baekhyun juga sangat keras kepala.
"Baiklah. Tutup tokonya dulu."
Baekhyun mengangguk antusias dan memasuki toko bunga hendak menguncinya.
----
Rye Hyun mendorong sepedanya berjalan bersama Baekhyun yang sibuk memperhatikan sekitar mereka. Setelah semua pesanan diantar, mereka akan langsung pulang ke Flower House.
Baekhyun berjalan beberapa langkah di depan Rye Hyun. Gadis itu memperhatikan punggung Baekhyun dengan seksama. Ia seperti melihat bayangan lain dari diri Baekhyun. Terasa ada sedikit keanehan.
"Kau memperhatikan aku?"
Mata Rye Hyun membulat kala Baekhyun berbalik dan menangkap basah Rye Hyun yang tengah memperhatikannya.
"Siapa?" elak Rye Hyun.
Sudah setengah jalan pulang rasanya Baekhyun tidak mendengar sedikit pun keluhan dari Rye Hyun. Bukankah seharusnya gadis itu merasa lelah karena jarak yang lumayan jauh?
"Kau tidak bisa menaiki sepeda? Sedari tadi hanya mendorongnya saja."
Senyum sinis Rye Hyun muncul ke permukaan. Menunjukkan betapa kocaknya seorang Byun Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanfictionBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...