*kring kring kring*
Bel pulang sekolah pun berbunyi. "Yes! akhirnya bel juga." ujar Alna yang sudah bosan dengan pelajaran Matematika.
"Lu pulang sama siapa Jane?" Tanya Alna.
"Sendiri. Biasalah jomblo, gak kayak lu ada Arlen yang setia menemani." Kata Jane kemudian terkekeh.
"Apaan, sih."
Tiba-tiba Via, si ketua kelas menghampiri Alna. "Eh, Al, ada yang manggil lu di depan." Kata Via.
"Siapa?"
"Liat aja, hahaha. Biar surprise."
Kemudian Alna pun menuju ke depan kelas, dan ternyata Rafa yang mengajak Alna bertemu.
"Hai Al!" Sapa Rafa.
"Eh, hai."
"Ehmm.. lu pulang sama siapa?" Tanya Rafa.
"Belum tau, kayaknya sama Arlen." jawab Alna.
"Udahlah sama gue aja, sekalian kita ngobrol-ngobrol." Kata Rafa lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Ehm.. gimana ya? Gue belum bilang Arlen."
"Yaelah. Segitu deketnya ya lu sama Arlen?"
Setelah itu Arlen datang menghampiri mereka, Arlen kesal karena Rafa mendekati Alna.
"Ngapain lu disini?" Tanya Arlen kesal sambil menatap tajam Rafa.
"Mau ngajak Alna pulang." Jawab Rafa sambil terkekeh menatap Arlen tidak kalah tajam.
"Alna pulang sama gue, lu mending pergi sana!!" Usir Arlen.
"Siapa lu berani ngusir-ngusir gue? Alna juga gak nolak gue ajak pulang, tuh."
Arlen beralih menatap Alna. "Al, lu pulang sama gue kan?"
"Ehmm.. i..iya." jawab Alna dengan gugup.
"Tuh, dia udah bilang iya." ujar Arlen lalu tersenyum miring.
"Oke. Kali ini lu boleh bonceng Alna pulang, tapi lain kali gue yang bakal bonceng dia." Kata Rafa sambil menunjuk Arlen, dan menahan amarahnya.
"Oke, kalo lu nantangin."
Kemudian Rafa pun pergi meninggalkan Arlen dan Alna.
***
Saat di perjalanan pulang, Alna dan Arlen saling diam. Alna fokus dalam pikirannya dan Arlen fokus dalam menyetir.
"Bengongin apa sih?" Tanya Arlen dengan tatapan masih fokus ke depan.
"Al?"
"Al!!"
"Eh i..i..iya, kenapa?"
"Bengongin apa sih?" Ulang Arlen.
"Gak ada apa-apa kok." Jawab Alna.
"Bohong. Saat cewek bilang gak ada apa-apa itu artinya ada apa-apa."
"Ada apa? Lu ada masalah? Kalo ada masalah cerita sama gue, siapa tau gue bisa bantu."
"Bukan. Gue gak ada masalah."
"Terus?"
"Gue masih mikirin aja soal tadi, lu sama Rafa." Kata Alna akhirnya jujur.
"Kirain ada masalah."
"Setau gue, Rafa udah punya pacar deh." Kata Alna.
"Lu gak tau apa? kalo dia cowok brengsek, ganti-ganti cewek dia mah," ujar Arlen.
"Udahlah, Al. Gak usah sama dia. Mending sama gue aja," kata Arlen sambil nyengir.
"Gantengan juga gue, pinteran juga jelas gue. Gue juga perhatian, apa lagi yang kurang coba." Lanjut Arlen dengan pedenya.
"Ishhh! kepedean banget." Kata Alna lalu menjitak jidat Arlen.
"Ish, jahat banget gue dijitak,"
"Ini bukan kepedean, emang kenyataannya begitu." Lanjut Arlen masih mengelus-ngelus jidatnya.
"Eh, udah sampai ya, gak nyadar." Kata Arlen yang keasikkan ngobrol dengan Alna.
"Yaudah. Bye Len. Hati-hati ya!"
"Bye Alna. Pokoknya nanti lu harus on, karena gue mau chat sama lu." Kata Arlen kemudian mengacak rambut Alna pelan.
"Iya-iya. Udah sana pulang!"
"Jahat banget gue diusir."
"Bye Alnaaa!" teriak Arlen.
----
Maaf ya kemarin aku ga up, tapi tenang hari ini aku usahain bakal up 2 kali, ditunggu ya part selanjutnya. Vote dan comment yaaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Analen [Belum Revisi] ✓
Ficțiune adolescențiCover by @blackheartapollo Bercerita tentang keseharian Alna Clarestha juga Arlen Mahesa. Dua remaja SMA yang bersahabat dan terlibat perasaan. Mereka lebih memilih tidak pacaran hanya untuk mempertahankan persahabatan mereka. Tapi, apakah nantinya...