Apa kabar cinta?
Masih bersama si sakit hati kah?---Byun Baekhyun---
"Orabeoni, gwenchana?" gadis itu semakin khawatir karena Baekhyun belum juga buka suara sejak mereka bertemu. Melihat keadaannya yang begitu memprihatinkan membuat gadis itu meneteskan air mata. Ia tidak tega melihat Baekhyun begitu rapuh. Ini bukan kakaknya yang selalu ceria, yang cerewet dan kekanakkan.
Taeyong masih berdiri memberikan kesempatan bagi Byun dan kakaknya untuk saling mengenal. Ia tadinya akan membuka suara dan meyakinkan Baekhyun bahwa gadis di hadapannya itu adalah jelmaan bunga. Tapi, dia merasa bukan waktu yang tepat mengingat Baekhyun masih menunduk dan hanyut dalam isakannya itu.
Gadis itu sudah membasahi kedua pipinya dengan air mata. Kemudian tangannya terulur menyentuh telapak tangan Baekhyun dan memandanginya. Dadanya makin sesak dan air mata kembali mengalir deras. Luka di tangan Baekhyun begitu parah, darah-darah segar terus keluar dari sana.
"Orabeoni, apa ini sakit?"
Baekhyun mengangguk dan masih tidak ingin menatap gadis di hadapannya. Tidak peduli meski gadis itu mengaku sebagai sang kuncup, Baekhyun merasa otaknya sudah tidak bekerja dengan baik hingga mendengar hal-hal aneh. Yang Baekhyun ketahui sang kuncup sudah ada di sisi Tuhan.
Setidaknya Byun kini tersenyum tenang ketika kekuatannya berhasil memulihkan telapak tangan Baekhyun. Kini semua darah hilang dan kulit Baekhyun merapat kembali.
"Jangan menangis orabeoni, kau sudah baik-baik saja sekarang."
Baekhyun menegakkan kepalanya dan memandangi wajah cantik gadis di hadapannya yang mengaku sebagai adiknya itu.
"Siapa kau?"
"Aku sang kuncup, adikmu. Aku selamat dari kebakaran itu. Ini berkat---" gadis itu menghentikan kalimatnya begitu Taeyong ikut berjongkok di hadapan Baekhyun yang masih kebingungan. Ini saatnya bagi polisi itu untuk menjadi saksi.
"Aku menemukan bunga yang bahkan tidak tersentuh api sedikitpun saat melakukan pemadaman di sana, maka dari itu aku membawanya pulang. Awalnya aku juga tidak percaya kalau Byun adalah sebuah bunga, kau bisa percaya itu. Lihat, tanganmu sudah baik-baik saja."
Baekhyun memperhatikan telapak tangannya yang tidak lagi terasa sakit. Benar saja, semua lukanya hilang. Baekhyun sampai membelalakkan matanya mencoba mengkonfirmasi penglihatannya.
"Adikku?"
"Iya." jawab Byun tersenyum bahagia.
"Kau adikku, Byun Sis Kae." ujar Baekhyun sembari meneteskan air matanya. Lagi.
Baekhyun amat bahagia bertemu dengan adiknya dan semua masalah hukuman dari istana pasti akan hilang. Namun, pria itu memikirkan hal lain. Ia merutuki dirinya sendiri, untuk kebodohannya mengucapkan perpisahan dengan Rye Hyun. Jika saja ia bisa bertemu lebih dulu dengan kuncup, adiknya. Tidak, seharusnya Baekhyun tidak begitu saja percaya bahwa adiknya terbakar. Ia melupakan kenyataan bahwa sang kuncup pasti memiliki kekuatan penuh menjaga dirinya di saat sudah merekah sempurna.
Tapi, kenyataan itu datang terlambat. Baekhyun hanya bisa menangis bahagia dan bersedih. Ia senang sang kuncup kembali dan sedih karena cintanya kandas. Baekhyun ingin berlari mendatangi Rye Hyun dan membawanya ke istana sesuai impiannya. Tapi, tentu saja gadis itu pasti sudah selesai dengan sumpah sucinya.
"Orabeoni, kenapa menangis? Lukamu sudah tidak apa-apa." tanya Sis Kae. Sementara itu Taeyong di sebelahnya mengangguk setuju dengan yang dikatakan Sis Kae.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower King [Completed]
FanfictionBaekhyun adalah seorang pangeran dan sekaligus calon raja berikutnya. Dalam sebuah tradisi, setiap putri yang lahir dari kuncup bunga ajaib akan lahir dan menjadi ratu bunga. Suatu hari Baekhyun diminta Byun Zico--Ayahnya--untuk memimpin upacara kel...